Sunday, January 31, 2021

Peran Korporasi Besar Berdayakan UKM Lewat Financial Supply Chain

Foto: Shutterstock

Pada era modern seperti sekarang ini, setiap pelaku usaha saling terhubung satu sama lain melalui rantai pasok (supply chain). Dalam rantai pasok biasanya terdapat Anchor (supplier), distributor dan mitra usaha, yang saling bergantung untuk menumbuhkan bisnis bersama.

Dalam koneksi supply chain tersebut, korporasi besar dapat berperan untuk memberdayakan usaha kecil menengah (UKM) agar bisa berekspansi dan berkembang bersama. Terlebih jika menggunakan layanan financial supply chain (FSC) yang ditawarkan oleh perbankan.

Melansir KPMG, FSC adalah transaksi perbankan yang terjadi antara mitra dagang yang memfasilitasi pembelian, produksi, dan penjualan barang atau jasa. UKM cenderung mengalokasikan sumber daya cukup besar untuk mengelola rantai pasokan fisik mereka, sehingga kerap mengorbankan keuangan rantai pasokan mereka.

Layanan FSC yang ditawarkan perbankan dan digunakan korporasi besar memberikan pinjaman dengan fleksibilitas. Salah satu perbankan yang menawarkan layanan ini adalah Bank Danamon.

Bank yang menjadi bagian dari MUFG, group keuangan asal Jepang ini menawarkan financial supply chain yang dapat memfasilitasi pinjaman kepada rantai pasok mereka untuk dapat tumbuh bersama.

Bantuan fasilitas ini dapat bermanfaat serta memudahkan rantai pasok yang umumnya di segmen UKM agar dapat melakukan ekspansi usaha. Dengan demikian, distributor mendapatkan fasilitas pinjaman lebih mudah dengan ketentuan yang relatif lebih ringan dibanding mengajukan pinjaman sendiri.

Selain pinjaman, korporasi besar juga bisa menawarkan tabungan payroll, benefit/asuransi, atau layanan keuangan lainnya untuk operasional atau karyawan supplier, vendor, dan distributor dengan rate yang lebih menarik.

Dalam kondisi masa ini, layanan digital menjadi nilai tambah yang sangat penting dalam memberi kemudahan operasional bagi nasabah dan jaringan rantai pasoknya. Layanan FSC Danamon dilengkapi dengan layanan digital untuk mendukung kebutuhan pelaku usaha dalam melakukan transaksi dan pengelolaan keuangan, sehingga mempercepat dan mempermudah proses bisnis yang dijalankan guna mencapai pertumbuhan.

"Melalui layanan FSC Danamon, pelaku usaha mendapat manfaat dalam hal pembiayaan distributor, dapat mengurangi proses administrasi sehingga collection pembayaran menjadi lebih efficient," Andrew Suhandinata, Transaction Banking Head Danamon Indonesia dalam keterangan tertulis, Senin (1/2/2021).

"Seiring dengan situasi saat ini, proses digitalisasi juga menjadi sangat penting dimana sekarang layanan FSC Danamon sudah menggunakan digital platform. Dengan layanan FSC Danamon, Distributor juga dapat memanfaatkan metode pembayaran kembali yang lebih flexible," imbuhnya.


sumber : https://finance.detik.com/moneter/d-5356387/peran-korporasi-besar-berdayakan-ukm-lewat-financial-supply-chain



Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

ICCWA Business Forum Meningkatkan Ekspor Produk UMKM ke Australia

Foto ilustrasi: dok.detikcom

Melalui kolaborasi antara pemerintah, Kadin, asosiasi pelaku usaha serta Indonesian Chamber of Commerce Western Australia (ICCWA) yang telah memiliki jejaring bisnis di Australia, diharapkan dapat membuka peluang dalam meningkatkan ekspor produk UMKM Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengungkapkan, "Australia merupakan mitra strategis Indonesia dalam perdagangan."

Simak saja, total perdagangan Indonesia-Australia pada 2019 sebesar USD7,8 miliar. Ekspor-impor antara Australia dan Indonesia pada 2019 menunjukkan Australia fokus di produk ternak senilai USD479 juta, sereal USD214 juta, buah-buahan USD79 juta, dan sayuran USD17 juta.

Sementara ekspor Indonesia ke Australia meliputi produk kayu senilai USD179 juta, bubuk kertas dan kertas USD89 juta, sepatu USD73 juta, serta pakaian USD66 juta.

Melihat angka tersebut, Teten menjelaskan, dalam meningkatkan kemitraan dan keunggulan kompetitif kedua negara, Indonesia dan Australia telah berhasil menyelesaikan proses ratifikasi Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) dan telah berlaku secara resmi pada 5 Juli 2020.

"IA-CEPA berperan sangat penting bagi peningkatan hubungan ekonomi kedua negara. Tidak hanya peningkatan hubungan perdagangan dan investasi, tetapi juga mencakup hubungan ekonomi yang lebih luas," jelas Teten.

Oleh karena itu, lanjut Teten, dengan telah diberlakukannya IA-CEPA seluruh produk ekspor Indonesia ke Australia atau sebanyak 6.474 pos tarif, dihapuskan bea masuknya menjadi nol persen.

"Sehingga, tarif preferensi IA-CEPA ini, harus dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelaku usaha Indonesia agar ekspor Indonesia meningkat," ucap Teten.

Lebih lanjut, menurut Teten, dalam rangka memanfaatkan implementasi IA-CEPA serta memperluas akses pemasaran dan meningkatkan ekspor produk KUKM khususnya ke pasar Australia, pihaknya berkolaborasi dengan ITPC Sydney untuk menampilkan produk unggulan KUKM potensial ekspor di UKM Corner yang dimiliki ITPC Sydney.

Selain itu juga dapat mendukung upaya pemerintah dalam mempromosikan produk UMKM Indonesia di Australia. Maka dalam hal ini pelaku usaha Indonesia harus dapat memaksimalkan pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif IA-CEPA

"Terdapat 20 KUKM yang difasilitasi yang terdiri dari sektor fashion, homedecor, dan craft," tukas Teten.

Seperti diketahui, IA-CEPA berpotensi perdagangan jasa terbuka lebar. Berbeda dengan ekspor barang, untuk eskpor jasa Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan Australia sebesar USD 1,8 miliar yang disumbang dari sektor pariwisata. Melalui IA-CEPA ini, diproyeksikan surplus perdagangan jasa lainnya transportasi udara dan laut, komunikasi, perdagangan, jasa keuangan, dan asuransi dapat meningkat.

Selain itu, Australia mempunyai daya beli yang tinggi untuk produk-produk Indonesia. Australia memiliki produk domestik bruto (GDP) per kapita tinggi sebesar USD 57 ribu atau lima belas kali GDP per kapita Indonesia sebesar USD 3,8 ribu.

Sekedar catatan, setelah IA-CEPA ditandatangani pada 4 Maret 2019 lalu, kedua negara sepakat merumuskan desain program-program kerja sama ekonomi berdasarkan masukan berbagai pemangku kepentingan kedua negara.

Saat ini, Indonesia dan Australia dalam proses penyusunan desain kerja sama ekonomi untuk tahun pertama. Kedua negara telah menyepakati tiga sektor ekonomi yang akan diprioritaskan yaitu agrifood (grain partnership), advanced manufacturing (kerja sama mobil listrik), dan jasa (pendidikan dan kesehatan).

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Australia H E Kristiarto S Legowo, Konsul Jenderal Indonesia di Perth Dewi Gustina Tobing, dan Menteri Pertambangan dan Perminyakan; Energi; dan Hubungan Industri, Australia Barat Hon Bill Johnston MLA, Teten meyakini forum ini dapat meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi antar kedua negara.

Sebelumnya, pemerintah juga melaksanakan negosiasi dagang lainya. Sekalipun saat ini sedang menghadapi Covid-19, negosiasi perdagangan tetap berjalan. Kami tetap melaksanakan negosiasi perjanjian perdagangan sesuai dengan target yang telah ditetapkan, khususnya dengan kawasan yang memiliki pasar potensial.

Adapun produk unggulan Indonesia yang menjadi target untuk ditingkatkan ekspornya diantaranya karpet atau permadani, furnitur dari kayu, dan otomotif serta spare part-nya.

Produk-produk lain yang potensial untuk dikembangkan ekspornya yaitu ethylene glycol, lembaran polymer ethylene, pipa penyaluran untuk migas, herbisida dan pestisida, peralatan elektronik, mesin-mesin, karet, kopi dan kopi olahan, kokoa/cokelat, makanan dan minuman, serta kertas dan produk kertas.


sumber : https://www.neraca.co.id/article/142028/iccwa-business-forum-meningkatkan-ekspor-produk-umkm-ke-australia


Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

Pertamina Beri Peluang Go Global, Produk Kerajinan Kayu Duta Craftindo Perluas Jaringan Internasional

Foto: Dok. Pertamina

Pembinaan intensif kepada mitra binaan terus diterapkan oleh Pertamina melalui Program Kemitraan untuk mendorong UMKM naik kelas. Berbagai program telah disusun dan diaplikasikan secara tepat. Salah satunya yakni gelaran Pertamina UMKM Academy 2020 : Fast Track di mana menghasilkan banyak output berupa UMKM naik kelas.

Salah satunya adalah Abdul Ghofur. Pemilik UMKM Duta Craftindo ini merupakan peserta program percepatan UMKM naik kelas tersebut. Selama hampir 2 bulan, Ghofur bersama ratusan peserta lain mendapat pembekalan intensif. “Saya dimasukkan ke kelas Go Global. Banyak Ilmu baru yang saya dapat terutama untuk memperkuat jaringan internasional usaha saya,” tuturnya.


Hal ini penting baginya, sebab saat ini usaha kecil yang memproduksi kerajinan akar kayu jati menjadi aneka bentuk ini telah menjelajah ke beberapa negara. Ya, selain diminati pasar lokal, kerajinan patung instalasi kayu dan aksesoris taman ini telah dipasarkan hingga wilayah negara di Eropa, Amerika, dan beberapa negara bagian di Australia.


Semua yang didapatkan tidaklah instan. Berbekal bakat menggambar dan seni bentuk membentuk benda dari kecil, Ghofur pun mulai serius menggeluti kegemarannya tersebut. Akhirnya saat dewasa, ia memiliki kesempatan bekerja di perusahaan asing dibidang furnitur. “Banyak bertemu ekspatriat dan diceritakan tentang kultur dan budaya furnitur yang digemari warga mancanegara,” imbuhnya.


Sejak bergabung menjadi binaan Pertamina pada tahun 2013 lalu, Ghofur langsung mendapat kesempatan dari Pertamina untuk menjadi peserta pameran International Furniture & Craft Air Indonesia (IFFINA) 2013. Dari ajang inilah relasi pemasaran semakin luas dalam menjangkau pasar mancanegara. “Dari situ saya mendapat banyak buyer baru dari Amerika dan Eropa,” katanya.

Usaha yang berbasis di Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang ini kini mempekerjakan sebanyak 17 orang untuk membantu usahanya. Mereka adalah para tetangga yang diberi bekal pelatihan hingga mampu menghasilkan karya seni yang berkualitas. Sebelum menjadi binaan Pertamina, omzet yang didapat Ghofur yakni sebesar Rp 60 juta. Kini, ia mampu mengantongi pendapatan hingga Rp 100 juta per bulannya.

Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto menambahkan, Pertamina akan mendukung semua mitra binaannya agar mampu seperti Ghofur. Menjangkau pasar internasional dan meningkatkan omzet. “Kami optimistis para binaan akan mampu diajak berkembang dan naik kelas. Sehingga tutur dapat membantu orang di sekitarnya dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tutupnya.


sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20210201/9/1350508/pertamina-beri-peluang-go-global-produk-kerajinan-kayu-duta-craftindo-perluas-jaringan-internasional


Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

Semifinal UMKM Festival Tuntas, 12 Usaha Dinyatakan Lolos ke Tahapan Grand Final

Foto bersama di Semifinal UMKM Festival 2021 yang digelar Syukurdofu. Foto: Randy

Babak semifinal UMKM Festival 2021 yang digelar Syukurdofu Indonesia di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, tuntas dilewati. Dari 20 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang masuk semifinal, 12 di antaranya dinyatakan lolos ke tahapan grand final.

Ke-12 UMKM yang lolos ke babak final tersebut adalah Kabong Cahaya dari Kelurahan Tomagoba, Legend House (Kelurahan Tomagoba), Mauza Toys Rental (Kelurahan Gamtufkange), MEUS Creative Studio (Kelurahan Tuguwaji), Mahode Tidore (Kelurahan Mareku), Duta Gelex (Kelurahan Cobodoe), NUKA (Kelurahan Gamtufkange), Bira Bento (Kelurahan Gamtufkange), FAL Food (Kelurahan Tuguwaji), Fola Doyo (Kelurahan Dowora), Good Daddy (Kelurahan Indonesiana), dan Samanta (Kelurahan Tuguwaji).

Founder Syukurdofu Indonesia Abd. Haris Muhiddin mengatakan, semua UMKM yang masuk ke babak semifinal terbilang luar biasa dari sisi produk. Hanya saja, beberapa masih kurang maksimal dalam mempresentasikan produknya kepada dewan juri.

"Jadi ini mungkin sesuatu yang baru juga, jadi banyak pelaku-pelaku usaha yang mungkin agak kurang maksimal menyampaikan presentasinya," kata Haris, Minggu (31/1).

20 UMKM yang masuk babak semifinal, sambung Haris, produknya telah disurvei tim Syukurdofu Indonesia secara langsung di masing-masing lokasi. Hasilnya, tak ada produk yang mengecewakan.

"Dari sisi penilaian sendiri tidak ada nepotisme dan tidak ada namanya orang dalam, semua memang berjalan dengan murni," ujarnya.

Haris berharap, tujuan digelarnya UMKM Festival 2021 bisa tercapai, yakni memajukan dan mengembangkan UMKM-UMKM yang ada di Malut, serta Tikep dan Ternate khususnya.

"Bagi seluruh UMKM yang telah mendaftar dalam festival ini, ke depan mungkin ada UMKM ekspo, ketika kami dibutuhkan untuk masukan dan sentuhan, kami siap membantu,” sambungnya.

Ia juga berpesan, bagi peserta yang tidak lolos sampai ke semifinal dan final, produk UMKM mereka tetap terbaik. Hanya saja dalam kompetisi selalu ada yang kalah dan menang.

“Kami berharap komunikasi antar kita tetap dijaga terus demi kemajuan UMKM, khususnya di Kota Tidore Kepulauan,” paparnya.

"Untuk juri sendiri saya Founder Syukurdofu, Kepala Dinas Perindagkop Tikep Saiful Latif, Kepala Pemasaran Bank Maluku-Malut Cabang Tidore Adi Rumonin, dan Asisten Direktur Beb WhiteC Skincare, Chenk Ayu," pungkasnya.


sumber : https://kumparan.com/ceritamalukuutara/semifinal-umkm-festival-tuntas-12-usaha-dinyatakan-lolos-ke-tahapan-grand-final-1v5dqoRwrRT/full


Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

ACT Potong Sapi dan Siapkan Bantu UMKM untuk Korban Gempa Mamuju

Sejumlah pekerja mencari sisa puing bangunan sekolah SMK 1 Rangas yang roboh pasca gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa, 26 Januari 2021. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar menyatakan sebanyak 117 sekolah rusak akibat dampak gempa bumi Magnitudo 6,2 yang terjadi pada 15 Januari lalu. ANTARA FOTO / Akbar Tado

Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan menyembelih 10 sapi di Kabupaten Mamuju. Tiga di antaranya sudah dipotong dan dibagikan ke desa-desa korban gempa Mamuju.

Komandan Posko Induk Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulawesi Barat, Lukman Solehudin, mengatakan pemotongan sapi memang sering dilakukan di daerah bencana, untuk memenuhi kebutuhan gizi korban.

"Imunitas tubuh menurun selama berada dipengungsian, jadi untuk asupan gizi kita bagikan sapi," kata Lukman usai menyerahkan sapi di Desa Ahu, Kecamatan Tapalang Barat, Ahad petang 31 Januari 2021.

Menurut dia, selama berada ditempat pengungsian lebih dari seminggu, penyakit mulai bermunculan. Karena itu, ia khawatir jika pengungsi hanya mengkonsumsi mi instan saja maka bisa berpengaruh pada kesehatan tubuh.

Ia mengatakan ada tiga lokasi yang sudah dilakukan pemotongan sapi yakni Desa Botteng Utara, Desa Ahu, dan di Kota Mamuju. Menurut Lukman, imunitas tubuh korban gempa mulai menurun sehingga dibutuhkan penambahan gizi.

Adapun sapi yang dibagikan itu, kata dia, bukan dibeli di luar melainkan di wilayah Mamuju. Itu dilakukan sekaligus untuk membantu perekonomian masyarakat yang terdampak gempa. Pendistribusiannya juga bervariasi, ada yang langsung disajikan, ada juga warga olah sendiri.

Selain itu, ACT juga memprogramkan 1.000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi korban gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat. "Semoga saja data masuk minggu depan karena kita ingin recovery ekonomi di sini," kata Komandan Posko Induk, Sulawesi Barat, Lukman Solehudin kepada Tempo, Ahad sore 31 Januari 2021.

Oleh karena itu, ia masih menunggu data-data dari relawan yang langsung turun di lapangan. Karena persyaratan untuk mendapatkan bantuan modal usaha yakni memiliki usaha. Adapun besarannya mulai Rp1 juta-Rp2 juta.

Setelah gempa, Lukman mengaku ekonomi lumpuh, sehingga masyarakat masih bingung, apakah ada uang untuk beli makanan atau menabung supaya bisa bertahan lama. "Jadi data-data dimasukkan di posko unit supaya kita tidak kebingungan," ujar Lukman.

Jasmin, Kepala Desa Ahu Kecamatan Tapalang Barat, Mamuju mengatakan, ada 1.573 jiwa warga di wilayahnya yang terdampak gempa. Karena jarak 20 kilometer dari Jalan Trans Sulawesi membuat lokasinya kesulitan mendapat bantuan. "Empat hari setelah gempa, saya menangis dan berpikir, apa yang harus dimakan?. Tak ada makanan dan listrik padam," ucap dia.

Oleh sebab itu, ia berinisiatif ke luar jalan poros meminta bantuan logistik untuk warga di desanya. "Kami bersyukur ada relawan yang masuk membantu termasuk dari ACT," tambahnya.

Relawan medis untuk korban gempa Mamuju, Wahyu Saputro mengatakan setelah pemeriksaan kepada korban, rata-rata penyakit yang menyerang pengungsi adalah pilek, batuk, diare, dan alergi. "Kita periksa sampai 60 orang per hari," ucap Wahyu.




Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

Kemenkop-UKM Jalin Kemitraan Dengan Masjid Istiqlal Untuk Pemberdayaan UMKM


Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM) sedang menyiapkan program pemberdayaan ekonomi umat. Rencana itu akan diimplementasikan melalui pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UMKM berbasis masjid.

Menindaklanjuti hal tersebut, BPMI bersama Kemenkop-UKM mengadakan Rapat Pemantapan Arah Program Kerjasama yang akan dijalankan oleh keduanya, pada Jumat (28/1/2021). Penanggungjawab program kerjasama BPMI-Kemenkop UKM, Mulyono Lodji, M.Si. didampingi Kepala Subbid untuk masyarakat khusus dan pemberdayaan perempuan, Rosita Tandos, PhD dalam rapat tersebut memaparkan tujuh program strategis sebagai prioritas program tahun 2021.

Adapun tujuh program tersebut adalah:
– Pembinaan dan Pengembangan Koperasi berbasis Masjid;
– Pengembangan Startup Millenial;
– Pemberdayaan Perempuan;
– Pembinaan UMKM berbasis Masjid;
– Inkubasi bisnis syariah dan produk halal;
– Event reguler nasional dan global; dan
– UMKM Corner sebagai sentra promosi.


“Semua program prioritas yang kami paparkan itu merupakan kebutuhan aktual dalam merespon New Istiqlal dan itu breakdown dari spirit arahan Pak Menteri saat berkunjung ke Istiqlal,” papar Mulyono selaku Kepala Subbid Pemberdayaan Ekonomi Umat, Bidang Sosial Pemberdayaan Umat (Bidsosdaum), BPMI.

Rapat dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Ir. Eddy Satria, M.M., didampingi Asiten Deputi Pendampingan Usaha, F. Rinaldi. Turut hadir dalam rapat ini, perwakilan Direksi Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM), Smesco, dan beberapa staf lainnya. Edi Satria menegaskan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM menyiapkan program khusus untuk kerjasama BPMI.

“Sesuai arahan Bapak Menteri untuk terus menyiapkan dan mengkoordinasikan program kerjasama khusus dengan Masjid Istiqlal dalam pemberdayaan ekonomi umat melalui UMKM, kerjasama ini akan melibatkan semua kedeputian, juga LLP dan LPDB UMKM,” tegas Satria yang sudah mengelilingi dan melihat langsung gerai usaha dan potensi pengembangan UMKM di Masjid Istiqlal.


sumber : https://kicaunews.com/2021/02/01/kemenkop-ukm-jalin-kemitraan-dengan-masjid-istiqlal-untuk-pemberdayaan-umkm/



Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

Suara Yang Terbungkam, Apresiasi STIMIK DCI Tasikmalaya Saat Pandemi

Penampilan Axelle Band Kolaborasi dari beberapa mahasiswa di Tasikmalaya (Foto : Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Kreativitas sebuah karya tidak bisa dibendung walaupun di masa pandemi Covid-19 saat ini. Salah satunya, UKM Musik STIMIK DCI Tasikmalaya yang menggelar pertunjukkan musik bertajuk Suara Yang Terbungkam pada Minggu (31/01/2021).

Acara ini bertempat di Ruang Ide HZFoodsta kawasan Jalan KHZ Mustofa Tasikmaya. Walaupun digelar sangat sederhana tanpa penonton, acara ini merupakan media silaturahmi dan apresiasi bagi para seniman dan musisi khususnya di kalangan mahasiswa.

Berbagai genre musik ditampilkan pada pertunjukkan ini mulai dari balada, pop, akustik bahkan pop punk. Pertunjukkan musik ini diikuti oleh 6 grup musik di Tasikmalaya, di antaranya Axelle Band, KL (Kakaveran Live) Komunitas Oi, Tropic Escape Singaparna, Sodique UKM DCI serta UKM Himak's STIA Reage.

Dipandu oleh MC Desi K Wulan, lagu dari artis legendaris Iwan Fals mengawali pagelaran musik ini. Pertunjukkan yang memukau juga disuguhkan oleh band Himak's dengan menyajikan lagu berjudul kembali yang dibawakan dengan genre reggae membuat tangan dan badan bergoyang.

Topan salah satu peserta dari grup Band Himak's STIA Tasikmalaya sangat antusias dengan pertunjukkan ini. "Kami sudah rindu dengan pentas di panggung, mungkin selama setahun kami tidak pernah mentas, hari ini kami bisa mengekpresikan rasa lewat music," ungkapnya sewaktu di temui TIMES Indonesia seusai pentas.

Hal senada pun diungkapkan Ketua Pelaksana Ikmal Cahya Gumelar didampingi panitia Moch. Camal Ecmal yang akrab di sapa gonggo selepas foto bersama " Alhamdulilah acara ini sudah bisa digelar karena sudah sekian lama kami tidak bertemu. Hampir semua kampus tutup, perkuliahan secara daring, sujud syukur kami panjatkan karena Tuhan masih mempertemukan kami untuk melepaskan satu kerinduan yang terbungkam,".pungkasnya.


sumber : https://www.timesindonesia.co.id/read/news/324775/suara-yang-terbungkam-apresiasi-stimik-dci-tasikmalaya-saat-pandemi



Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

Pemko Pariaman Terus Dampingi Industri Kreatif Agar Tetap Produktif

Kepala Disperindagkop dan UKM Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit

Agar terus produktif dan berkembang meski di masa pandemi Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), terus mendampingi pelaku usaha industri kreatif di daerah itu.

"Kami siapkan tenaga pendamping untuk mendampingi pelaku usaha industri kreatif tersebut," sebut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM) Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit pada Minggu (31/1/2021).

Lanjut Gusniyetti, pendamping tersebut mendampingi pelaku usaha

industri kreatif tersebut, baik dari segi perizinan maupun pemasarannya.

"Bahkan mereka juga ikut membantu memasarkan produksi dari pelaku usaha kreatif di Kota Pariaman," jelasnya.

Dikatakan Gusniyetti, agar pelaku usaha di daerah itu dapat bertahan di masa pandemi Covid-19, Pemkot Pariaman juga ikut membeli produk industri kreatif dari pelaku usaha tersebut.

Gusniyetti menyebutkan, pihaknya juga mendorong agar pelaku industri kreatif untuk tidak saja memasarkan produk secara luar jaringan atau konvensional, namun juga dalam jaringan atau 'online'.

"Untuk industri kreatif yang ada di Pariaman yaitu di antaranya di bidang periklanan, fotografi dan video, musik, kerajinan serta fashion," ucapnya.


sumber : https://www.covesia.com/archipelago/baca/104384/pemko-pariaman-terus-dampingi-industri-kreatif-agar-tetap-produktif



Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

Jalan Panjang Menuju UMKM MelekDigital Perbankan

Seorang pengunjung kafe di Kota Makassar tengah mengakses aplikasi perbankan lewat telepon genggamnya. Foto: SINDOnews

Layanan digital perbankan kini kian mudah diakses hanya dengan genggaman melalui telepon seluler. Namun tidak semua pihak mampu memanfaatkannya. Salah satunya sektor UMKM yang sejatinya paling membutuhkan akses perbankan untuk meraih pembiayaan.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulsel, Malik Faisal, mengatakan UMKM di Sulsel yang memanfaatkan layanan digital perbankan hanya sekitar 96.000 UMKM. Jumlah itu hanya 8 persen dari total 1,2 juta unit UMKM yang tersebar di 24 kabupaten/kota.

“Tahun ini, kami targetkan bisa meningkat jadi 120.000 unit usaha. Karena itu kami terus mendorong agar UMKM bisa go digital tidak saja dalam akses layanan perbankan tapi juga dalam memasarkan produknya,” ujarnya kepada Sindo Makassar pekan lalu.

Tidak hanya itu, menurut Malik, UMKM di Sulsel yang memanfaatkan program kredit usaha rakyat (KUR) pemerintah juga minim. Tercatat hanya 255.430 debitur UMKM di Sulsel memanfaatkan KUR.

"Realisasi KUR di Sulawesi Selatan sampai Oktober 2020 mencapai Rp6,3 triliun atau 112 persen melampaui target yang sebanyak Rp5,62 triliun. Tahun ini kami harapkan Rp7,6 triliun bisa tercapai,” ungkapnya.

Dinas Koperasi dan UKM Sulsel menargetkan penyaluran KUR tahun ini meningkat. Seiring pemulihan ekonomi nasional dan perpanjangan program subsidi bunga KUR khusus jadi hanya 3 persen selama enam bulan.

"Kebijakan ini bisa mendorong pelaku UMKM di Sulsel berlomba mengakses KUR. Apalagi plafon KUR secara nasional tahun ini naik dari sebelumnya Rp220 triliun jadi Rp253 triliun. Target penyaluran KUR Sulsel pada 2021 juga naik 15 persen dari 2020," katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Koperasi dan UKM Sulsel, dari total 64 juta UMKM di Indonesia, yang memanfaatkan sistem digital baru 13 persen atau sekitar 8 juta saja. Sedangkan untuk wilayah Sulsel, dari 1,2 juta UMKM yang terdata di Dinas Koperasi dan UKM Sulsel, baru sekitar 8 persen yang melek digital atau sekitar 960 ribu unit usaha.

“UMKM ini yang telah memanfaatkan platform digital, tidak hanya melalui e-commerce, namun juga yang bergabung di aplikasi Gojek, Grab dan lainnya dalam memasarkan produknya,” Malik menjelaskan.
Jalan Panjang Menuju UMKM Melek Digital Perbankan
2021, Tahun Melek Digital

Malik menargetkan, tahun ini jumlah UMKM yang melek digital bisa meningkat jadi 10 persen, atau sekitar 120.000 dari total 1,2 juta unit UMKM di Sulsel. Maka itu, tahun 2021 dicanangkan pemerintah Sulsel sebagai tahun UMKM Sulsel melek digital.

Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan melakukan kolaborasi, yaitu menggandeng berbagai pihak untuk bersama-sama membantu UMKM di Sulsel. "Jadi kita harus berkolaborasi, tidak bisa kerja sendiri, karena memajukan UMKM adalah tanggung jawab bersama," kata Malik Faisal.

Dinas Koperasi dan UKM Sulsel bermitra dengan banyak lembaga dan perusahaan untuk mendorong UMKM naik kelas dan bisa melek digital. Beberapa di antaranya adalah Bank Indonesia, asosiasi UMKM, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulsel, perusahaan provider hingga platform digital.

Menurut Malik, pandemi Covid-19 semakin memperjelas transformasi model bisnis, di mana memasarkan produk dan membuka akses pasar bagi produk UMKM harus memanfaatkan kemajuan teknologi.

"Kita dorong (UMKM) ke e-commerce, salah satu pembekalan agar bersahabat dengan teknologi agar bisa memasarkan produk secara digital," ujarnya.

Salah satu program yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Sulsel adalah kerja sama dengan provider untuk memperkuat infrastruktur jaringan di pelosok sehingga mendukung UMKM yang hendak memasarkan produk dan melakukan transaksi secara digital.

Selain itu, bagi UMKM Sulsel yang onboarding dan sukses bertransformasi ke sistem digital, pemerintah telah menyiapkan hadiah atau reward berupa kuota gratis selama sebulan. Sehingga UMKM yang baru saja memanfaatkan sistem digital tidak lagi terbebani dengan biaya pembelian kuota.

"Pemerintah provinsi dan Pak Gubernur akan memberikan reward bagi UMKM yang pada 2021 ini pertama kali melakukan bisnis online melalui marketplace, seperti Gojek, Grab, dan lainnya. Reward berupa kuota gratis sebulan, jadi di bulan pertama saat masuk marketplace," urai Malik Faisal.

UMKM di Perkotaan

Ketua Asosiasi UMKM Mutiara Timur, Hasidah S Lipung mengaku, dari 2.000 unit UMKM yang tergabung dalam asosiasi, sebagian besar sudah melek digital, utamanya UMKM yang beroperasi di wilayah perkotaan. Sedangkan UMKM yang beroperasi di pedesaan masih minim memanfaatkan layanan digital perbankan.

"Untuk UMKM yang di kota sudah 70 persen yang melek digital perbankan, namun yang di daerah masih sangat terbatas sekitar 25 persen yang melek digital perbankan," kata Ida, sapaan akrabnya.

Terpisah, Pengusaha UMKM Pancake Durian KC Surdatwiyati (39 tahun) mengamini hadirnya layanan digital perbankan sangat membantu nasabah dalam bertransaksi. Apalagi di masa pandemi semua serba terbatas. Seperti pengajuan pembiayaan sangat membantu UMKM karena semuanya bisa dilakukan di manapun dan kapanpun asalkan semua persyaratan sudah lengkap.

“Pembiayaan via digital tentu sangat memudahkan, apalagi sekarang kita harus jaga jarak, jadi tidak ribet ke kantor bank, termasuk berkas semua secara online bisa diajukan,” ujar debitur BNI Kanwil Makassar ini saat dihubungi Sindo Makassar.

Surdatwiyati menuturkan, sudah menjadi debitur BNI sejak 2018 dengan mengajukan pinjaman Rp400 juta program KUR dengan tenor pinjaman 5 tahun. Pada 2021 menjadi tahun ketiga dia menjadi nasabah KUR BNI.

“BNI selalu membantu utamanya diajak pameran ke beberapa kegiatan BNI sehingga dikenal, dari situ tentunya semakin banyak pemesanan. Meski, untuk kondisi pandemi terjadi penurunan,” tuturnya.

Dia mengakui, awal mula memulai usaha dengan kondisi normal sebelum pandemi rata-rata omzet yang diperoleh Rp35 juta per bulan, dengan jumlah karyawan 30 orang. Kini, omzet turun drastis di bawah Rp35 juta, sehingga jumlah karyawan terpaksa dipangkas jadi hanya 10 orang.

Surdatwiyati bersyukur dengan adanya kebijakan stimulus perbankan sehingga dia bisa libur bayar cicilan selama setahun dan hanya membayar bunga. Kondisi inilah yang membuat usahanya yang berlokasi di jalan AP Pettrani, Makassar masih tetap bertahan sampai saat ini.

Adaptasi dengan Pandemi

Situasi pandemi mendorong gaya hidup semua sektor berubah, tak terkecuali perbankan. Jika dahulu layanan tatap muka menjadi hal wajib, kini semua berubah drastis menjadi virtual, termasuk transaksi keuangan. Namun sayangnya tidak semua perbankan mampu beradaptasi dengan dunia digital.

Salah satu bank yang berhasil adaptif dengan dunia digital adalah BNI. Pemimpin BNI Kanwil Makassar, Hadi Santoso, menyatakan BNI telah mengimplementasikan proses pengajuan kredit berbasis digital melalui aplikasi BNI Kredit Digital. Aplikasi ini diluncurkan pada akhir 2016 dan mulai aktif gunakan mulai 2017, dan hingga saat ini terus berkembang.

“Di area Kanwil Makassar sudah ada sebanyak 400 UMKM telah memanfaatkan BNI Kredit Digital e-Form sampai dengan 2020, dengan beragam pengajuan pembiayaan mulai KUR, BNI Wirausaha, BNI Griya dan BNI Kartu Kredit,” jelasnya.

Layanan digital juga bisa digunakan untuk pembukaan tabungan seperti BNI Taplus, BNI Taplus Bisnis dan BNI Taplus Muda. Sektor usaha yang mendominasi penggunaan e-form BNI ialah perdagangan.

Menurut Hadi, bukan perkara mudah menghadirkan layanan digital tersebut. Sebab tidak semua nasabah mampu memahaminya dengan cepat. Ini karena masyarakat belum terbiasa mengajukan pinjaman secara online, masih terbawa kebiasaan bertemu langsung dengan pegawai bank.

“Solusinya kami melakukan edukasi soal kemudahan pengajuan kredit berbasis digital, serta melakukan pemasaran dan publikasi secara masif ke masayarakat,” ungkap Hadi.

Dia berharap dengan adanya layanan berbasis digital ini akan mempermudah masyarakat, sehingga tidak perlu lagi face to face jika akan mengajukan pinjaman ke BNI.

Bank pelat merah lainnya, Bank Mandiri juga melakukan hal serupa. Regional CEO Bank Mandiri Wilayah X/ Sulawesi dan Maluku, Angga Erlangga Hanafie menyatakan untuk mendukung UMKM, perseroan memberikan solusi pembiayaan yang cepat dan efisien via digital. Mulai digital acquisition, digital payment dan digital financing.

“Sedangkan untuk memperluas layanan bagi UMKM, kami bekerja sama dengan agen branchless banking yang menjadi mitra dalam penyaluran kredit produktif termasuk KUR,” katanya.

Bank Mandiri mengimplementasikan sebuah aplikasi kredit yang disebut Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet). Aplikasi ini diluncurkan sejak Juni 2020 dan hingga kini sudah menyalurkan pinjaman Rp1,9 trilun untuk Wilayah Sulawesi dan Maluku. Sementara untuk Provinsi Sulawesi Selatan telah disalurkan dana Rp880 miliar.

Aplikasi Mandiri Pintar telah dimanfaatkan 18.460 debitur untuk wilayah Sulawesi dan Maluku, sementara untuk wilayah Sulsel dimanfaatkan 7.314 Debitur. Melalui aplikasi ini, telah disalurkan pinjaman berupa kredit usaha rakyat (KUR) dan non-KUR yakni Kredit Usaha Mikro.

Realisasi penyaluran pinjaman bagi UMKM sepanjang 2020 senilai Rp3,8 triliun diberikan kepada 22.511 debitur, terdiri dari segmen UKM Rp1,6 triliun dan segmen mikro Rp2,2 triliun. Sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Selatan realisasi penyaluran pinjaman Rp1,9 triliun diberikan kepada 10.476 debitur.

“Tentunya, dengan membaiknya kondisi perekonomian pada 2021 diharapkan penyaluran pinjaman bagi UMKM dapat meningkat lebih progresif,” ungkap Angga.

Dia menyebut komposisi penyaluran pinjaman UMKM tersebut terbanyak ke sektor konsumsi (fast-moving consumer goods/FMCG) yang mencapai 17%, kemudian sektor pertanian 15% dan sektor peternakan perikanan 8%.

Angga menyatakan dalam memperkenalkan pinjaman berbasis digital tidaklah semulus harapan. Sebab ada saja kendala yang dihadapi seperti soal mengubah perilaku nasabah yang terbiasa datang ke kantor Cabang sekarang untuk mengajukan pinjaman, hingga kendala jaringan internet di beberapa daerah belum memadai.

“Dengan layanan pinjaman berbasis digital maka proses kredit bisa dilakukan lebih cepat, administrasi lebih mudah dan dapat dijangkau oleh masyarakat lebih luas,” dia mengungkapkan.

Masih Tahap Uji Coba

Jika dua bank anggota Himbara tersebut punya kisah sukses beradaptasi dengan dunia digital di masa pandemi, namun kondisi sebaliknya dialami bank daerah yakni Bank Sulselbar. Sebab bank ini masih dalam tahap uji coba penerapan kredit Pundi Usaha Rakyat (PUR) digital bagi usaha mikro.

Direktur Utama Bank Sulselbar, Amri Mauraga, menyatakan segmen kredit selain usaha mikro masih tahap pengembangan. Meski begitu, saat ini Bank Sulselbar telah menggandeng perusahaan teknologi finansial (fintech) Gandeng Tangan untuk mengembangkan sebuah produk yaitu PUR Digital dengan target para pelaku UMKM.

Skema ini mengadopsi platform fintech dalam hal pengajuan kredit atau pembiayaan, para pelaku UMKM dapat mengajukan permohonan pinjaman melalui agen BSSB Trust. “Skema kredit PUR bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat melalui pendekatan dana bank dengan pemanfaatan teknologi,”paparnya.

Bank Sulselbar juga juga memberikan pelayanan Elektronifikasi Transaksi PEMDA (ETP). Amri mengklaim total peningkatan transaksi keuangan melalui channel digital di Bank Sulselbar melesat 82 persen. Saat ini dominasi transaksi offline via teller yang sebelumnya mencapai 80-85 persen, kini tinggal 49 persen. Adapun transaksi via e-channel telah mencapai 51 persen.

“Layanan digital bertumbuh dengan indikatornya transaksi digital eBanking, ATM dan integrasi fintech. Jika dipersentasekan secara keseluruhan nasabah telah beralih ke digital sekitar 25 persen,” katanya.

Hingga Oktober 2020, total outstanding penyaluran kredit ke segmen UMKM Bank Sulselbar telah mencapai Rp2,65 miliar atau triliun? kepada 15.803 debitur UMKM. Sejak awal 2020, pertumbuhan kredit ke segmen UMKM meningkat. Namun sejak pandemi Covid-19, tepatnya pada April hingga Agustus 2020, penyaluran kredit menurun baik dari sisi jumlah debitur maupun dari nilai outstanding.

Perlindungan Nasabah

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi, Maluku dan Papua, Nurdin Subandi menuturkan terus mendorong digitalisasi lembaga keuangan, termasuk perbankan. Sebab, digitalisasi sektor keuangan telah menjadi kebutuhan masyarakat. “OJK ingin ekosistem perbankan digital bisa berkembang pesat sehingga memiliki daya saing tinggi, namun tetap memperhatikan keamanan nasabah,” jelasnya.

Menurut Nurdin, OJK telah menyiapkan infrastruktur pengaturan yang bersifat prinsip sebagai bentuk dukungan ekosistem yang kondusif dalam menjalankan transformasi digital. Di antaranya POJK Nomor 12/POJK.03/2018 tentang Penyelenggaraan Layanan Perbankan Digital oleh Bank Umum. Kemudian POJK Nomor 13 /POJK.03/2020 tentang Perubahan atas POJK Nomor 38/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.

“Kami mengatur manajemen risiko dalam transaksi digital, kami juga minta bank membuat protokol apabila terdapat gangguan teknis,” ungkap Nurdin.

Nurdin menyatakan hal ini perlu dilakukan pengaturan karena apabila digital banking mengalami kendala, maka nasabah bisa terganggu dan transaksi otomatis akan tertunda. Hal tersebut dapat menimbulkan risiko yang akhirnya merembet ke masalah kepercayaan nasabah. “Nah hal inilah yang kita mitigasi melalui POJK tersebut,” Nurdin menjelaskan.





Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb