Sunday, January 31, 2021

ACT Potong Sapi dan Siapkan Bantu UMKM untuk Korban Gempa Mamuju

Sejumlah pekerja mencari sisa puing bangunan sekolah SMK 1 Rangas yang roboh pasca gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa, 26 Januari 2021. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar menyatakan sebanyak 117 sekolah rusak akibat dampak gempa bumi Magnitudo 6,2 yang terjadi pada 15 Januari lalu. ANTARA FOTO / Akbar Tado

Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan menyembelih 10 sapi di Kabupaten Mamuju. Tiga di antaranya sudah dipotong dan dibagikan ke desa-desa korban gempa Mamuju.

Komandan Posko Induk Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulawesi Barat, Lukman Solehudin, mengatakan pemotongan sapi memang sering dilakukan di daerah bencana, untuk memenuhi kebutuhan gizi korban.

"Imunitas tubuh menurun selama berada dipengungsian, jadi untuk asupan gizi kita bagikan sapi," kata Lukman usai menyerahkan sapi di Desa Ahu, Kecamatan Tapalang Barat, Ahad petang 31 Januari 2021.

Menurut dia, selama berada ditempat pengungsian lebih dari seminggu, penyakit mulai bermunculan. Karena itu, ia khawatir jika pengungsi hanya mengkonsumsi mi instan saja maka bisa berpengaruh pada kesehatan tubuh.

Ia mengatakan ada tiga lokasi yang sudah dilakukan pemotongan sapi yakni Desa Botteng Utara, Desa Ahu, dan di Kota Mamuju. Menurut Lukman, imunitas tubuh korban gempa mulai menurun sehingga dibutuhkan penambahan gizi.

Adapun sapi yang dibagikan itu, kata dia, bukan dibeli di luar melainkan di wilayah Mamuju. Itu dilakukan sekaligus untuk membantu perekonomian masyarakat yang terdampak gempa. Pendistribusiannya juga bervariasi, ada yang langsung disajikan, ada juga warga olah sendiri.

Selain itu, ACT juga memprogramkan 1.000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi korban gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat. "Semoga saja data masuk minggu depan karena kita ingin recovery ekonomi di sini," kata Komandan Posko Induk, Sulawesi Barat, Lukman Solehudin kepada Tempo, Ahad sore 31 Januari 2021.

Oleh karena itu, ia masih menunggu data-data dari relawan yang langsung turun di lapangan. Karena persyaratan untuk mendapatkan bantuan modal usaha yakni memiliki usaha. Adapun besarannya mulai Rp1 juta-Rp2 juta.

Setelah gempa, Lukman mengaku ekonomi lumpuh, sehingga masyarakat masih bingung, apakah ada uang untuk beli makanan atau menabung supaya bisa bertahan lama. "Jadi data-data dimasukkan di posko unit supaya kita tidak kebingungan," ujar Lukman.

Jasmin, Kepala Desa Ahu Kecamatan Tapalang Barat, Mamuju mengatakan, ada 1.573 jiwa warga di wilayahnya yang terdampak gempa. Karena jarak 20 kilometer dari Jalan Trans Sulawesi membuat lokasinya kesulitan mendapat bantuan. "Empat hari setelah gempa, saya menangis dan berpikir, apa yang harus dimakan?. Tak ada makanan dan listrik padam," ucap dia.

Oleh sebab itu, ia berinisiatif ke luar jalan poros meminta bantuan logistik untuk warga di desanya. "Kami bersyukur ada relawan yang masuk membantu termasuk dari ACT," tambahnya.

Relawan medis untuk korban gempa Mamuju, Wahyu Saputro mengatakan setelah pemeriksaan kepada korban, rata-rata penyakit yang menyerang pengungsi adalah pilek, batuk, diare, dan alergi. "Kita periksa sampai 60 orang per hari," ucap Wahyu.




Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

0 comments:

Post a Comment