Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menjadi salah satu pasar yang sangat potensial untuk dijadikan mitra dagang oleh banyak negara. Hal ini mengingat Indonesia dianugerahi oleh letak geografis yang mendukung dan jumlah penduduk tinggi.
Tidak heran jika saat ini banyak berbagai produk impor, seperti pakaian, kosmetik, ponsel dan lain-lain telah membanjiri Indonesia, khususnya dari China.
Pada Juli 2024, BPS bahkan mencatat, impor pakaian jadi khususnya HS 61 yaitu pakaian rajutan dan HS 62 bukan rajutan mengalami lonjakan masing-masing 55,46% dan 29,01% secara bulanan. Selain itu, barang-barang kosmetik juga membanjiri RI di berbagai e-commerce.
Melihat hal tersebut, Pemerintah pun tidak tinggal diam dan berencana mengkaji besaran tarif bea masuk terhadap barang-barang impor dari China. Rencananya, besaran tarif bea masuk senilai 200%.
Namun apakah langkah tersebut cukup buat para Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia bisa bersaing dengan produk-produk asal China yang boleh dibilang memiliki harga sangat murah? Lalu upaya apa saja yang harus dilakukan agar nasib UMKM ke depan bisa lebih baik menghadapi gempuran produk luar?
Untuk itu demi mengetahui lebih jauh permasalahan kondisi perdagangan RI saat ini, CNBC Indonesia akan menggelar diskusi interaktif "Beauty Journey" dengan tema Banjir Produk China, Brand Lokal Harus Apa? Pada Selasa, 27 Agustus 2024 pukul 15.00-17.00.
Dalam acara ini, akan hadir narasumber dari berbagai bidang, antara lain Staf Khusus Menteri Perdagangan, Bara Krishna Hasibuan, Founder Core Indonesia, Hendri Saparini, Founder & CEO OF AVO INNOVATION TECHNOLGY, Anugerah Pakerti, dan Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia
Jangan lewatkan Beauty Journey secara eksklusif dan pantau terus cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV untuk update informasi seputar ekonomi dan bisnis. Acara ini didukung oleh AVO INNOVATION TECHNOLGY.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240826114145-4-566352/kupas-tuntas-nasib-umkm-ri-di-tengah-banjirnya-produk-asal-china
0 comments:
Post a Comment