Thursday, April 8, 2021

Ketahanan UMKM Diuji di Tengah Pandemi, E-Commerce Jadi Solusi

Kredit Foto: Unsplash/Maarten van den Heuvel

Bagaimana peran marketplace daring (online) dalam membantu bisnis mikro (UMKM) di Indonesia bertahan selama pandemi? Apakah dampaknya signifikan?

Berdasarkan hasil studi kualitatif NeuroSensum, ketika lini penjualan luring (offline) mereka turun, penjualan daring mereka justru meningkat. Samuel, salah satu pedagang pakaian di Tanah Abang mengakui hal itu.

Bisnis mikro Samuel terdampak oleh Pembatasan Sosial Skala Besar 2020. "Kalau gak ada online mungkin tahun lalu saya sudah gulung tikar kali. Pas PSBB kan Tanah Abang ditutup, barang yang saya timbun ada 10M, kalau gak ada online saya bangkrut," ujarnya, dikutip Kamis (8/4/2021).

Padahal, UMKM berperan besar dalam menggerakkan roda ekonomi Indonesia. Di era teknologi digital, peran marketplace daring kemudian menjadi penting dalam menjaga ketahanan UMKM Tanah Air.

Associate Director Neurosensum Indonesia, Grace Oktaviana mengatakan, "Kami menjumpai sejumlah tantangan bagi UMKM, di mana mereka harus berpikir cepat untuk bertransformasi secara digital. Bergabung dengan online marketplace berhasil menolong mereka."

Dalam studi itu, Neurosensum menemukan 3 tantangan utama bagi perkembangan UMKM. Apa saja tantangan itu?

1. Tantangan Edukasi dan Pendampingan.

Perlu ada optimalisasi fitur-fitur yang di dalam aplikasi marketplace daring agar dampaknya maksimal terhadap UMKM. Menurut pelaku UMKM, edukasi penjual begitu membantu membimbing mereka mengembangkan bisnis.

Salah satu bentuk pelatihannya ialah menganalisis tren melalui fitur di marketplace daring sehingga para penjual dapat mengetahui produk yang sedang dan akan tren di pasar.

2. Tantangan Operasional Guna Tingkatkan Kapasitas Produksi

UMKM memerlukan fasilitas memadai untuk produksi dan penyimpanan barang dalam skala lebih besar sehingga kualitas produk dapat terjaga dengan baik.

Saat volume penjualan terus meningkat dan perputaran pesanan cepat dari platform daring, pelaku UMKM perlu menyeimbangi dengan pencatatan stok dan pengemasan barang yang baik sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga.

Dengan bertambahnya jumlah pesanan, pelaku UMKM juga menemui kendala dalam mencari lahan baru untuk menyimpan stok dagang mereka.

"Sekarang itu kendalanya saya di gudang. Gudangnya gak muat. Rumah saya sendiri sudah full buat stok manual. Terus saya kontrak di sebelah rumah punya saudara, itu sudah full dengan barang juga," kata Alif, pedagang kerudung di Probolinggo.

3. Tantangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Pengembangan SDM tidak hanya dari sisi kuantitas, tapi UMKM juga harus mempersiapkan SDM berkompeten, berintegritas, dan mampu mengelola tim seiring dengan perkembangan bisnis.

Apalagi, survei Neurosensum tentang ramadan 2021 menunjukkan potensi peningkatan pembelian oleh konsumen. Riset itu menyebut, aktivitas belanja daring pada ramadan 2021 akan meningkat 37% daripada tahun sebelumnya (33%).

48% memilih belanja kebutuhan sehari-hari secara daring saat Ramadhan 2021, sedangkan 33% konsumen membeli barang-barang selain barang kebutuhan sehari-hari. Angka tersebut lahir karena kecemasan konsumen berbelanja luring dan memilih tetap di rumah karena pandemi belum mereda.

Kanal belanja daring kini cukup penting bagi keseharian konsumen. Neurosensum Annual Ramadhan Spending Tracker 2021 menemukan fakta, 82% konsumen berupaya menemukan barang, 80% melakukan riset produk, 69% mencari diskon, dan 66% melakukan pembelian produk.

Artinya, para pelaku UMKM yang berjualan di marketplace daring berpeluang dan cukup optimis untuk memasarkan produk-produknya ke konsumen.

Marketplace daring berperan penting dalam pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM di Indonesia. Dengan memanfaatkan fitur dan layanan marketplace, UMKM dapat terus tumbuh dengan lebih baik lagi.


sumber : https://www.wartaekonomi.co.id/read335888/ketahanan-umkm-diuji-di-tengah-pandemi-e-commerce-jadi-solusi 

0 comments:

Post a Comment