Thursday, March 25, 2021

ECS Targetkan Transaksi Ekspor UMKM US$ 64 Juta

Sosialisasi Export Center Surabaya (ECS) di Graha Kadin Jatim, Selasa, 24 Maret 2021. (Foto: Istimewa)

Export Center Surabaya (ECS) menargetkan transaksi ekspor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) mencapai US$ 64 juta per tahun. Untuk itu ECS gencar melakukan sosialisasi kepada pelaku UMKM.

Kepala Pengelola ECS, Tommy Kaihatu, mengatakan target transaksi ekspor baru UMKM yang mencapai US$ 64 juta per tahun itu tidak kecil karena waktunya tinggal 10 bulan.

"Selain itu, itu ada beberapa target lain, yaitu jumlah layanan konsultasi dan pendampingan mencapai 750 layanan, peningkatan nilai COO atau Certificate of Origin naik 5% serta target tambahan memunculkan UMKM baru ekspor sebanyak 250 UMKM. Makanya harus gerak cepat untuk menyosialisasikannya,” kata Tommy Kaihatu, di Surabaya, Rabu (24/3/2021).

Sosialisasi menjadi penting agar pelaku UMKM mengetahui keberadaan ECS beserta tugasnya. Selain mendapatkan tugas memberikan layanan konsultasi dan pendampingan, ECS juga memiliki tugas untuk memberikan buyer inquiry atau informasi tentang pembeli yang ada di dunia dengan harapan bisa disinergikan dengan UMKM.

"Pekerjaan rumah kita banyak, menjahit luar dan dalam untuk mengoptimalkan potensi UMKM ini agar bisa melakukan kegiatan ekspor. Kita harus menyiapkan UMKM kita, mengurai persoalan mereka, dari kualitas produk, pembiayaan, legalitas dan perizinan hingga persoalan SDM-nya,” terang Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri Kadin Jatim ini.

Tommy menambahkan, Kadin Jatim juga akan melakukan pemetaan yang nantinya dilanjutkan dengan melakukan pembinaan dan pelatihan, agar UMKM yang mendapatkan pendampingan tidak hanya UMKM yang sama dengan UMKM yang telah mendapakan pendampingan dari sejumlah BUMN dan lembaga lain. "Agar tidak tabrakan dengan pembinaan di lembaga lain, maka data akan kita integrasikan. Ini juga untuk mempermudah dan mempercepat langkah,” tandasnya.

Dalam hal peningkatan produk, lanjut Tommy, keberadaan ECS akan disinergikan dengan program "Rumah Kurasi" Kadin Jatim yang diinisiasi oleh Kadin kota Kediri dan Bank Indonesia wilayah Kediri. Saat ini, program Rumah Kurasi juga sudah mulai jalan dengan melakukan sertifikasi instrutur pemeriksaan produk UMKM.

"Harapannya nanti, jika dalam setiap daerah ada 10 kurator produk UMKM, maka peningkatan kualitas produk bisa dicapai dengan cepat. Dan ini juga akan menjadi solusi keterbatasan volume produksi UMKM. Kalau kualitas produk bisa diseragamkan, maka untuk memenuhi permintaan dengan jumlah yang besar dari luar negeri bisa dengan mudah terpenuhi dari banyak UMKM,” ujarnya.

Disisi lain, program ini juga akan disinergikan dengan sejumlah universitas yang memiliki orientasi entrepreneur seperti Universits Ciputra (UC). Di UC, ujarnya, hampir seluruh mahasiswa memiliki usaha, termasuk usaha keluarga yang selama ini sudah besar tetapi masih belum merambah pasar luar negeri.

Sementara untuk mendapatka buyer atau pembeli luar negeri, kata Tommy, Kadin Jatim juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemdag) dan sejumlah pihak terkait data. Adapun untuk data, bisa didapat dari INA Expo melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), melalui Kedutaan Besar RI serta dari diaspora Indonesia.

"Tantangan berikutnya adalah soal legalitas atau perizinan karena di Indonesia, masing-masing lembaga memiliki aturan masing-masing yang dititipkan ke Bea Cukai. Ini nanti kita minta kemudahan bagi UMKM yang melakukan ekspor melalui ECS. Kuncinya adalah kolaborasi dengan banyak pihak, mulai dari lembaga dan dinas terkait, universitas serta seluruh Kadin yang masuk wilayah kerja kita. Semua potensi kita gerakkan agar tidak jalan sendiri-sendiri karena ini adalah proyek nasional,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, TB A Machrodja, mengungkakan, ECS adalah kelanjutan dari program FTA Center. FTA Center hanya memiliki tugas sosialisasi apa yang telah dilakukan Kemendag agar UMKM dan pelakiu bisnis memahami tentang sejumlah kerjasama dan kebijakan yang telah dibuat bersama negara lain.

Karena UMKM sangat antusias dan banyak UMKM di Jatim mendapatkan predikat sangat baik, maka program FTA Center dilanjutkan dengan pendirian ECS. Dalam program ECS ini, telah ada sejumlah target yang telah ditetapkan, diantaranya jumlah layanan, transaksi yang lapor yang harus dicapai hingga penambahan jumlah UMKM baru yang MoU menembus pasar luar negeri. Untuk itulah Kemdag bekerjasama dengan Kadin Jatim, sebagai lembaga non-profit yang berkonsentrasi pada pengembangan ekonomi dan bisnis.

“Memang ini tidak mudah. Tetapi saya melihat sumbangsih Jatim terhadap ekonomi nasional tingkat dua. Ini luar biasa. Saya optimistis target bisa tercapai. ini harapan saya. Jika kemudian tidak tercapai ini bisa dievaluasi karena ini pilot project. Apa yang kurang, nanti kita perbaiki bersama,” tuturnya.


sumber : https://www.beritasatu.com/ekonomi/750449/ecs-targetkan-transaksi-ekspor-umkm-us-64-juta
 

0 comments:

Post a Comment