Ilustrasi Arab Saudi didesak umumkan ibadah haji tahun ini. (istimewa) |
Tiga menteri yang melakukan kesepahaman tersebut adalah Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki serta Ketua Umum Kadin Indonesia Roslan P. Roeslani.
Mereka melakukan penandatanganan nota kesepahaman memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah asal Indonesia di Arab Saudi.
“Kerjasama ini merupakan wujud optimisme di awal tahun, yang menunjukkan bahwa UKM mampu bertahan di tengah pandemi yang belum usai,” kata Menteri Teten yang dikutip Kamis 14 Januari 2021.
Selain produk itu, barang-barang seperti handuk, sabun, sampi dan pasta gigi juga bisa digenjot ekspornya untuk memenuhi kebutuhan jemaah tersebut.
Data Kementerian Agama menunjukkan, jumlah jemaah haji Indonesia tahun 2018 dan 2019 sebelum pandemi datang masing-masing 204 ribu dan 221 ribu orang. Sementara jemaah umrah Indonesia di kedua tahun itu, rata-rata mencapai 1 juta orang.
Wakil Menteri Zainut membenarkan kehadiran mereka beribadah di Tanah Suci memang harus didukung kebutuhan sehari-hari dan kelengkapan mereka beribadah. Maka, dia mengaku mendukung nota kesepahaman tersebut.
Apalagi sejak 2019, Kementerian Agama telah mewajibkan penggunaan produk Indonesia kepada penyedia jasa layanan haji di Arab Saudi.
Berdasarkan data Kemenkop UKM dan Kadin Indonesia, pelaku UKM Indonesia memiliki potensi untuk memenuhi permintaan atas kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Data neraca perdagangan Indonesia dan Arab Saudi Januari-Oktober 2020 mencatat surplus hingga 687 juta dolar AS bahkan naik 12,17 persen di masa pandemi jika dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya yang hanya mencatatkan 613 juta dolar AS.
Ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi pada periode tersebut tercatat 1,08 miliar dolar AS dan impornya hanya 395 juta dolar AS.
sumber : https://www.minews.id/news/bukan-cuma-bertahan-ukm-indonesia-sanggup-ekspansi-di-tengah-pandemi
0 comments:
Post a Comment