Tuesday, March 31, 2020

Amatil dan Kargo Technologies Optimalkan Digitalisasi Logistik



Coca-Cola Amatil Indonesia melalui inisiatif corporate venture capital, Amatil X menggandeng Kargo Technologies untuk membantu memperluas strategi bisnis dan proses digitalisasi di Indonesia. Kargo Technologies merupakan perusahaan rintisan digital yang bergerak di bidang penyediaan pasar untuk para pengusaha pengiriman dan logistik.
Kargo Technologies bertujuan mendigitalkan industri angkutan logistik Indonesia dengan memanfaatkan teknologi. Melalui teknologinya, pengirim, pengangkut, dan pengemudi truk dapat terhubung, bertransaksi dan melacak pengiriman secara real-time, melalui akses situs dan aplikasi seluler.
Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia, Kadir Gunduz, menyampaikan, kerja sama dengan Kargo Technologies merupakan upaya mengoptimalkan kapabilitas logistiknya, melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi pada beberapa rute angkutan truk utamanya.
“Investasi kami di Kargo Technologies akan mendukung ambisi Amatil Indonesia untuk menjadi pemain terkemuka dalam ekosistem digital di Indonesia,” kata Kadir yang mengaku Kargo Technologies adalah investasi awal pertama pihaknya di Indonesia.
Saat ini, Kargo Technologies sedang memenuhi dua rute transportasi darat utama. Dia pun berharap, strategi tersebut akan terus meningkat seiring dengan perluasan jaringan Kargo Technologies.
“Kami berharap bahwa kolaborasi ini tidak hanya dapat memperluas bisnis atau cara kami melayani pelanggan. Namun sekaligus menjadi sarana bagi perusahaan dalam berkontribusi terhadap kesiapan tenaga kerja di Industri 4.0, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan," ujarnya.
Tiger Fang, CEO Kargo Technologies, mengatakan, logistik yang didukung teknologi merupakan tren yang telah terbukti di pasar lain, termasuk India, Cina, dan Amerika Serikat. “Kami sangat senang dapat bekerja dengan Amatil Indonesia untuk lebih mendigitalkan dan mengoptimalkan rantai pasokan mereka di Indonesia,” katanya.
Di Indonesia, kata dia, logistik jalan mencapai 16% dari PDB, dengan sekitar US$ 40 miliar dari anggaran dihabiskan untuk angkutan truk setiap tahun. Industri ini pun sangat terfragmentasi, dengan tujuh juta truk beroperasi di 17.000 pulau. 90% perusahaan truk memiliki 100 truk atau kurang, sementara 75% memiliki 20 truk atau kurang. Oleh karena itu, Kargo Technologies sedang membangun infrastruktur digital untuk menghadirkan efisiensi bagi sistem logistik Indonesia.
"Kami menghubungkan bisnis dan kebutuhan pengiriman mereka dengan perusahaan angkutan truk yang memiliki kendaraan, dengan ruang kargo yang tersedia di dekatnya. Hal yang terpenting, Kargo dapat mengambil banyak muatan untuk backhaul. Artinya, truk dapat kembali dengan muatan kosong yang lebih sedikit sehingga memungkinkan mereka untuk memaksimalkan pendapatan dan mendistribusikan biaya dengan lebih baik,” jelas Fang.

BAZNAS Edukasi Masyarakat di Cipinang Cegah Covid-19

Mustahik binaan Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) BAZNAS yang tergabung dalam Kelompok Mustahik Paguyuban Berkah Sejahtera menggelar aksi edukasi pencegahan Covid-19 di Cipinang Kebembem, Kecamatan Pulo Gadung. Jakarta Timur, Selasa (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mustahik binaan Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) BAZNAS yang tergabung dalam Kelompok Mustahik Paguyuban Berkah Sejahtera menggelar aksi edukasi pencegahan Covid-19 di Cipinang Kebembem, Kecamatan Pulo Gadung. Jakarta Timur, Selasa (31/3). 

Dalam aksi edukasi ini, masyarakat khususnya warga Cipinang Kebembem diberikan edukasi mengenai Covid-19 yang ditempel pada stiker. Selain itu warga juga diajarkan tata cara mencuci tangan yang baik sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan Covid-19. Setelah mendapat pengarahan, masyarakat dibagikan jamu gratis buatan mustahik binaan.

Plt. Kepala Program LPEM, Deden Kuswanda, menyampaikan selain edukasi pencegahan covid-19, khasiat dari jamu yang dibagikan gratis ini juga dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. 

“Kami ingin memberikan kontribusi membantu pemerintah dalam pencegahan Covid-19 lewat UKM binaan kami yang merupakan usaha jamu. Kami mengemas edukasi kepada masyarakat terkait Covid-19 dengan jamu gratis ini. Selain itu juga mengajarkan para warga untuk membiasakan hidup sehat dengan mengkonsumsi bahan bahan herbal sebagai peningkat daya tahan tubuh,” katanya.

Dari aksi ini, Deden berharap dapat membentuk jiwa sosial para binaan LPEM BAZNAS dengan membantu para warga tetap terlindungi dari ancaman Covid-19.

“Wabah Covid-19 sudah semakin tak terkendali penyebarannya, khususnya di Jakarta. Kami akan terus mendorong dan mendampingi mustahik binaan LPEM melakukan aksi pencegahan lewat kampanye hidup sehat dengan menjaga kebersihan tempat usaha mereka, dan budaya cuci tangan,” ujar Deden.

Kepala Divisi Pendayagunaan, Randi Swandaru menyampaikan fokus lembaga program selain pendampingan usaha mustahik yang terdampak krisis Covid-19 saat ini, bantuan pencegahan penyebaran Covid-19 lewat UKM binaan juga sangat diperlukan. 

“BAZNAS telah merancang UKM Tanggap Bencana Pencegahan dan Penyebaran Covid-19 untuk merespon keadaan saat ini. Semoga dengan program ini dapat membantu melindungi mustahik pada khususnya dan juga masyarakat pada umumnya,” katanya.


Hal yang Perlu Diketahui UMKM dalam Menyambut Ramadan di Tengah Pandemi Virus Corona



Ramadan tahun ini akan terasa sangat berbeda, mengingat saat ini tanah air tengah menghadapi pandemi COVID-19. Tak hanya momen puasa yang hanya bisa dilakukan di rumah, para pelaku wirausaha juga diperkirakan tak akan seramai bulan Ramadan pada umumnya yang kerap meramaikan transaksi jual beli dengan aneka ragam produk.

Tentunya para pelaku bisnis kecil dan menengah akan menghadapi tantangan tersendiri dalam kondisi saat ini. Meski begitu, di tengah situasi saat ini, masih ada secerah harapan untuk bisa membangkitkan UMKM di situasi yang menantang ini. 

Namun sebelum itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui para pelaku usaha untuk bisa memaksimalkan penjualan saat bulan Ramadhan tiba. 


Masif Kampanye Online

Dalam studi yang dilakukan perusahaan teknologi di bidang pemasaran online, InMobi, pada Februari 2020 lalu menemukan bahwa sekitar 90 persen pengguna ponsel pintar di Asia Tenggara mengakses internet melalui perangkat mereka. Lebih lanjut, sekitar 42 persen pengguna menggunakannya untuk belajar, 48 persen untuk eksplorasi hal baru dan 25 persen untuk membeli sesuatu di bulan Ramadan ini. 

Memanfaatkan keadaan, ini adalah saatnya para pelaku usaha bisa lebih masif dan maksimal dalam melakukan kampanye online. Terutama untuk wirausaha yang sebelumnya lebih banyak berkecimpung di dunia 
offline, ini adalah saatnya menggunakan kekuatan teknologi daring untuk bisa bertahan dalam bisnis di masa menantang ini. 

Pemasaran Berbasis Data

Dengan lebih banyak dan intensnya masyarakat dalam penggunaan internet serta smartphone di tengah pandemi virus corona ini, memberikan peluang bagi para wirausaha untuk lebih memahami bagaimana konsumen membeli secara real time.

Coba buat survei online di media sosial atau platform lainnya untuk bisa lebih mengetahui kebutuhan para pelanggan Anda. 

Dari data tersebut, Anda bisa lebih mudah memetakan siapa sesungguhnya calon pembeli Anda secara lebih spesifik di bulan Ramadhan ini. Mengidentifikasi dan memahami konsumen adalah langkah pertama yang penting untuk bisa sukses menjalankan kampanye pemasaran yang sukses. 


Menggunakan Pesan yang Berbeda

Perubahan ‘gaya hidup’ yang mendadak di tengah pandemi virus corona, menurut banyak pakar membelah kecenderungan berbeda di antara konsumen. Yaitu pembeli yang impulsif dan pembeli yang lebih terencana.

Dalam dua kecenderungan ini, para pelaku usaha bisa menggunakan dua ‘bahasa’ yang lebih personal kepada masing-masing jenis calon pembeli. Anda bisa menyampaikan pesan khusus yang berbeda dan di saat yang tepat, untuk bisa menjangkau pembeli yang impulsif serta menjaring kembali pembeli yang terencana. 


Berkomunikasi Lebih Efektif

Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, pelaku bisnis perlu tetap terhubung dan menjaga komunikasi berjalan dengan pelanggan di luar transaksi yang dilakukan. Maka berkomunikasilah dengan pelanggan dengan cara yang lebih efektif, yaitu melalui media sosial yang paling banyak digunakan oleh mereka. 

Buatlah percakapan yang lebih bermakna dengan pelanggan dan bersikap lebih proaktif dalam memberikan informasi serta mendidik konsumen tentang langkah-langkah yang diambil. Hal ini untuk memastikan bahwa jasa dan produk tersebut aman, serta pendekatan Anda dalam menangani permintaan pelanggan dalam situasi seperti ini. 


Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian ini, pelaku wirausaha perlu untuk terus berimprovisasi pada strategi pemasaran mereka. Terlebih lagi, pandemi COVID-19  di tengah momen Ramadhan ini adalah masa yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Penting untuk memastikan diri Anda untuk bisa mengikuti kebutuhan pelanggan dan tahu bagaimana cara menjangkau mereka. 



sumber : https://www.femina.co.id/money/hal-yang-perlu-diketahui-umkm-dalam-menyambut-ramadhan-di-tengah-pandemi-virus-corona

Amar Bank Fokus 90 Juta Masyarakat Belum Tersentuh Bank

© Warta Ekonomi. Amar Bank Fokus 90 Juta Masyarakat Belum Tersentuh Bank

Amar Bank, bank fintech dengan produk unggulannya Tunaiku, meraih dua penghargaan Top SME Lender 2019 (UMKM) kategori Buku 2: Modal Inti Rp1 Triliun sampai dengan di Bawah Rp5 Triliun dengan Aset di Bawah Rp10 Triliun, dan The Best Bank in Mortgage 2020 kategori Buku 2: Modal Inti Rp1 Triliun sampai dengan di Bawah Rp25 Triliun dengan Aset di Bawah Rp10 Triliun.
Penghargaan dari Majalah Infobank itu diterima langsung oleh Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian dan Head of Business Banking Amar Bank Eka Banyuaji di Jakarta awal bulan ini. Penghargaan ini, menurut Vishal, menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menjalankan pelayanannya kepada masyarakat Indonesia.
Dua kategori penghargaan yang diterima, lanjut Vishal, mendorong Amar Bank untuk terus menyalurkan kredit melalui pemanfaatan teknologi dan meningkatkan inklusi keuangan yang berprinsip pada keuangan berkelanjutan. Saat ini masih terdapat lebih dari 90 juta masyarakat Indonesia yang belum tersentuh akses layanan keuangan.
"Maka dari itu, melalui teknologi dan transformasi digital perbankan, kami terus berupaya untuk mengembangkan layanan dan produk kami sehingga dapat menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan," ujar Vishal, Selasa (31/3/2020).
Menurut Vishal, saat ini Tunaiku telah menyalurkan dana untuk kredit modal usaha ke lebih dari 100.000 UMKM dan melayani lebih dari 350.000 nasabah. Tidak hanya itu, Amar Bank telah memiliki aset melebihi Rp3 triliun yang sebelumnya pada 2014 aset Amar Bank tercatat hanya sekitar ratusan miliar rupiah. Dengan performa yang dimiliki, Amar Bank optimis untuk terus memperluas akses perbankan bagi masyarakat Indonesia yang belum terlayani.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor UMKM, tahun ini pemerintah kembali menurunkan tingkat suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi 6 persen atau turun satu persen dibanding tahun sebelumnya, dan menaikkan plafon anggaran KUR dari Rp140 triliun menjadi Rp190 triliun.
Dengan adanya KUR yang mendistorsi bisnis kredit mikro komersial, pemerintah berharap dapat memberikan dampak signifikan bagi pergerakan ekonomi rakyat, khususnya UMKM, sehingga lebih berkembang dan cakupan pasarnya lebih luas.
Pada kesempatan yang sama, Pemimpin Redaksi Majalah Infobank Eko B Supriyanto mengatakan bahwa Infobank Awards merupakan ajang penghargaan untuk mengetahui strategi bank umum dalam memberikan akses pemberian kredit UMKM dan properti.
Dari hasil survei yang dilakukan Biro Riset Infobank, penghargaan diberikan kepada 19 bank untuk kategori TOP SME Lender Awards 2020, dan 14 bank untuk kategori The Best Bank in Mortgage Awards 2020. Penghargaan itu diberikan berdasarkan hasil kajian terhadap kinerja bank, baik kinerja kredit properti, UMKM, dan kinerja bank secara menyeluruh.
Menurut Supriyanto, Amar Bank menyadari perubahan perilaku masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Digitalisasi perbankan begitu penting untuk mencapai efisiensi, namun yang lebih penting adalah transformasi digital yang lebih mengarah pada perubahan mindset di internal bank secara keseluruhan.
"Hal ini yang membuat Amar Bank berhasil meraih pencapaian ini," ujar Supriyanto.

Simbiosis Mutualisme Ala Ojol dan UMKM, Kala Corona Menyapa

Image
AKURAT.CO Covid-19 alias Corona begitulah wabah penyakit mematikan ini disapa hingga menjadi momok menakutkan bagi seluruh penduduk dunia, tanpa terkecuali Indonesia. Semenjak sang Corona menyapa tanah air, telah banyak masyarakat tanah air yang terpapar dihampiri virus ini.
Bahkan hingga sejauh ini, virus Corona telah menghilangkan nyawa sebagian masyarakat Indonesia. Tak ayal demi mencegah semakin brutalnya penyebaran Corona, Pemerintah pun harus berjibaku dengan mengeluarkan kebijakan Social Distancing kepada seluruh elemen masyarakat untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah.
Banyaknya kantor yang menerapkan Work From Home (WFH) nyatanya menjadi cerita tersendiri bagi para pelaku sektor informal. Faktanya ketika banyak orang dapat melakukan pekerjaannya dari rumah, namun masih banyak pula segelintir pekerja harian lepas yang mau tak mau harus tetap menjalankan pekerjaan seperti biasanya di tengah ganasnya serangan wabah Corona.
Mereka diantaranya adalah para Ojek Online (Ojol) hingga para pelaku usaha UKM/UMKM yang justru sangat memberi peran dalam keadaan genting ini. Memang sih pada akhirnya hal tersebut hanya akan memunculkan dilema tersendiri bagi para pejuang rupiah, bagaikan 'dua sisi mata uang'. 
Di satu sisi, pemerintah menyuruh segala aktivitas sebaiknya dihentikan terlebih dahulu demi memutus rantai virus Covid-19. Namun disisi lainnya jika tidak bekerja dari mengaspal di jalanan hingga melayani para pelanggan disela-sela ancaman Corona, pasalnya para Ojol dan UMKM tak mampu mendapat pemasukan untuk tetap menjaga keberlangsungan kehidupannya.
Meski tak jarang, orderan atau pelanggan yang para Ojol dan UMKM dapatkan tak terlalu ramai dibandingkan hari biasanya.
Sebut saja Susi, salah satu pelaku usaha UMKM di daerah Ciledug menyatakan semenjak pemerintah mengeluarkan kebijakan Social Distancing dirinya mengakui jika perputaran ekonomi yang biasanya ramai, berubah 360° menjadi sepi pembeli.
"Semenjak hadirnya virus Corona di tengah masyarakat Indonesia menjadikan kita sepi pelanggan. Bahkan yang biasanya aktivitas jual-beli masyarakat sehari-hari kita temui, sekarang berubah sekejap mata menjadi sepi. Omzet yang biasanya untung malah berkurang hingga 80%," ucapnya ketika penulis temui.
Menurutnya sepinya omzet penjualannya dapat dipantau dari parkiran tempat usahanya. Bagaimana tidak, selama seminggu ini parkiran pun terlihat sunyi.
"Kalau di hari biasa sebelum wabah ini muncul parkiran pasti penuh, enggak pernah sepi. Namun sekarang kita lihat saat ini, sepi tak ada parkiran para pembeli ataupun pengunjung. Dapat satu pelanggan pun yang membeli dagangan kita, udah alhamdulillah banget," jelasnya.
Menurutnya langkah satu-satunya yang dapat membantu perputaran uang terus bergerak, yakni melalui penjualan online.
"Pembeli tinggal chat kita mau barang kayak gimana, nanti tinggal kita urus terus tinggal kirim lewat perantara Ojek Online, ya macam simbiosis mutualisme lah. Satu sisi kita para pelaku usaha kebantu. Ojol pun juga dapat pesanan, pembelipun bisa bahagia barang yang diinginkan akan segera datang," sebutnya. 
Senada dengan pernyataan Susi, Wahyu yang merupakan salah satu driver Ojek Online Grab mengungkapkan Social Distancing memang memberi sedikit keuntungan bagi para driver Ojek Online. Keuntungan itu khususnya bagi layanan pemesanan yang bergerak di bidang makanan dan pengiriman paket.
Bagaimana tidak, Wahyu mengakui arus pemesanan makanan dan pengiriman paket (Grab Express Same day) perharinya naik 6 hingga 7 kali dalam sehari.
"Kebanyakan lebih ke pengiriman paket sih, soalnya banyak masyarakat takut keluar kemana-mana gara-gara virus Corona ini. Jadi mereka lebih mesen lewat online," ucapnya ketika penulis hubungi.
Sedangkan untuk layanan grab food, kenaikannya tidak terlalu signifikan. Malah terbilang agak sedikit menurun dibandingkan hari biasanya.
"Kadang ada yang mesen makanan tapi ditujukannya ke kita-kita juga, itu sih yang membuat saya selalu bersyukur," jelasnya.
Meskipun begitu, dirinya juga tak memungkiri sebagai manusia biasa tetap khawatir untuk beraktivitas di tengah wabah virus Corona yang menyerang tanah air.
"Kalau dibilang takut mah, ya takut tapi mau digimanain lagi. Intinya sih kalau saya, tetap jaga kesehatan tubuh aja sih. Kalau udah mulai ngerasa enggak enak badan langsung ambil libur enggak pick barang, stay dirumah istirahat paling gitu sih," terangnya.
Jika berkaca dari krisis tahun 1998, memang sektor mikro seperti UMKM lah yang dianggap mampu menjadi penopang ekonomi rakyat kala itu. Sedangkan, seiring perkembangan zaman pekerja harian lepas sektor informal seperti para Ojek Online maupun driver ojol juga seakan turut memberikan peranan bagi perputaran aktivitas ekonomi saat ini.
Bagai 'simbiosis mutualisme', para UMKM dan Ojol pun saling bersinergi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelaku UMKM menjual produk atau barang dagangannya melalui online, sedangkan Ojol yang mengantar pesanan para pelanggan UMKM.
Menatap fenomena ini, nampaknya pemerintah dinilai harus memberikan tunjangan sekaligus perlindungan bagi para UMKM maupun pekerja lepas harian sektor informal. Diantaranya melalui kebijakan stimulus.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan menekankan bahwa pemerintah perlu mengeluarkan skema program bagi koperasi yang benar-benar membantu anggotanya yang tidak mampu membayar pinjaman, lantaran benar-benar terdampak musibah wabah virus Covid-19.
Dimana dalam skema program itu, nantinya akan ada relaksasi dari perbankan dan LPDB KUMKM kepada pinjaman koperasi tersebut.
Kemudian, lanjutnya, skema pinjaman khusus kepada koperasi yang mengalami kesulitan likuiditas karena kebijakan relaksasi internal atau karena mengeluarkan kebijakan baru untuk membantu anggotanya yang usahanya terganggu musibah virus Covid-19. Ketiga, pembebasan pajak koperasi pada objek terkait.
"Lalu yang terakhir adalah mencegah keluarnya kebijakan sepihak dari pemerintah daerah yang merugikan kredibilitas dan keberlangsungan koperasi," ucap Rully melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (30/3/2020).
Rully mengakui saat ini keadaan tidak normal yang kurang menguntungkan bagi siapapun, termasuk bagi pemerintah. Jadi jangan sekali-kali ingin mengambil keuntungan sendiri dari keadaan tersebut.
Maka dengan itu, pihaknya menunjuk Koperasi Simpan Pinjam (KSP), dimana pemilik dan nasabahnya sama. Maka nantinya, kebijakan relaksasi ataupun penangguhan pembayaran ditentukan melalui mekanisme rapat anggota.[]

Aplikasi Kasir ‘Meeberian’ Efisien untuk UMKM



Surabaya (beritajatim.com) – Pelaku UMKM kuliner pujasera sudah saatnya menerapkan teknologi berbasis 4.0. Salah satu upaya dengan mengganti kasir manual dengan aplikasi kasir online.
PT Meeber Teknologi Indonesia (Meeber) mendorong para pelaku bisnis kuliner di Surabaya dan kota-kota besar di Jatim untuk memanfaatkan aplikasi kasir online agar usaha mereka lebih efesien dan maju.
CEO PT Meeber Teknologi Indonesia, Rudy Hartawan mengatakan sebagai kota besar kedua setelah Jakarta, bisnis kuliner di Surabaya berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini.
Di Surabaya bisnis pujasera seperti jamur usai hujan. Setiap pekannya selaku muncul pujasera baru sehingga manajemen pujasera harus punya daya tarik tersendiri.
“Secara umum, konsep pujasera adalah makanan cepat saji, dimana para pengunjung dapat langsung memesan makanan atau minuman di gerai-gerai yang siap melayani mereka. Makanan dan minuman siap saji ini umumnya butuh waktu antara 10 menit hingga 15 menit untuk meracik, memasak, hingga penyajian,” kata Rudy, di Surabaya, Senin (30/3/2020).
Rudi mengatakan, pertumbuhan dan perkembangan bisnis pujasera ini memunculkan persaingan yang semakin ketat, terutama dalam menerapkan sistem dan konsep pelayanan yang cepat, menarik, serta nyaman sehingga dapat menarik konsumen untuk berkunjung.
Awalnya, pujasera merupakan gerai-gerai mandiri yang disewakan kepada pebisnis kuliner dalam satu area yang dibawahi pengelola. Sehingga pelanggan dapat memesan, membayar, dan mengambil pesanannya langsung di gerai masing-masing. Namun sistem sewa semacam itu, sebagian besar sudah berubah menjadi sistem kemitraan atau bagi hasil.
“Ini artinya konsep pelayanan yang diterapkan juga berubah yaitu sistem pemusatan pembayaran (single cashier). Pelanggan memesan di gerai, kemudian membawa bukti pemesanan ke kasir untuk membayar baru kemudian dapat mengambil pesanannya,” jelas Rudi.
Rudy mengungkapkan tantangan bisnis pujasera adalah bagaimana menerapkan teknologi untuk mendukung konsep layanan, sehingga menciptakan pengalaman yang unik, layanan cepat, dan nyaman (pesan, bayar, dan ambil pesanan) dan yang penting hemat biaya operasional maupun investasi bagi pengelola.
“Aplikasi Meeber menawarkan solusi untuk mendukung konsep tersebut agar tercipta Pujasera 4.0. Penerapan Meeber melalui teknologi aplikasi memungkinkan pelanggan langsung menempati meja yang di inginkan kemudian pesan dan bayar (dengan aneka ragam alat pembayaran) melalui QR Code yang disediakan di meja. Selain itu pelanggan dapat menunggu panggilan di meja atas pesanan yang sudah selesai tanpa harus antri di gerai,” terangnya.
Rudy menambahkan, keuntungan yang di dapatkan oleh merchant pengelola dari penerapan aplikasi tersebut diantaranya adalah kenyamanan dan kecepatan dalam pemesanan, informasi promo yang lengkap, pesanan yang akurat, pesanan lebih awal (pre-order).
“Satu aplikasi dengan sistem pembayaran digital yang lengkap, solusi pembayaran tanpa tunai (cashless) atas pesanan dan pelayanan penyajian makanan tanpa antri dan dipanggil. Penerapan konsep pelayanan itu masing-masing memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing,” pungkas Rudy.[rea/ted]

Bank Indonesia Luncurkan LPI 2019 Secara Digital



Today.id | Jakarta – Bank Indonesia (BI) meluncurkan buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2019 pada Senin (30/3/2020).
LPI 2019 ini mengangkat tema ‘Sinergi, Transformasi, dan Inovasi: Menuju Indonesia Maju” dilakukan secara digital untuk memitigasi risiko penyebaran Covid-19.
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan dinamika perekonomian 2019 mengangkat tiga elemen strategis untuk mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi, yakni Sinergi, Transformasi, dan Inovasi.
Sinergi kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait akan terus diperkuat dan menjadi unsur sangat penting untuk menjaga ketahanan dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
“Sinergi juga akan mendukung percepatan transformasi ekonomi, yang ditopang berbagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, termasuk melalui penguatan sektor-sektor unggulan seperti manufaktur dan pariwisata, serta pengembangan ekonomi syariah,” ujar Perry dalam sambutan di peluncuran LPI 2019 yang dilakukan secara online melalui YouTube, Senin (30/3/2020).
Sementara itu, transformasi ekonomi tersebut juga berkaitan dengan berbagai upaya untuk terus menumbuh-kembangkan inovasi ekonomi-keuangan digital sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif.
Dalam evaluasi terhadap kinerja ekonomi 2019, Perry menuturkan LPI mencatat bahwa sinergi kebijakan yang ditempuh Pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas terkait dapat membawa perekonomian Indonesia 2019 tetap berdaya tahan.
Stabilitas ekonomi nasional terjaga dan momentum pertumbuhan ekonomi tetap berlanjut, di tengah banyak negara lainnya berusaha keras meningkatkan kinerja ekonominya. Sinergi kebijakan diarahkan untuk mempertahankan stabilitas, mendorong pertumbuhan, dan mempercepat transformasi ekonomi menuju negara maju.
Pemerintah meningkatkan stimulus fiskal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga prospek kesinambungan fiskal.
“Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan akomodatif untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga stabilitas moneter dan mendukung stabilitas sistem keuangan,” kata Perry.
Selain itu, berbagai pemangku kebijakan juga terus memperkuat kebijakan struktural untuk peningkatan kapasitas perekonomian.
Uraian lebih lengkap LPI 2019 dapat diunduh dalam format digital, baik akses melalui aplikasi QR code maupun website Bank Indonesia.
Buku LPI adalah publikasi rutin tahunan Bank Indonesia (BI) yang memuat kinerja ekonomi Indonesia dalam 1 (satu) tahun dan prospeknya.
LPI juga menyampaikan pelajaran penting dalam perumusan kebijakan makroekonomi, termasuk berbagai agenda yang perlu dilanjutkan dalam memperkuat perekonomian.
Berbeda dengan penulisan LPI sebelumnya, LPI 2019 disajikan secara tematik dan analitis dengan didukung visualisasi yang menarik. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi seluruh stakeholders dalam melangkah ke depan. (Red)

Semua dari Rumah, Animal Center Terus Layani Perawatan Via Online

Semua dari Rumah, Animal Center Terus Layani Perawatan Via Online ...
SEMARANG, suaramerdeka.com - Memanfaatkan situasi social distancing yang semua akivitas di lakukan dari rumah, pusat perawatan hewan Animal Center Drh Nugroho Semarang tak henti meningkatkan layanan melalui aplikasi online.
Aplikasi yang diluncurkan sejak Januari 2020 ini memuat berbagai fasilitas klinik. Seperti periksa, operasi, vaksinasi, laboratorium, dan radiologi. Intinya Animal Center akan memudahkan masyarakat pemilik hewan piaraan untuk mendapatan layanan yang baik dan maksimal.
"Aplikasi ini membantu untuk memberi yang terbaik bagi hewan kesayangan dengan konsultasi dokter, mendaftar, dan update berita dan event, dan belanja kebutuhan hewan," kata drh Heru Wahyono, penanggungjawab Animal Center, Minggu (29/3).
Aplikasi sebagai realisasi dari program digitalisasi Animal Center.
Menurut Iswanti Nugroho, pimpinan eksekutif Drh Nugorho Animal Center, bahwa pihaknya selama ini memakai sistem one health, yaitu hewan harus sehat maka pemiliknya juga akan sehat. "Untuk pendukung pelayanan kesehatan hewan, kami telah menggunakan digitalisasi, dan bukan lagi analog," katanya.

Monday, March 30, 2020

Kemenkop UKM Ungkap Program Bagi Koperasi Terdampak Covid-19

Sektor Pariwisata Tertekan. Kondisi sepi pengunjung di wisata Bungker Kaliadem, Sleman, Yogyakarta, Kamis (19/3). Pemerintah perlu mengeluarkan skema program bagi koperasi. Program itu ditujukan bagi anggota koperasi yang benar-benar tidak mampu membayar pinjaman karena terdampak wabah Covid-19 atau virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Prof Rully Indrawan menekankan, pemerintah perlu mengeluarkan skema program bagi koperasi. Program itu ditujukan bagi anggota koperasi yang benar-benar tidak mampu membayar pinjaman karena terdampak wabah Covid-19 atau virus corona. 

Skema program tersebut, kata dia, pertama relaksasi dari perbankan dan LPDB KUMKM kepada pinjaman koperasi tersebut. Kedua, skema pinjaman khusus kepada koperasi yang mengalami kesulitan likuiditas karena kebijakan relaksasi internal atau karena mengeluarkan kebijakan baru untuk membantu anggotanya yang usahanya terganggu musibah virus Covid-19.

Ketiga, pembebasan pajak koperasi pada objek terkait. "Keempat, mencegah keluarnya kebijakan sepihak dari pemerintah daerah yang merugikan kredibilitas dan keberlangsungan koperasi", jelas Prof Rully melalui siaran pers pada Ahad, (29/3).

Ia mengakui, saat ini keadaan tidak normal yang kurang menguntungkan bagi siapa pun, termasuk pemerintah. "Maka jangan sekali-kali ingin menangguk keuntungan sendiri dari keadaan ini," tegasnya. 

Prof Rully menunjuk Koperasi Simpan Pinjam (KSP), yang pemilik dan nasabahnya sama. Maka, lanjut dia, kebijakan relaksasi ataupun penangguhan pembayaran ditentukan melalui mekanisme rapat anggota.

"Anggotalah yang menetapkan suatu kebijakan itu baik atau tidak bagi koperasi," tutur dia. 

Sementara, Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo menjelaskan, pihaknya sudah mulai menghitung atau mengkaji terkait apa yang sudah disampaikan Presiden Jokowi. Supomo menilai, tidak menutup kemungkinan LPDB tetap memikirkan hal-hal relaksasi itu seiring dengan apa yang dilakukan OJK.

"LPDB akan memperhatikan koperasi-koperasi sebagai mitra untuk melakukan relaksasi. Misalnya, restrukturisasi terkait masalah penundaan pembayaran,” kata Supomo.


Stimulus Redam Corona, Kelonggaran Kredit hingga Revisi Aturan Pasar Modal

https: img.okeinfo.net content 2020 03 28 20 2190515 stimulus-redam-corona-kelonggaran-kredit-hingga-revisi-aturan-pasar-modal-hdI7rQU0Tp.jpg

JAKARTA – Pemerintyahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan sejumlah stimulus untuk menekan dampak COVID-19 atau virus corona terhadap perekonomian Indonesia. Stimulus diberikan kepada UMKM, pasar modal hingga pengemudi Ojek Online.
Beberapa stimulus antara lain bantuan tunai, kelonggaran kredit hingga perubahan aturan transaksi di pasar modal. Pemerintah mencatat telah sudah mengeluarkan dana sekitar Rp158,2 triliun selama virus corona.
Berikut adalah fakta mengenai stimulus ekonomi yang dilansir Okezone.com:
1.Stimulus 158 triliun
Dana Rp158,2 triliun dikeluarkan pemerintah untuk menekan dampak virus corona. Dana tersebut untuk menanggulangi dan menangani penyebaran virus corona.
Dana tersebut berasal dari stimulus I dan II. Serta pelebaran defisit anggaran menjadi 2,5% atau meningkat 0,8% dari yang sebelumnya di APBN 2020.
2. Keringanan kredit UMKM
Jokowi sudah meminta semua jajaran pemerintah melakukan realokasi anggaran dan refocusing kebijakan guna memberi insentif ekonomi bagi pelaku UMKM dan informal sehingga tetap dapat berproduksi dan beraktivitas juga tidak melakukan PHK.
Selain itu, pemerintah juga memastikan akan ada relaksasi kredit bagi UMKM terutama untuk nilai kredit di bawah Rp10 miliar sebagai upaya meminimalisasi dampak wabah Covid-19.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, keberlanjutan usaha koperasi dan UMKM harus menjadi prioritas penting yang diselamatkan di tengah pandemi Covid-19.
3. Keringanan untuk Ojek Online
Staf Ahli Kemenko Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi mengatakan, ada tambahan kebijakan lanjutan untuk dampak ekonomi akibat virus corona. Di mana supaya driver ojek online tidak narik atau berada di luar rumah, maka dilakukan pelonggarana tau relaksasi untuk leasing motor ojek online.
"Jadi dilakukan dengan pelonggaran penghitungan kolektibilitas atau klasifikasi keadaan pembayar kredit motor terutama untuk ojol selama setahun," ujarnya.
4. Stimulus untuk Pasar Modal
Otoritas Jasa Keuangan bersama Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal di Indonesia, yaitu PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Klliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaksanakan Business Continuity Management (BCM) untuk menjamin kelangsungan operasional kegiatan di pasar modaldi tengah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Sejumlah stimulus juga telah diberikan oleh OJK dan SRO kepada stakeholders pasar modal untuk memberikan kepastian hukum dalam menghadapi situasi saat ini, di antaranya adalah:
1. Pembelian kembali (buyback) saham oleh Emiten atau Perusahaan Publik tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan jumlah maksimum saham hasil pembelian kembali (treasury stock) ditingkatkan dari 10% menjadi 20% dari modal disetor.
2. Perpanjangan batas waktu penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Tahun 2019, Laporan Tahunan bagi Emiten dan Perusahaan Publik, termasuk Perusahaan Tercatat, yaitu selama dua bulan dari batas waktu penyampaian.
3. Perpanjangan batas waktu penyampaian Laporan Keuangan Interim I Tahun 2020 bagi Perusahaan Tercatat selama dua bulan dari batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan BEI. Sehubungan dengan perpanjangan batas waktu tersebut, maka Bursa akan menyesuaikan pengenaan notasi khusus “L” pada kode Perusahaan Tercatat.
4. Perpanjangan batas waktu penyelenggaraan RUPS Tahunan oleh Emiten dan Perusahaan Publik selama dua bulan.
5. Penyelenggaraan RUPS oleh Perusahaan Terbuka dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas Electronic Proxy pada sistem E-RUPS.
6. Perubahan batasan Auto Rejection Pada Peraturan Perdagangan di Bursa Efek.
7. Pelarangan Transaksi Short Selling bagi semua Anggota Bursa mulai tanggal 2 Maret 2020-batas waktu yang ditetapkan OJK.
8. Pelaksanaan trading halt selama 30 menit dalam hal IHSG mengalami penurunan mencapai 5%.
9. Penyesuaian nilai haircut dan perhitungan risiko (risk charge) untuk stimulasi pasar.