Wednesday, January 26, 2022

Bangkit dari Pandemi, Pengrajin Sound System Lamongan Mulai Ramai Pesanan

 Terpuruk hampir 2 tahun akibat pandemi COVID-19 dirasakan para pelaku UMKM di Lamongan. Namun dengan semangat berkarya, pengrajin sound system di Lamongan ini bangkit dari pandemi. Pesananpun mulai mengalir dari berbagai daerah.



Berawal dari menjadi joki sound system keliling dari satu hajatan ke hajatan lain dan parade sound system, Tarno, warga Lamongan ini memulai usaha barunya sekitar 5 tahun lalu. Tarno, warga Dusun Prambon, Desa Wangunrejo, Kecamatan Turi, ini mencoba dan menekuni usaha baru yang juga tak jauh-jauh dari sound system. Usahanya ini tidak lagi harus menginap dan begadang di warga yang menggelar hajatan untuk menunggu sound system.

"Dulu sebelum usaha menjadi pengrajin sound system, saya jadi joki atau penunggu sound system dari hajatan ke hajatan," kata Tarno saat berbincang dengan detikJatim, Minggu (23/1/2022).

Tak jarang, aku Tarno, saat menjadi joki sound system istrinya marah karena ia menjadi jarang pulang karena sound system sedang ramai. Berawal dari pengetahuannya seputar sound system itulah, Tarno memutuskan menggeluti usaha sound system yang sudah jalan 5 tahun ini.

"Setelah coba-coba dan saya tekuni, akhirnya banyak permintaan," ujar pria gondrong ini.

Tak banyak pengrajin sound system seperti Tarno di Lamongan. Meski berada di desa dan proses pembuatannya tergolong manual, namun kualitas alat pengeras suara atau sound system karya Tarno ini tidak diragukan. Pasalnya, hal itu dibuktikan dengan pembelinya yang datang dari berbagai kota di Jatim, Jakarta, Tangerang hingga luar Jawa.

"Pesanan datang dari sejumlah daerah seperti dari kota-kota di Jatim ini, Jakarta, Tangerang hingga luar Jawa seperti NTT dan Riau," tuturnya.

Dua tahun lalu, apa yang sudah dirintis oleh Tarno sempat mandeg karena pandemi. Berkat ketekunan dan keuletannya, Tarno berusaha bangkit dari pandemi. Usahanya pun mulai kembali menggeliat. Mengawali tahun ini, pesanan atau permintaan sound system kreasinya cukup ramai dengan omset yang mencapai Rp 20 juta perbulan.

"Alhamdulillah sudah mulai ramai kembali," akunya.

Untuk menyelesaikan satu set pesanan sound system, Tarno membutuhkan waktu 15 hari-1 bulan dengan harga bervariasi. Satu boks sound system seharga Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta. Untuk satu set berisi 8 boks, sekitar Rp 8 juta. Untuk yang kualitas terbaik satu set sekitar Rp 15 juta," imbuhnya.

Salah seorang penghobi alat sound system, Miftahuddin menyebut jika sound system buatan Tarno memiliki sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki oleh pengrajin sound system be lainnya. Sejumlah kelebihan itu, papar Miftahuddin, di antaranya adalah pemilihan bahan baku yang kuat, anti hujan dan suaranya yang nyaring dan empuk.

"Beberapa kelebihan itu di antaranya bahan bakunya, antihujan dan suaranya yang nyaring empuk dan bass-nya dapat," aku Miftahuddin.

Dengan membeli sound system karya Tarno ini, lanjut Miftahuddin, dia tidak perlu lagi menyediakan terpal karena anti hujan. Kelebihan lainnya, Miftahuddin menyebut jika sound system karya Tarno ini cocok untuk parade musik dangdut dengan dominasi suara audinya yang nyaring dan nge-bass.

0 comments:

Post a Comment