Sejumlah perusahaan ungkap pentingnya transformasi bisnis era disrupsi
Jakarta - Sejumlah perusahaan mengungkapkan pentingnya transformasi
bisnis di era disrupsi, yang mengharuskan mereka bertransformasi agar
bertahan di tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi akibat pandemi
COVID-19.
Hal itu dikemukan sejumlah pimpinan perusahaan dalam
webinar dan virtual awarding "Indonesia Best Business Transformation"
dengan tema "Rahasia Sukses Transformasi Bisnis di Era Disrupsi" yang
diselenggarakan Majalah SWA di Jakarta, Rabu.
"Triggernya adalah
untuk sustainability. Setiap perusahaan pasti ingin sustain terus dan
growing," kata Direkur PT Pyridam Farma Tbk Yenfrino Gunadi yang menjadi
salah satu panelis pada webinar tersebut ketika ditanya apa yang
mendasari perusahaannya melakukan transformasi bisnis.
Tiga
pembicara lainnya CEO PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk Tommy Wattimena,
Direktur Utama PT Elnusa Petrofin Harus Syahrudin, dan Chief Digital
Officer Allianz Life Indoesia Mike Sutton, juga mengungkapkan hal yang
intinya senada bahwa transformasi adalah sebuah keharusan saat ini, baik
dalam transformasi human capital hingga teknologi digital.
CEO
PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk Tommy Wattimena menceritakan Tahun 2021
perusahaan poultry yang dipimpinnya hampir bangkrut dengan kerugian
ratusan miliar rupiah. Selain itu ada tantangan industrin yang tidak
efisien, karena masalah pakan yang mahal, serta pencatatan data dan
manajemen bisnis unggas di Indonesia yang buruk menyebabkan perbankan
enggan masuk ke sektor tersebut.
"Bahkan ke depan industri
poultry nasional juga akan menghadapi tantangan masuknya ayam impor,
terutama dari Brasil, sebagai konsekuensi dari hasil sidang WTO. Inilah
faktor-faktor mendorong kami melakukan transformasi," ujarnya.
Perusahaan-perusahaan
terkemuka itu mengungkapkan strategi transformasi masing-masing. Namun,
seperti yang dikemukakan Group Chief Editor SWA Kemal Effendi Gani
bahwa dalam menjalankan transformasi bisnis tersebut berlaku "one size
does not fit all".
"Desain program transformasi suatu perusahaan
tak bisa begitu saja diterapkan di perusahaan lain. Sebab, problem dan
tantangan bisnis yang dihadapi masing-masing perusahaan berbeda, apalagi
bila industrinya berbeda. Selain itu ukuran bisnis dan kompleksitas
perusahaan tentu berbeda-beda," kata Kemal Gani yang juga Ketua Forum
Pemred itu.
Tahun ini SWA Group memberi penghargaan kepada 15
perusahaan partisipan dengan transformasi bisnis terbaik (best pratices)
yang bisa menjadi referensi, di antaranya Sreeya Sewu, Pegadaian, Pupuk
Indonesia, dan Sasa Inti.
Kemal mengungkapkan ada beragam cara
transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan partisipan. Pertama,
transformasi model bisnis dan portofolio bisnis, di mana perusahaan
mentransformasi apa yang ditawarkannya, menentukan siapa pelanggannya,
apa revenue stream-nya, dan apa saja jenis lini bisnisnya.
Kedua,
mentransformasi struktur organisasi sesuai kebutuhan pasar/pelanggan.
Ketiga, transformasi proses bisnis dan operasional perusahaan, yang
umumnya diarahkan untuk efisiensi proses bisnis yang biasanya dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi digital.
Keempat, transformasi SDM,
terutama pola pikir (mindset) karyawan, serta penambahan skill baru
(reskilling dan upskilling) agar sesuai dengan orientasi dan model
bisnis baru perusahaan.
"Dalam praktiknya, umumnya perusahaan
melakukan beberapa macam jurus transformasi itu dalam program
transformasi korporatnya. Tentu saja, disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuannya," kata Kemal Gani.
Sumber : https://m.antaranews.com/berita/2308142/sejumlah-perusahaan-ungkap-pentingnya-transformasi-bisnis-era-disrupsi
0 comments:
Post a Comment