4. Mengulik Peluang Wirausaha Digital di Masa Pandemi Covid-19
Jakarta - Di kala pandemi banyak pelaku UMKM yang sulit bertahan. Hal
ini dikarenakankan UMKM menghadapi berbagai masalah besar akibat
pembatasan mobilitas, seperti menjangkau konsumen.
Melihat
keadaan tersebut Effan Audi Khalif, siswa kelas XII di SMA Jakarta
Intercultural School di usia 17 tahun merefleksikan permasalahan UMKM
tersebut lewat buku berjudul, Digital Entrepreneurship, Berwirausaha
Digital Di Masa Pandemi Covid-19 dan New Normal, yang ditulis dalam dua
Bahasa: Indonesia dan Inggris.
Buku ini pun mendapat apresiasi
dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Menperin
mengatakan buku tersebut diharapkan menjadi inspirasi bagi anak muda
yang tertarik berwirasuaha.
Menurutnya memang ada perubahan
strategi yang terjadi pada pelaku usaha dalam menjawab tantangan
pandemi. Menurutnya teknologi menjadi jawaban untuk menjawab operasional
dan penyusunan strategi selama pandemi.
"Saya mengapresiasi
seorang anak muda kreatif dan produktif, dan menjadi inspirasi anak muda
lainnya. buku ini mengulas tentang berbagai aspek kewirausahaan selama
pandemi, mulai dari wirausaha dan digital marketing, aspek hukum, dan
aspek kesehatan," katanya dikutip Sabtu (31/7/2021).
Buku itu
sendiri membahas lengkap bagaimana seharusnya UMKM bertahan lewat
digital marketing, atau pemasaran secara digital. Bahkan membahas seluk
beluk ketentuan hukum dalam transaksi digital, hingga penerapan protokol
kesehatan bagi para UMKM dalam bisnis, di saat pandemi.
Dalam
penyusunan buku tersebut, Audi sendiri mewawancara beberapa akedemisi
sekaligus pelaku bisnis untuk memberikan pandangannya terkait UMKM
bertahan selama pandemi.
Seperti alm. Prof. Dr. H. Muladi, S.H.
(Pakar Hukum Pidana), alm. Prof. Firmanzah, S.E., M.M., M.Phil., Ph.D.
(Guru besar Ekonomi UI, dan Rektor Universitas Paramadina) dan Moh Nurul
Rachman, S.T., M.M. (Pejabat dari Kementerian Koperasi dan UKM), Dr.
Henny Marlyna, S.H., M.H., ML.I. (Dosen Bidang Hukum Keperdataan
Universitas Indonesia).
Kemudian dr. Yushila Meyrina, M.Si.,
Sp.G.K. (Dokter spesialis gizi), dan Febriana Feramitha, S.H., M.Kn.
(pemilik bisnis kuliner dan fashion bernama Zafino) dan Noviarti
Adiastuti, S.E. (pemilik bisnis kuliner bernama Gudeg Pawon Eyang Etty).
"Dalam
proses menulis buku ada 7 narasumber yang diwawancara lewat podcast
youtube, dimana membahas bagaimana pelaku usaha harus beradaptasi dan
membangun jiwa entreprenuership lewat digital marketing, namun harus
tetap waspada dengan cybercrime serta ketentuan hukumnya," ucapnya.
Secara
singkat Audi mengatakan bahwa pandemi memberikan berkah tersembunyi,
pasalnya peningkatan digitalisasi begitu pesat. Untuk itu pelaku bisnis
harus menjadi oportunitis memanfaatkan keseharian masyarakat yang
berubah menjadi lebih digital.
"Dari wawancara saya dengan Prof.
Muladi memang tak bisa dipungkirin perusahaan virtual justru yang
menjamur, seperti Gojek yang ternyata mampu menciptakan peluang baru,"
katanya, sembari menyatakan bahwa buku tersebut didedikasikan untuk
Prof. Muladi.
Dengan perkembangan itu tentu setiap UMKM harus
juga bisa memanfaatkan berbagai platform untuk menjawab perubahan
masyarakat seperti penggunaan e-commerce.
Meski ditengah
perkembangan digital, Audi juga tetap menyoroti akan resiko cyber crime
dimana kejahatan digital bisa saja untuk meningkat. Untuk itu diperlukan
perlindungan data pribadi serta pembayaran yang lebih kokoh untuk
menjamin transaksi antara penjual dan pembeli aman.
"Kemudian Hak
dan kewajiban konsumen harus dipastikan. Para pengusaha, mereka harus
bertanggung jawab atas data pribadi dari konsumen, jika ada pelanggaran
maka tanggung jawba pelaku usaha. Begitu juga perlindungan pelaku usaha
di digital marketing, dimana transaksi harus bisa aman karena bisa ada
penipuan saat pembayaran," katanya.
Selain itu menurut Audi
faktor penerapan protokol kesehatan juga penting bagi para pelaku usaha.
Bisnis juga dapat berjalan lancar jika para pelaku usahanya juga
memperdulikan kesehatan mereka masing-masing.
Audi juga
mewawancara para pelaku usaha di bidang bisnis kuliner dan fashion.
Menurutnya strategi paling ampuh selama pandemi ini adalah platform
media sosial untuk dua bidang tersebut.
Dengan pemanfaatkan
digital maka kedua usaha tersebut dapat menjangkau konsumen mereka
ketika tak bisa beroperasi secara offline. Selain itu penerpan teknik
loyalitas dengan memperhatikan apa yang dibutuhkan konsumen selama
pandemi, ampuh menumbuhkan omset dan pelanggan.
Meski memang
pemanfaatan digital sudah didepan mata, namun Audi memandang memang
belum sepenuhnya UMKM memanfaatkan digital dengan efeketif.
Wawancaranya
dengan Pejabat dari Kementerian Koperasi dan UKM Moh. Nurul Rachman
menemukan bahwa hanya 13 persen UMKM saja yang dengan baik memanfaatkan
ekosistem digital. Untuk itu Audi mengharapkan dalam buku-nya mampu
membuat pelaku usaha UMKM baik anak muda untuk migrasi ke arah digital.
"Sejak
awal pandemi ini saya tonton berita, ada jutaan kena PHK, dan bangkurt.
apalagi PSBB dan PPKM, saya pikir akar utama tidak menggunakan digital
marketing. Hanya 13 persen saja UMKM yang digital," ungkap dia.
Sumber : https://m.liputan6.com/bisnis/read/4620353/mengulik-peluang-wirausaha-digital-di-masa-pandemi-covid-19
0 comments:
Post a Comment