Wednesday, July 7, 2021

Strategi Tas Kulit Rorokenes Menembus Pasar Ekspor


Dimulai dari tantangan untuk membuat sendiri tas kulit, Syanaz Nadya Winanto Putri mulai memproduksi tas dengan merek Rorokenes pada tahun 2014 di Semarang. Tak main-main, sejak awal ia memiliki idealisme.

Ia bertekad, 85% bahan baku tas berupa kulit asli, kain tenun, dan limbah kayu ini berasal dari Indonesia. Kulit yang digunakan harus memiliki sertifikat yang memastikan kulit tersebut tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

Kain tenun lurik yang ia gunakan berasal dari perajin wanita di Klaten sebagai bentuk dukungan bagi kesetaraan gender. Sementara untuk menekan limbah, sisa kulit diolah semaksimal mungkin. Setiap tas dikemas menggunakan tas kain yang bisa digunakan kembali oleh konsumen sebagai tas belanja.

Dalam webinar kolaborasi Wanita Wirausaha Femina dengan Facebook #shemeansbusiness dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tahun 2021 yang memasuki angkatan ke 3 dengan tema Bincang UKM Sesi 2 : UKM SIAP EKSPOR: MENYIAPKAN SERTIFIKASI EKSPOR, Syanaz juga menceritakan strategi pemasarannya. Ketika pelaku usaha banyak yang berbondong-bondong membuka toko daring di market place, Syahnaz justru memilih untuk tidak menjual Rorokenes di medium ini.

“Selain karena produk kami adalah produk artisan, produk kami yang dimulai dari harga 1,5 juta akan sulit dijual di marketplace. Selain itu kami tidak ingin mengganggu merek Rorokenes. Kalau kita masuk ke marketplace kita akan menemui produk dengan kata kunci Rorokenes, dan kami tidak ingin konsumen kami bingung.”

Ia pun menegaskan, kalau Anda ingin membeli tas Rorokenes, maka Anda harus membelinya lewat media sosial Instagram @rorokenesindonesia, Fanpage facebook.com/rorokenesindonesia, website www.rorokenes.com, atau datang ke ruang pamernya di daerah Bukitsari, Semarang.

Menurut Syanaz, strategi promosi yang dilakukan timnya melalui media sosial seperti Facebook Ads dengan menggunakan SEO yang tepat, terbukti berhasil membuat produknya dilirik oleh pasar internasional. Banyak pelanggannya yang berasal dari luar negeri datang setelah melihat promo Rorokenes di media sosial. Itu sebabnya, Syanaz membuat website Rorokenes sebagai tempat bagi pelanggan luar negeri yang tertarik membeli tas koleksi Rorokenes.

Hingga kini sudah ada sekitar 74 desain tas yang Syanaz buat. Dengan idealismenya menjaga standar produk yang baik, Rorokenes kini telah memiliki pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia juga mancanegara seperti Qatar, UEE, Selandia Baru, dan Australia. Sejak tahun 2019, Rorokenes menjalin kerjasama dengan distributor di Jepang, melalui strategi white label, yaitu masuk ke pasar Jepang tanpa menggunakan merek sendiri.

Keputusan ini digunakan Syanaz sebagai upaya belajar untuk meningkatkan kualitas. Pasar Jepang terkenal miliki standar yang tinggi dan ia harus bersaing dengan produk tas kulit dari Tiongkok dan India yang sama-sama memasok tas ke negara itu. Sambil terus belajar menjadi lebih baik, ia berharap akan mendapat investor yang bisa membantunya mengekspor ke berbagai negara.

Sementara sejak tahun 2020, Rorokenes menjajaki untuk memasarkan produk di Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Ia melihat potensi pasar yang besar di negara-negara tersebut. Bahkan untuk Singapura, tas Rorokenes mengisi salah satu outlet fashion di Orchard Road.

“Kami ingin terus hidup dan menghidupi.”

Sumber : https://www.femina.co.id/money/strategi-tas-kulit-rorokenes-menembus-pasar-ekspor 

0 comments:

Post a Comment