Wednesday, May 5, 2021
Kolaborasi Antarsektor Dibutuhkan
JAKARTA - Pemerintah kembali menegaskan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Karena itu, kolaborasi antarsektor sangat diperlukan untuk mendorong pengembangan UMKM di Tanah Air.
"Dukungan dan kerja sama serta kolaborasi dalam membangun UMKM dan industri anak bangsa berbasis teknologi tepat guna memasuki era Industri 4.0 perlu terus ditingkatkan. Dengan keterlibatan para ahli dan profesional bisnis, kami yakin bahwa kita semua memiliki semangat yang sama dalam membantu dan mengembangkan UMKM pada masa pandemi dan era digital ini," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara virtual Leader, Executive, and Enterpreneur Program Industry and Business Institute of Management (IBIMA), Rabu (5/5).
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai 8.573,89 triliun rupiah. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi. Namun, tingginya jumlah UMKM di Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan.
Untuk menjawab tantangan itu, kata Menko Airlangga, pemerintah telah menjalankan sejumlah program dukungan UMKM, di antaranya bantuan insentif dan pembiayaan melalui program PEN, Kredit Usaha Rakyat, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), Digitalisasi pemasaran UMKM, Penguatan Wirausaha Alumni Program Kartu Prakerja melalui Pembiayaan KUR, dan termasuk pula strategi jangka panjang menaikkan kelas UMKM melalui UU Cipta Kerja.
Selain itu, dampak lain dari pandemi ini adalah mendorong shifting pola konsumsi barang dan jasa dari offline ke online, dengan adanya kenaikan trafik internet berkisar 15-20 persen. Hal tersebut menjadi momentum untuk mengakselerasi transformasi digital dan potensi digital ekonomi Indonesia juga masih terbuka lebar dengan jumlah populasi terbesar ke-4 di dunia serta penetrasi internet yang telah menjangkau 196,7 juta orang.
Airlangga mengatakan kinerja sektor ritel saat ini sudah menunjukkan peningkatan penjualan ritel pada trwiwulan I-2021. Beberapa subkelompok belanja yang mengalami peningkatan pada triwulan I-2021 antara lain supermarket, restoran, medical, household, dan fesyen.
Optimalkan Teknologi
Seperti kebanyakan sektor lain, kinerja UMKM juga ikut terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19. Karena itu, pelaku UMKM diharapkan memaksimalkan pasar online agar bisa terus bertahan dan bersaing di tengah pandemi saat ini.
"Masa pandemi saat ini masyarakat lebih banyak berbelanja melalui online shop, ini merupakan peluang bisnis bagi pelaku UMKM yang ingin mengembangkan usaha tanpa lapak. Pelaku UMKM bisa menggunakan layanan aplikasi online shop dengan menjual barang dagangannya di sana tanpa lapak langsung, misalnya seperti Shoope, Bukalapak, Tokopedia, dan lain sebagainya," ujar Akademisi Manajemen Keuangan STIE Boedi Oetomo Pontianak, Girang Permata Gusti, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, bagi pedagang yang baru ingin memulai usahanya, banyak referensi usaha yang perlu dipertimbangkan sesuai budget atau dana yang ada. Hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan usaha di tengah pandemi, tambahnya, juga dalam layanan pembayaran.
"Masyarakat sekarang sudah malas keluar rumah, mereka inginnya barang langsung datang ke rumah termasuk juga proses pembayaran lebih banyak menggunakan M-banking atau aplikasi yang mempermudah pembayaran tanpa harus keluar rumah. Nah, ini yang harus dikembangkan pelaku usaha, misalnya bisa menggunakan aplikasi kasir android Pawoon, Moka, Post, Qasir, dan Kasir Pontar," kata dia.
Sumber : https://koran-jakarta.com/kolaborasi-antarsektor-dibutuhkan
0 comments:
Post a Comment