Tuesday, March 30, 2021

Menkop UKM Kunjungi Koperasi Beraset Rp 1,6 Triliun

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) CU Keling Kumang Tahun Buku 2020, di Sekadau, Kalimantan Barat, Sabtu (27/3).

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap di Indonesia banyak lahir koperasi-koperasi modern yang mampu menembus rantai pasar global.

Salah satunya Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Credit Union (CU) Keling Kumang yang diharapkan menjadi contoh bagi koperasi-koperasi lainnya di Tanah Air. Menkop menyampaikan hal itu saat menghadiri Rapat Anggota Tahunan (RAT) CU Keling Kumang Tahun Buku 2020, di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, Sabtu 27 Maret.

Teten sekaligus mengunjungi beberapa unit usaha milik group Keling Kumang di antaranya, lahan pembibitan kakao, Taman Kelempiau Keling Kumang, K52 Mart, Institut Keling Kumang, dan SMK Keling Kumang.

"Keling Kumang menjadi koperasi modern, bukan hanya dari segi bisnisnya tapi juga pengelolaan manajemen anggota koperasinya berbasis digital, yang bisa dijadikan role model koperasi-koperasi di Indonesia," ujarnya.

Teten mendorong koperasi berkembang secara multipihak agar terjadi sirkuit ekonomi, dan manfaatnya dinikmati para anggota koperasi. "Ke depan, kita harus melahirkan koperasi-koperasi yang besar. Saat ini ada 123 ribu koperasi, tapi yang besar hanya ada 100," katanya.

Menurutnya, koperasi Keling Kumang bisa masuk ke sektor produksi komoditas unggulan, buah-buahan tropis seperti mangga, nanas, pisang, dan kakao yang sangat diminati di pasar luar negeri.

Menkop berharap koperasi tak lagi hanya mengurusi usaha tradisional, tapi juga komoditas unggulan lain di sektor kelautan maupun pertanian. Koperasi harus masuk ke sektor produksi rantai pasok global sebagaimana misi KemenkopUKM yang ingin menambah rasio wirausaha dan menciptakan koperasi-koperasi besar.

“Jangan lagi saya dengar koperasi besar justru hadir di negara kapitalis seperti Fonterra di Selandia Baru dan Coop De-France dari Perancis, bukan di Indonesia di mana ruh koperasi lahir," ujarnya.

Permenkopukm No. 9 Tahun 2020 soal pengawasan koperasi, kata Teten,adanya transformasi tingkat kepercayaan masyarakat ke KSP. Ke depan akan juga dibuat klasifikasi koperasi berdasarkan kategori modal inti atau Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) seperti di perbankan.

Ketua CU Keling Kumang, Mikael mengatakan, di RAT ke-28 ini, koperasinya telah memiliki 67 kantor cabang (kacab) di tujuh kabupaten dan memiliki 187 ribu anggota dengan aset Rp1,6 triliun. Keling Kumang yang memiliki misi menjadi CU terbesar di Kalbar, menyediakan pembiayaan guna mengentaskan kemiskinan masyarakar."Kami memiliki berbagai unit usaha mulai dari koperasi simpan pinjam, sektor riil, jasa, pendidikan, hingga perhotelan, dan masih banyak lagi," katanya.

Keling Kumang yang memiliki sekitar 86 hektare (ha) hutan kakao menghadapi sejumlah tantangan seperti kesulitan pupuk, perizinan produk, sertifikasi dari provinsi, dan pembiayaan.

Namun sejumlah inisiatif KemenkopUKM mampu membantu para anggota koperasi yang berbasis UMKM bertahan. "Kami bersyukur bunga Sisa Hasil Usaha (SHU) tak diberikan pajak, serta bantuan restrukturisasi dan rekomendasi Bantuan Presiden (Banpres) Produktif saat pandemi," ujarnya. Keling Kumang juga terus berinovasi dengan meluncurkan tiga layanan secara digital, yaitu aplikasi pendaftaraan anggota secara online, pinjaman online, dan ATM setor tunai.

Plh. Bupati Sekadau, Frans Zeno mengungkapkan, kehadiran Keling Kumang telah memberikan manfaat untuk anggotanya dan masyarakat sekitar. Hingga Februari 2021, jumlah koperasi di Kalbar mencapai 164 koperasi dan 3.369 UMKM yang tersebar di tujuh kecamatan.


sumber : https://nasional.tempo.co/read/1447041/menkop-ukm-kunjungi-koperasi-beraset-rp-16-triliun/full&view=ok
 

0 comments:

Post a Comment