Thursday, April 18, 2024

Dampak Hilirisasi Terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Negara Berkembang

 

Dalam era globalisasi ekonomi yang semakin kompleks, negara berkembang khususnya Indonesia terus mencari strategi untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonominya. Salah satu strategi yang digunakan adalah hilirisasi, yaitu proses transformasi bahan baku mentah menjadi produk jadi dengan nilai tambah lebih tinggi. 


Hilirisasi masuk salah satu strategi presiden untuk menuju Indonesia Emas. Hal tersebut ditegaskan Presiden saat menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/08/2023) pagi. 


pemerintah juga terus menggencarkan kebijakan hilirisasi industri yang tidak hanya dapat meningkatkan penciptaan lapangan kerja yang menghasilkan produktivitas nasional tetapi juga memberikan nilai tambah yang sebesar-besarnya. "Di sinilah peran sektor ekonomi hijau dan hilirisasi sebagai window of opportunity kita untuk meraih kemajuan, karena Indonesia sangat kaya sumber daya alam, termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan," ujarnya.

Hilirisasi yang ingin dilakukan Indonesia, kata Presiden, adalah hilirisasi yang melakukan transfer teknologi, manfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisasi dampak lingkungan. Hilirisasi tersebut juga harus mengoptimalkan kandungan lokal, bermitra dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), petani, dan nelayan, sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil.


Presiden menambahkan, hilirisasi tak hanya dilakukan pada komoditas mineral tetapi juga nonmineral seperti sawit, rumput laut, kelapa, dan komoditas potensial lainnya Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hilirisasi bisa menjadi peluang besar untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing. Namun, di sisi lain, hilirisasi juga dapat membawa tantangan dan risiko bagi UMKM. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi dampak hilirisasi secara spesifik terhadap UMKM di negara berkembang, serta mempertimbangkan apakah hilirisasi itu baik bagi perekonomian negara-negara tersebut.


Adapun Dampak Positif Hilirisasi terhadap UMKM:


Meskipun hilirisasi membawa tantangan dan risiko, secara keseluruhan, banyak ahli percaya bahwa hilirisasi memberikan dampak positif dan manfaat yang signifikan bagi perekonomian negara berkembang. Beberapa alasan mendukung hal ini meliputi:


*Peningkatan Daya Saing : Hilirisasi membantu meningkatkan daya saing UMKM di pasar global dengan memungkinkan mereka untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan nilai tambah yang lebih tinggi.


*Peningkatan Kontribusi terhadap PDB: Dengan meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan pangsa pasar UMKM, hilirisasi dapat meningkatkan kontribusi sektor UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara berkembang.


*Diversifikasi Ekonomi: Hilirisasi membantu mengurangi ketergantungan negara berkembang pada ekspor bahan baku mentah dan mendorong diversifikasi ekonomi melalui pengembangan sektor manufaktur dan industri.


*Peningkatan Nilai Tambah Produk: Hilirisasi membuka peluang bagi UMKM untuk meningkatkan nilai tambah produk mereka. Dengan mengolah bahan baku mentah menjadi produk jadi yang lebih kompleks, UMKM dapat menawarkan produk dengan harga yang lebih tinggi dan kualitas yang lebih baik. Hal ini dapat meningkatkan daya saing dan keuntungan UMKM.

Hilirisasi yang ingin dilakukan Indonesia, kata Presiden, adalah hilirisasi yang melakukan transfer teknologi, manfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisasi dampak lingkungan. Hilirisasi tersebut juga harus mengoptimalkan kandungan lokal, bermitra dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), petani, dan nelayan, sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil.


Presiden menambahkan, hilirisasi tak hanya dilakukan pada komoditas mineral tetapi juga nonmineral seperti sawit, rumput laut, kelapa, dan komoditas potensial lainnya Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hilirisasi bisa menjadi peluang besar untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing. Namun, di sisi lain, hilirisasi juga dapat membawa tantangan dan risiko bagi UMKM. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi dampak hilirisasi secara spesifik terhadap UMKM di negara berkembang, serta mempertimbangkan apakah hilirisasi itu baik bagi perekonomian negara-negara tersebut.


Adapun Dampak Positif Hilirisasi terhadap UMKM:


Meskipun hilirisasi membawa tantangan dan risiko, secara keseluruhan, banyak ahli percaya bahwa hilirisasi memberikan dampak positif dan manfaat yang signifikan bagi perekonomian negara berkembang. Beberapa alasan mendukung hal ini meliputi:


*Peningkatan Daya Saing : Hilirisasi membantu meningkatkan daya saing UMKM di pasar global dengan memungkinkan mereka untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan nilai tambah yang lebih tinggi.


*Peningkatan Kontribusi terhadap PDB: Dengan meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan pangsa pasar UMKM, hilirisasi dapat meningkatkan kontribusi sektor UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara berkembang.


*Diversifikasi Ekonomi: Hilirisasi membantu mengurangi ketergantungan negara berkembang pada ekspor bahan baku mentah dan mendorong diversifikasi ekonomi melalui pengembangan sektor manufaktur dan industri.


*Peningkatan Nilai Tambah Produk: Hilirisasi membuka peluang bagi UMKM untuk meningkatkan nilai tambah produk mereka. Dengan mengolah bahan baku mentah menjadi produk jadi yang lebih kompleks, UMKM dapat menawarkan produk dengan harga yang lebih tinggi dan kualitas yang lebih baik. Hal ini dapat meningkatkan daya saing dan keuntungan UMKM.

*Diversifikasi Portofolio Produk: Proses hilirisasi memungkinkan UMKM untuk diversifikasi portofolio produk mereka. Dengan memiliki berbagai produk turunan dari bahan baku utama, UMKM dapat mengurangi risiko ketergantungan pada satu produk saja. Diversifikasi ini tidak hanya meningkatkan ketahanan bisnis UMKM terhadap fluktuasi pasar, tetapi juga memperluas kesempatan pasar bagi mereka.


*Peningkatan Akses Pasar: Produk hasil hilirisasi cenderung memiliki daya tarik yang lebih besar di pasar. Kualitas yang lebih tinggi dan nilai tambah yang lebih besar membuat UMKM lebih mudah menembus pasar lokal maupun internasional. Ini membuka peluang baru bagi UMKM untuk memperluas pangsa pasar mereka dan meningkatkan pendapatan.


*Peningkatan Efisiensi Produksi: Hilirisasi mendorong UMKM untuk meningkatkan efisiensi produksi mereka. Dengan mengadopsi teknologi dan praktik produksi yang lebih canggih, UMKM dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas. Ini membantu mereka bersaing lebih baik di pasar yang semakin ketat.

*Diversifikasi Portofolio Produk: Proses hilirisasi memungkinkan UMKM untuk diversifikasi portofolio produk mereka. Dengan memiliki berbagai produk turunan dari bahan baku utama, UMKM dapat mengurangi risiko ketergantungan pada satu produk saja. Diversifikasi ini tidak hanya meningkatkan ketahanan bisnis UMKM terhadap fluktuasi pasar, tetapi juga memperluas kesempatan pasar bagi mereka.


*Peningkatan Akses Pasar: Produk hasil hilirisasi cenderung memiliki daya tarik yang lebih besar di pasar. Kualitas yang lebih tinggi dan nilai tambah yang lebih besar membuat UMKM lebih mudah menembus pasar lokal maupun internasional. Ini membuka peluang baru bagi UMKM untuk memperluas pangsa pasar mereka dan meningkatkan pendapatan.


*Peningkatan Efisiensi Produksi: Hilirisasi mendorong UMKM untuk meningkatkan efisiensi produksi mereka. Dengan mengadopsi teknologi dan praktik produksi yang lebih canggih, UMKM dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas. Ini membantu mereka bersaing lebih baik di pasar yang semakin ketat.

*Pemberdayaan Lokal: Proses hilirisasi dapat menjadi katalisator untuk pemberdayaan ekonomi lokal. Melibatkan lebih banyak pelaku usaha lokal dalam rantai nilai produk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. UMKM yang terlibat dalam hilirisasi juga cenderung menggunakan bahan baku lokal, mendukung pertumbuhan sektor pertanian dan industri lainnya di tingkat lokal.


Meskipun hilirisasi meningkatkan nilai tambah produk dan lapangan kerja, dampak negatifnya juga signifikan. Proses ini bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi suatu daerah, tetapi sering kali menyebabkan eksploitasi sumber daya alam dan kerusakan lingkungan. Dalam beberapa kasus, hilirisasi juga memperkuat ketimpangan ekonomi dan meningkatkan risiko terhadap fluktuasi harga pasar global.


Dampak Negatif Hilirisasi terhadap UMKM:


1.Peningkatan Persaingan:

Hilirisasi meningkatkan persaingan di pasar, terutama bagi UMKM yang mungkin kesulitan bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki sumber daya lebih besar. Hal ini bisa mengancam kelangsungan hidup UMKM yang kurang mampu bersaing dalam pasar yang semakin kompetitif.


2.Tergantung pada Pasokan Bahan Baku:

UMKM yang terlibat dalam hilirisasi dapat menjadi lebih tergantung pada pasokan bahan baku tertentu. Fluktuasi harga atau ketersediaan bahan baku dapat menjadi risiko tambahan bagi UMKM. Banyak UMKM yang impor bahan baku seperti bahan tekstil. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti harga, kualitas, kontinuitas pasokan, produk substtusi, dan elastisitas bahan baku impor menjadi daya tarik yang menyebabkan ketergantungan masih tinggi.

3.Biaya Produksi yang Lebih Tinggi:

Proses hilirisasi dapat meningkatkan biaya produksi bagi UMKM. Pengadaan peralatan dan bahan baku tambahan, serta biaya tenaga kerja yang lebih tinggi, dapat memberikan tekanan finansial tambahan bagi UMKM, terutama yang memiliki keterbatasan modal.


4.Dampak Lingkungan:

Hilirisasi bisa memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Proses produksi tambahan yang diperlukan dalam hilirisasi dapat meningkatkan jejak lingkungan UMKM dan berkontribusi pada masalah lingkungan seperti polusi udara, air, dan tanah. Seperti yang terjadi di Halmahera, Maluku Utara dampak hilirisasi nikel membuat masyarakat setempat terganggu, karna ada nya pecemaran udara, yg terjadi karna PLTU, kemudian sungai dan laut sebagai mata pencarian masyarakat setempat juga rusak oleh pengelolaan limbah yang tidak sesuai.


5.Risiko Kegagalan:

UMKM yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan proses hilirisasi atau menghadapi persaingan yang sengit mungkin menghadapi risiko kegagalan atau kebangkrutan. Seperti era digital sekarang, masih banyak UMKM yang tidak bisa mengakses internet khususnya di pedesaan dan banyak juga UMKM yang beroperasi dengan tradisional. Hal ini bisa berdampak negatif pada stabilitas ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.


Dengan demikian, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mendukung UMKM dalam menghadapi tantangan hilirisasi. Ini termasuk menyediakan akses ke modal, teknologi, pelatihan, dan dukungan kelembagaan yang diperlukan untuk membantu UMKM beradaptasi dengan perubahan pasar dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh hilirisasi. Dengan demikian, hilirisasi dapat menjadi alat yang efektif dalam mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di negara berkembang.

Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/04/dampak-hilirisasi-terhadap-usaha-mikro.html

0 comments:

Post a Comment