Sunday, March 31, 2024

Lewat Digitalisasi, UMKM Poklahsar Olahan Ikan Desa BRILian Panembangan Perluas Pemasaran

 

BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com-Empat kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) makanan olahan berbahan dasar ikan di Desa BRILian Panembangan Kecamatan Cilongok terus memproduksi makanan olahan berbahan dasar ikan. Tak hanya itu, mereka juga terus memanfaatkan media digital untuk memperluas pemasaran produk mereka.

Ketua Poklahsar Ummy Mandiri Kusniah mengatakan dari enam anggota kelompok yang aktif, telah diproduksi banyak varian produk makanan olahan ikan, mulai dari abon ikan lele, kerupuk duri ikan lele, pastel lele dan lainnya. Untuk pemasaran dilaksanakan secara offline dan online.

"Dari tiga tahun terbentuknya kelompok kita terus berinovasi terutama dalam hal pemasaran. Kebanyakan memang lewat media sosial mulai dari whats app, facebook dan instagram. Pemasaran di luar Jawa hingga luar negeri," katanya saat berkumpul empat anggotanya saat memproduksi olahan ikan pesanan saat Ramadan. 

Kini penggunaan barcode atau pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard (Qris) sebagai alat transaksi digital sudah akrab di lokasi kios Poklahsar Ummy Mandiri sekaligus rumah produksi Ummamy. Pengunjung atau pembeli makanan olahan ikan bisa langsung melaksanakan pembayaran secara non tunai dengan memindai QRIS ini. 

"Dengan menggunakan QRIS ini, saya tak perlu lagi membawa uang. Lebih praktis dan cepat serta kami tak harus menunggu pengembalian uang dari penjual. Jadi terbilang cepat," kata Agus (35) salah saat pengunjung rumah produksi tersebut. 

Pengetahuan pasca produksi itu bermula setelah Desa Panembangan Kecamatan Cilongok ini ditetapkan menjadi Desa Perikanan Cerdas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan juga Desa BRILIan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Empat Poklahsara ini mendapatkan pelatihan pasca produksi mulai dari produksi, pengemasan hingga pemasaran digital.

"Kami juga tergabung dalam Rumah BUMN BRI, di mana dari komunitas Rumah BUMN ini kami mendapatkan banyak pengetahuan dan informasi tentang informasi perbankan. Untuk pembuatan barcode di kios, pameran dan label produk, kami dibantu oleh BRI dan Bank Indonesia," jelasnya.

Pihaknya pun kini sedang berkoordinasi dengan pengelola Rumah Makan Gendhis Manis yang merupakan bagian dari unit usaha pendukung wisata Svarga Mina Padi. Diharapkan nantinya produk mereka akan tertampung dan terjual di berbagai ekosistem UMKM Desa BRILian ini.

"Jadi nantinya seperti dulu, berbagai produk Poklahsar yang berjumlah empat kelompok ini bisa turut dipasarkan. Jadi dari internal kami memasarkan secara offline dan online, unit usaha kuliner BUMDesa juga bisa memajang produk kami di warungnya," katanya.

Dijelaskan Kusniyah, kelompok ini terbentuk khususnya saat pandemi Covid-19 terjadi. Produksi makanan olahan ini dilaksanakan untuk menyiasati harga ikan lele yang jatuh saat pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) saat pandemi. Saat itu harga ikan lele hanya Rp 11 ribu per kilogram. Padahal saat itu petani ikan sedang melimpah produk lele.

"Jadi untuk menyiasati hal inilah, maka kami secara otodidak memproduksi abon lele dengan pengetahuan dan peralatan yang seadanya. Dari abon lele inilah nilai lebih ekonomi didapatkan daripada ikan lele yang dijual konsumsi," jelasnya.

Direktur BUMDesa Sangkara Wahyono juga menekankan kolaborasi dan integrasi untuk pengembangan wisata dengan basis potensi perikanan dan UMKM ini terus ditingkatkan dengan ikon dengan dukungan digitalisasi. Dukungan perbankan yang gencar untuk menyosialisasikan dan praktif inklusi keuangan termasuk transaksi non tunai sangat kami dukung.

"Karena hal itu sesuai dan sejalan dengan konsep wisata 'smart tourism'. Jadi kita  bertahap melaksanakan sistem layanan wisata hingga promosi UMKM ini secara hybrid. Baik konvensional dan digital, kami siap," ujarnya. 

Kepala Desa Panembangan Untung Sanyoto mengatakan sejak ditetapkan menjadi Desa Perikanan Cerdas tahun 2022 lalu, berbagai sektor perikanan dari hulu dan hilir terus digarap. Semua dilaksanakan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya petani ikan.

"Selain minapadi yaitu pola integrasi tanam padi dan budidaya ikan, klaster UMKM berbasis perikanan hingga wisata edukasi juga terus digiatkan lewat Desa Perikanan Cerdas ini. Kami dorong agar hulu hilir usaha perikanan hingga pertanian dengan kolaborasi wisata edukasi dan lingkungan dilaksanakan. Konsep smart dengan basis digitalisasi produk dan layanan wisata terus dikembangkan," katanya.

Secara khusus, Untung menyebutkan selain kelompok sadar wisata, kelompok pembudidaya ikan dan Badan Usaha Milik Desa Sangkara, di Panembangan juga terdapat empat kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) terdiri para perempuan produktif.

"Empat poklahsar itu antara lain Ummy Mandiri, Berkah Mongji, Bunda madani dan Berlian Pajero. Semua Poklahsar ini punya kesepakatan membuat produk yang berbeda-beda meski dari bahan yang sama yaitu ikan. Kami juga mengapresiasi karena mereka sudah berinovasi menggunakan QRIS dan platform digital untuk memperluas pasar produk olahan ikan mereka," jelasnya.

Pimpinan Cabang BRI Ajibarang, Selamat Riadi mengatakan dipilihnya Panembangan sebagai Desa BRILian di bawah naungan BRI Cabang Ajibarang karena didasarkan dari geliat ekosistem usaha wisata dan UMKM di desa tersebut. Adapun ekosistem usaha itu terdiri atas adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Sangkara yang telah menggerakan unit usaha wisata Svarga Minapadi, adanya pasar ikan, UMKM Pokdakan penyedia pakan, ikan konsumsi, benih dan ikan hias.

"Selain itu ada juga UMKM yang bergerak pasca produksi, yaitu berupa klaster Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) makanan olahan berbahan berbagai ikan. Dari klaster UMKM Pokdakan dan Poklahsar inilah yang hingga sekarang masih terus berjalan dan berjejaring dengan program BRI," katanya.

Mengusung Agroeducultural Tourism, Desa Panembangan ini juga terus mengkolaborasikan dan mengintegrasikan berbagai potensi obyek wisata mulai dari budaya berupa festival ikan, wisata religi, karawitan, olahraga tubing, spot kuliner Gendis Manis yang melengkapi wisata Svarga Mina Padi. Di era digital saat inilah, tantangan penerapan digitalisasi untuk promosi dan pemasaran produk menjadi bagian inovasi yang tak bisa terpisahkan. 

"Dari program Desa BRILian inilah nantnya implementasi kepemimpinan desa yang unggul inovatif dan berkelanjutan bisa diwujudkan. Di sinilah tantangan leadership kepala desa serta BUMDesa sebagai motor penggerak ekonomi dan penggerak ekosistem usaha di desa sangat ditekankan. Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan berbasis potensi secara berkelanjutan yang senada dengan SDGs (Sustainable Development Goal's) jadi muara akhirnya," kata Selamat Riadi.

Sumber:  https://www.startsmeup.id/2024/03/lewat-digitalisasi-umkm-poklahsar.html

0 comments:

Post a Comment