Tuesday, February 1, 2022

Belajar dari Bisnis Nata De Coco Rumahan yang Bertahan dari Ganasnya COVID

 Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Jawa Tengah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengunjungi puluhan anggota Kelompok UMKM usAHA di Desa Mankang Kulon, Kota Semarang.



Sutia (39) bersama suaminya Muhammad Faridudin (40), pemilik usaha pengolahan nata de coco menjadi tuan rumah dalam acara diskusi UMKM bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga merupakan pembina Kelompok UMKM usAHA. Dalam acara tersebut, sebanyak 20 UMKM hadir dan berdiskusi dengan Airlangga.

Sutia mengaku merasa gugup saat menunggu kedatangan Airlangga ke rumahnya.

"Saya agak bingung nanti mau gimana pas ketemu Pak Airlangga. Saya nanya-nanya terus ke suami, Pak Airlangga jadi rawuh ndak, kata suami saya jadi," ungkap Sutia saat diwawancara di kediamannya, di Gg. Kyai Gilang, Mangkang Kulon, Kota Semarang, Minggu (30/1/2022).

Namun suasana mencair saat Airlangga singgah di stand UMKM miliknya. Airlangga pun sempat moncoba cara mengemas nada de coco menggunakan mesin press plastik. Sembari mengemas nata de coco, Airlangga berbincang dengan Sutia mengenai omset yang dihasilkan serta apa saja hambatan yang dihadapi oleh Sutia selama berusaha.

"Saat Pak Airlangga mengunjungi saya, Pak Airlangga nanya omsetnya berapa, pemasarannya bagaimana, hambatannya apa. Terus Pak Airlangga coba bungkusin, saya juga gugup, dikasih tepuk tangan meriah," ujar Sutia.

Usaha Melati Nata De Coco dirintis oleh Sutia dan suaminya sejak tahun 2014. Saat itu suaminya terkena PHK, sehingga memilih beralih ke dunia usaha dengan menjual tanah sebagai modal awal. Keduanya memulai peruntungan melalui pengolahan nata de coco dengan berkeliling dari rumah ke rumah. Selain itu, Sutia juga menjajakkan nata de coco olahannya ke beberapa pasar lokal di Semarang, Salatiga, Kendal, dan Solo.

Pada tahun 2018 usaha Sutia mulai mapan dan memiliki sejumlah karyawan. Namun saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada tahun 2020, sebagian besar UMKM merasakan dampak negatif, termasuk usaha miliknya.

Selama pandemi COVID-19 pesanan nata de coco Sutia mengalami penurunan, sehingga berpengaruh pada pendapatan. Biasanya dalam satu minggu Ia mendapat penghasilan sebesar 700 ribu. Namun akibat dari kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pendapatannya menurun yaitu hanya sebesar 250 ribu per minggu.

"Biasanya ada pesanan untuk acara-acara, pesanan di pasar. Tapi semenjak pandemi turun drastis. Sepi," tutur Sutia.

Sutia merupakan salah satu anggota Kelompok UMKM usAHA binaan Airlangga Hartarto. Ia sudah merasakan manfaat sejak mengikuti program Pelatihan WirausAHA Maju. Melalui pelatihan tersebut ia diberi pemahaman mengenai kiat-kiat berusaha di tengah pandemi dan cara memasarkan produk.

"Ahamdulillah, saya kan di Kota Semarang ini dampingi Mas Yoga. Alhamdulillah programnya sangat membantu, saya berdoa semoga Bapak Airlangga selalu diberi kesehatan dan selalu membina kami," kata Sutia.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, saat berdiskusi dengan para pelaku UMKM binaan, mengatakan, pihaknya akan terus memberi dorongan pada pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM). Saah satunya melalui kelompok binaan UMKM usAHA.

"Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, kami mendorong agar UMKM diberikan bantuan. Salah satu jaringan yang langsung adalah melalui usAHA," pungkas Airlangga.



0 comments:

Post a Comment