Tranformasi Digital, Angka Penjualan UMKM Bisa Tembus Sampai 50 Persen
CEO KoinWorks, Benedicto Haryono, mengungkapkan tren transformasi
digital UMKM dalam menjajakan produk ke e-commerce maupun media sosial
meningkat selama masa pandemi. Terlebih, UMKM juga menjadi kontributor
PDB dan memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi.
Dilihat
dari sisi target pemerintah, Benedicto mengatakan untuk mendorong
kontribusi ekspor UMKM, memang saat ini peran UMKM masih kecil. Namun,
yang perlu diketahui, UMKM memiliki potensi dalam ekspor produk.
“Dengan
mereka transformasi ke digital, mereka bisa mencangkup pasar di ASEAN,”
katanya dalam webinar What’s Next For The SMEs in The Digital Era,
Selasa (10/8/2021).
Berdasarkan data yang dihimpun oleh
KoinWorks, terdapat 5% pelaku e-commerce yang sudah mulai menjual
produknya ke pasar ekspor. Sehingga, kata Benedicto, potensi UMKM untuk
bertransformasi ke digital akan semakin meningkat ditambah dengan upaya
pengadaan edukasi yang lebih baik.
“Salah satu contoh UMKM dari
KoinWorks yang sudah berhasil mengekspor produknya yaitu UMKM Aniki
Cosplay usaha milik Renaldy Philipus. Beliau sukses memakai channel
digital untuk mencapai pasar ekspor. Dia sendiri bisa memberikan produk
yang berbeda, unik, dan memiliki kualitas tersendiri. Sehingga dia bisa
ekspor sampai ke Amerika,” terang Benedicto.
Kemudian, merujuk pada data publik, sebanyak 88% UMKM melakukan penjualan secara hybrid.
Dengan
demikian, menurutnya, menggunakan social network dalam menjalankan
usaha seperti melalui kanal facebook, Instagram, dan whatsapp adalah
kunci penting dalam menaikan omset penjualan. Dengan social network ini
mereka bisa berinteraksi dengan para customer mereka.
“Dengan melakukan penjualan melalui kanal digital, penjualan dapat meningkat tajam, bisa mencapai 50%,” imbuh dia.
Dia
juga menerangkan, dalam proses transformasi ke kanal digital, ada
tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha. Adapun tantangannya ada
pada literasi kepada UMKM.
“Seperti bagaimana mereka bisa
melakukan onboarding ke online, melakukan marketing, menentukan target,
mencari channel terbaik, cara mengadakan kampanye, hingga menciptakan
suatu perbedaan produk yang berbeda dengan orang lain. Ini masih perlu
edukasi,” bebernya.
Dia juga menambahkan penjualan melalui media
sosial Instagram, facebook, dan whatsapp lebih mudah dijangkau oleh
pelaku usaha old generation yang dimana cakupan dalam memahami
penggunaan media sosial tersebut tidak rumit dan mudah dilakukan.
“Di
media sosial kan mereka nanti tinggal registrasi email, nomor telepon,
nama akun, lalu tinggal posting-posting produk jualannya dan bisa
langsung melakukan interaksi ke customer mereka,” ucapnya.
Sementara,
jika pelaku usaha yang tidak familiar menggunakan e-commerce, mereka
akan kesulitan dalam mengisi data pendaftaran usaha termasuk saat
menjualkan produknya sampai ke tangan customer.
“Seperti verifikasi rekening, update stok barang, upload produk satu persatu, dan lain sebagainya,” jelasnya lagi.
“Kalau
pakai e-commerce jadi lebih banyak kerjaannya dibandingkan sosial media
yang tools-toolsnya lebih simple. Tapi nanti, ketika mereka sudah mulai
nyaman dengan mengadopsi tools-tools baik itu yang ada di sosial media
ataupun e-commerce, itu kembali lagi ke pelaku usahanya,” tandasnya.
Sumber : https://www.idxchannel.com/economics/tranformasi-digital-angka-penjualan-umkm-bisa-tembus-sampai-50-persen
0 comments:
Post a Comment