Sunday, July 11, 2021
Di Kaltara, Perhotelan dan UMKM Kembali Terdampak Covid-19
PROKAL.CO, TANJUNG SELOR – Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di sejumlah wilayah provinsi termuda di Indonesia, yakni Kalimantan Utara (Kaltara) selama masa pandemi Covid-19 ini sangat terdampak. Diketahui, di Kaltara, hotel berbintang hanya ada di Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara pada Mei lalu membenarkan bahwa hotel berbintang itu sudah mengalami penurunan 6,30 poin atau persentasenya sebesar 34,34 persen. Termasuk, TPK akomodasi lainnya pada bulan yang sama turun 0,97 poin.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Bulungan, Syarwani tak menampiknya. Selama Covid-19, sejauh ini banyak sektor terdampak. Salah satunya adalah sektor perhotelan yang ada di wilayah yang tengah dinakhodainya saat ini. “Ya, tak dapat dipungkiri. Hotel–hotel sangat terdampak selama pandemi Covid-19 ini,” ungkap Syarwani dalam wawancaranya kepada Radar Kaltara belum lama ini.
Lanjutnya, mengenai upaya pemulihan sektor perhotelan dan lainnya, ia menuturkan ke depannya akan meningkatkan inovasi dan terlebih dahulu melakukan koordinasi ke pihak yang dianggap berkompeten. “Tak hanya pada masalah perhotelan yang menjadi perhatian pemerintah. Tetapi, pada sektor lainnya, khususnya para pelaku UMKM (usaha mikro kecil menengah) pun sama tak luput dari perhatian kami,” tuturnya.
Namun, untuk saat ini yang dianggap penting dan patut menjadi perhatian, yaitu menyukseskan pelaksanaan PPKM mikro di tengah masyarakat. Mengingat, jika situasi dan kondisi wilayah masih menunjukkan angka peningkatan kasus terkonfirmasi warga positif Covid-19 tinggi, upaya penanggulangan dan pemulihan perekonomian ini bisa menjadi terhambat. “Tapi, di tengah situasi ini pun. Kami memastikan bakal terus ada di tengah–tengah masyarakat. Dengan harapan ini dapat menjadi support mereka di masa yang sulit ini,” harapnya.
Hal ini dibenarkan juga oleh salah satu pemilik hotel di Kabupaten Bulungan, Saleh, bahwa di masa pandemi Covid-19 usaha di sektor perhotelan jelas terdampak. Meski, pihaknya tak menjelaskan secara detail penurunan omzet selama masa pademi ini. “Ya jelas terdampak di masa pandemi ini,” singkatnya kepada pewarta.
Kepala BPS Kaltara, Tina Wahyufitri menambahkan, jika bicara mengenai rata–rata menginap tamu asing (WNA) dan tamu domestik (WNI), secara keseluruhan pada hotel berbintang dan akomodasi lainnya pada Mei adalah selama 1,31 hari. Atau mengalami penurunan 0,22 poin dibandingkan April 2021. “Jika dibandingkan antara tamu asing dan domestik, rata-rata lama menginap tamu asing pada Mei 2021 lebih tinggi dibandingkan domestik, yaitu masing–masing 1,63 hari dan 1,31 hari,” jelasnya.
Dirinci menurut kabupaten/kota, rata-rata menginap tamu asing dan domestik akomodasi lainnya pada Mei tertinggi terjadi di Kabupaten Nunukan selama 1,81 hari. Lalu, di Kabupaten Malinau selama 1,55 hari, Kabupaten Tana Tidung selama 1,16 hari, Kabupaten Bulungan selama 1,14 hari dan Kota Tarakan 1,08 hari. “Secara total, rata–rata lama menginap tamu asing dan domestic hotel berbintang pada Mei 2021 adalah 1,41 hari. Ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,27 poin,” sebutnya.
Sedangkan, terkait rata–rata lama menginap tamu asing dan tamu domestik pada akomodasi lainnya di Kaltara pada Mei 2021 selama 1,24 hari. Atau lebih rendah dibandingkan pada April lalu. Dan jika dibandingkan kembali antara tamu asing dan domestik, rata–rata menginap tamu asing pada Mei lebih rendah dibandingkan tamu domestik. “Masing–masing yaitu 1 hari dan 1,24 hari,” ucapnya mengahiri.
Sumber : https://kaltara.prokal.co/read/news/37986-di-kaltara-perhotelan-dan-umkm-kembali-terdampak-covid-19/6
0 comments:
Post a Comment