Sunday, May 16, 2021
Home »
UKM
,
UKM Digital
,
UMKM
» Percepatan Literasi Digital Kunci Daya Tahan Sektor Retail Offline
Percepatan Literasi Digital Kunci Daya Tahan Sektor Retail Offline
Bisnis.com, JAKARTA - Semua pihak mesti meningkatkan upaya literasi digital bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan daya juang di tengah arus digitalisasi.
Kepala Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Eko Nugroho menjelaskan bahwa pihaknya melakukan penelitian berseri sepanjang 2018-2020 khusus marketplace mulai dari aspek pembayaran dan pembiayaan berbasis digital.
Menurutnya, berbagai pihak, termasuk Pemerintah, perlu meningkatkan kemampuan literasi UMKM dengan melakukan percepatan serta pendampingan secara konkrit. Tuturnya, produk UMKM semakin mudah dipasarkan, semberi perlu sokongan lain seperti pembiayaan untuk meningkatkan skala produksi.
Peningkatan daya saing UMKM sangat penting di tengah persaingan global yang semakin tinggi, dan merebaknya platform marketplace cross-border yang memungkinkan penjual asing langsung memasarkan produknya ke masyarakat dalam negeri.
UMKM harus mampu menghadapi tantangan global ini dengan terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi usahanya dengan memanfaatkan teknologi dan melakukan inovasi produk.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Prof. Rully Indrawan, mengatakan total UMKM nasional sekitar 99,9 persen dari total usaha yang ada di Indonesia dan mengalami turbulensi akibat pandemi pandemi. Akan tetapi, pandemi ini pun memberikan peluang yang baik bagi pelaku UMKM untuk tumbuh kembang.
Salah satunya adalah peluang untuk melakukan transformasi digital lewat optimalisasi pemanfaatan teknologi dalam bertransaksi baik penjualan atau pembelian.
Transaksi secara online setahun terakhir ini meningkat tajam karena dianggap sebagai solusi untuk meminimalisir kontak langsung agar penularan virus Covid-19 bisa ditekan.
Adapun total nilai transaksi marketplace pada 2020 tercatat lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia (BI). Sebelumnya, bank sentral memperkirakan, total nilai transaksi marketplace di tahun 2020 sebesar Rp 253 triliun, atau naik dari tahun 2019 yang sebesar Rp 210,78 triliun dan 2018 yang sebesar Rp 110,96 triliun.
Akan tetapi, data riil menunjukkan bahwa total nilai transaksi 14 marketplace terbesar di Indonesia di sepanjang tahun 2020 tercatat Rp327,49 triliun.
“Pemanfaatan teknologi semacam ini juga mendorong keberlangsungan pelaku UMKM, termasuk di sektor retail, agar dapat bertahan seiring perkembangan zaman,” terangnya.
Selain Pemerintah, peran sektor swasta, pun dibutuhkan untuk mendorong penetrasi UMKM dan sektor retail offline ke platform teknologi. Sejumlah perusahaan teknologi turut menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan sektor retail offline.
Salah satunya adalah perusahaan teknologi besutan William Tanuwijaya Tokopedia yang santer menggencarkan komitmennya kepada kios dan warung lewat Mitra Tokopedia.
Selama dua tahun, Mitra Tokopedia telah mempermudah pegiat usaha tradisional seperti pemilik warung, toko kelontong, dan usaha sejenis lainnya untuk mengembangkan usaha melalui pemanfaatan teknologi.
Berbagai dampak positif juga dirasakan oleh pemilik usaha setelah memutuskan bergabung menjadi Mitra Tokopedia.
Hal tersebut bisa dilihat dari hasil survei yang dilakukan terhadap ribuan mitra pada Oktober 2020 yang membeberkan hampir 80% pemilik usaha meraih keuntungan tambahan lebih dari 2 kali lipat ketika bergabung menjadi mitra Tokopedia.
Para Mitra juga mengaku bisa menghemat biaya transportasi lebih dari Rp50.000 dengan fitur grosir di aplikasi Mitra Tokopedia.
Berdasarkan data App Annie, sampai Februari 2021, aplikasi Mitra Tokopedia berhasil menduduki peringkat #1 untuk kategori aplikasi ritel FMCG dengan jumlah rata-rata pengguna aktif harian tertinggi.
Sepanjang Januari-Februari 2021, rata-rata pengguna aktif harian Mitra Tokopedia tumbuh hingga 50 persen dibandingkan dengan kuartal IV/2020.
Head of New Retail Tokopedia, Doni Nathaniel Pranama mengatakan fitur grosir, membantu pemilik warung membeli stok dengan lebih mudah, cepat dan efisien.
Dia melanjutkan, di masa pandemi kali ini, Mitra Tokopedia juga mendapatkan berkah dari penjualan produk digital. Produk digital yang paling laris di Mitra Tokopedia selama pandemi adalah pulsa dan paket data, token listrik, PDAM, BPJS dan voucher game.
Hal tersebut juga diakui oleh salah satu Mitra Tokopedia yang juga ibu rumah tangga Ine Febrina. Ibu asal Jakarta ini bergabung dengan Mitra Tokopedia sejak Maret 2020 dan mengatakan transaksi warungnya meningkat signifikan karena adanya berbagai fitur dan juga berjualan produk digital.
"Selama pandemi, transaksi di warung saya meningkat signifikan. Dengan memanfaatkan fitur Grosir, pendapatan saya bisa mencapai puluhan juta tiap bulannya. Mitra Tokopedia juga memfasilitasi saya untuk bisa menambah pemasukan dengan berjualan produk digital," tutur Ine.
"Selain itu, melalui usaha warung, saya bisa membantu pengemudi ojek online yang sepi pelanggan. Para pelanggan yang tergerak untuk memberikan bantuan, mempercayakan saya untuk membagikan sembako bagi para pengemudi ojek online. Kini, masyarakat juga dipermudah dalam memenuhi kewajiban perpajakan, seperti membayar PBB, lewat warung dan toko kelontong," tambahnya.
Dengan berbagai layanan yang menarik tersebut, tidak heran jika berdasarkan data App Annie sampai Februari 2021 aplikasi Mitra Tokopedia berhasil menduduki peringkat nomor 1 untuk kategori aplikasi ritel FMCG, aplikasi mitra Tokopedia mencatatkan jumlah rata-rata pengguna aktif harian tertinggi.
Sepanjang Januari-Februari 2021, rata-rata pengguna aktif harian Mitra Tokopedia tumbuh hingga 50 persen dibandingkan dengan kuartal IV/2020.
Sumber : https://market.bisnis.com/read/20210517/192/1394329/percepatan-literasi-digital-kunci-daya-tahan-sektor-retail-offline
0 comments:
Post a Comment