Monday, March 9, 2020

Menkop Sebut Wabah Corona Sebuah Opportunity bagi UMKM

© Warta Ekonomi. Menkop Sebut Wabah Corona Sebuah Opportunity bagi UMKM

Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, mengatakan bahwa wabah virus corona atau Covid-19 adalah sebuah peluang (opportunity) bagi para pelaku usaha khususnya usaha, mikro, kecil, dan menengah. Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut malah meningkatkan permintaan produk UMKM pada pasar.
"Jadi logikanya (virus), corona bukan berdampak ya, tapi sebuah opportunity (kesempatan) bagi para UMKM di Indonesia. Produk (UMKM) kita malah mengisi kekosongan-kekosongan karena pasar dunia terhambat produksinya imbas wabah (corona)," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Keadaan tersebut, lanjut Teten, sangat mungkin dimanfaatkan guna meningkatkan pemasaran dan penjualan produk-produk UMKM. Artinya, produk usaha rakyat bisa merajai pasar di negerinya sendiri.
Menurutnya, produk-produk UMKM bisa menggantikan produk impor. Penjualan para pelaku usaha sangat mungkin meningkat. Apalagi, produk dari China yang kini masih merajai pasar di Indonesia.
Sementara itu, pelaku usaha dalam bidang penjualan sepatu hanya sedikit merasakan dampak wabah Covid-19. Hal itu sebagaimana disampaikan Miske Niharda pemilik usaha sepatu De' Monte Exclusive kepada Warta Ekonomi.
Miske mengatakan, usahanya tidak begitu merasakan dampak dari wabah Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Wabah tersebut malah membawa berkah. Artinya, pendapat Menkop Teten dan Miske ternyata sejalan dan belum memiliki dampak besar terhadap perekonomian rakyat.
"Corona tidak begitu berpengaruh. Bagi UMKM seperti saya, dampak malah permintaan makin naik. Tadinya permintaan barang banyak dipasok dari produk luar. Karena permintaan gak ada, jadinya (usaha) kami sudah seperti mati suri, dulunya. Tapi belakangan karena banyaknya permintaan dan produk dari luar dibatasi, kami mendapat berkahnya," katanya di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Meski Miske mendapat berkah, ia tetap mendapat sedikit masalah bahan baku paku. Stok barang yang biasanya ia impor dari luar masih tetap ada, tetapi dengan harga yang meningkat atau di luar harga normal.
"Bahan baku nggak terlalu terpengaruh. Memang harganya jadi lebih tinggi. Produksi sepatu kan paku, paku dari luar tapi harganya naik. Sedikit terganggu," jelas Miske.
Namun demikian, Miske belum menghitung seberapa besar persentase peningkatan permintaan produknya. Alasannya, wabah Covid-19 masih berlangsung dan usahanya masih terus melakukan produksi normal. Hal itu juga karena produksi setiap sepatunya memakan waktu 10 sampai 14 hari.
Untuk pasar dalam negeri, De' Monte Exclsive milik Miske sudah dipasarkan dari Sabang sampai Merauke. Ia juga bermitra dengan beberapa perusahaan merek besar, ada yang sudah terjalin, tetapi ada juga yang belum. Kendala yang dihadapi saat belum tercapainya kesepakatan mitra salah satunya soal biaya. Uniknya, Miske sudah bermitra dengan sejumlah instansi pemerintah, seperti Kementerian Tenaga Kerja dan Jasa Raharja.

0 comments:

Post a Comment