Jakarta -
Era digitalisasi harus dimanfaatkan demi kemajuan pariwisata Indonesia, termasuk desa wisata di daerah tertinggal. Karenanya, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) berupaya menggenjot potensi desa wisata di daerah tertinggal.
Dalam rangka digitalisasi pariwisata di daerah tertinggal, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo melakukan kunjungan kerja di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur selama tiga hari mulai hari Minggu (15/3/2020) hingga Selasa (17/3/2020). Dalam kunjungannya, Samsul meresmikan implementasi digitalisasi pariwisata di daerah tertinggal.
"Potensi pariwisata di Sumba cukup banyak, namun masih banyak orang yang belum tahu wisata-wisata yang ada di Sumba, oleh karena itu potensi pariwisata tersebut harus dipromosikan secara digital, agar semakin banyak masyarakat yang tahu," ujar Samsul, saat menghadiri atraksi budaya Pasola di Desa Wihura, Kecamatan Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat, Senin (16/3/2020).
Pasola adalah sebuah tradisi masyarakat Sumba yang dirayakan untuk menyambut masa panen sekaligus untuk memulai masa tanam. Pasola dimainkan oleh dua kelompok yang bersenjatakan tombak atau lembing kayu yang tumpul dan kuda sebagai sarananya. Kedua kelompok akan saling serang dengan melempar lembing kearah lawan.
Atraksi budaya Pasola yang tiap penyelenggaraannya menyedot ribuan penonton, menjadi salah satu event pariwisata di Sumba yang akan didigitalisasi. Selain Pasola, Rumah Budaya Sumba di Sumba Barat Daya dan Ekowisata Mangrove Libu Ranni di Sumba Barat diresmikan oleh Dirjen PDT sebagai lokasi wisata yang sudah mengimplementasikan sistem e-ticketing.
Dalam digitalisasi di daerah tertinggal, Ditjen PDT menggandeng Telkom Indonesia, melalui Metranet dan LinkAja. Keduanya akan mempromosikan dan memasarkan paket-paket wisata di Pulau Sumba secara digital dan implementasi sistem pembayaran e-ticketing menggunakan cashless payment.
Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Ditjen PDT dengan Metranet dan LinkAja terkait implementasi digitalisasi desa wisata di daerah tertinggal dan destinasi super prioritas yang dilakukan di pesisir Pantai Pahiwi, Desa Wihura, Kecamatan Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat, Senin (16/3/2020).
Ditemui di acara yang sama, Deputi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah LinkAja, Verdy Hendra Permadi mendukung apa yang telah dilakukan oleh Ditjen PDT, khususnya dalam menghadirkan layanan cashless payment system di lokasi-lokasi pariwisata di daerah tertinggal.
"Kehadiran LinkAja di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Barat merupakan bentuk komitmen kami untuk meningkatkan pemerataan akses layanan keuangan digital di seluruh Indonesia," ujar Verdy.
Dalam kunjungannya ke Pulau Sumba, Samsul juga berdialog dengan para Kepala Desa di Kabupaten Sumba Barat Daya, Sumba Barat, dan Sumba Timur. Samsul Widodo menyatakan bahwa alokasi Dana Desa dapat digunakan untuk pengembangan desa wisata.
Samsul juga menambahkan promosi pariwisata secara digital bisa dengan memanfaatkan media sosial, misalnya dengan memposting lokasi-lokasi wisata yang ada di Sumba, sehingga pariwisata di Sumba akan muncul secara digital.
"Dana desa bisa digunakan untuk pengembangan desa wisata, dengan membangun spot-spot selfie misalnya, sehingga banyak pengunjung yang datang untuk berfoto dan mempostingnya ke media sosial," ujar Samsul.
Dihari terakhir kunjungannya, Samsul mengunjungi kegiatan live-in designer, peningkatan nilai tambah pewarnaan alam (eco fashion) di Desa Watuhadang, Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur, yang merupakan kerjasama antara Ditjen PDT dengan Perkumpulan Warna Alam Indonesia (Warlami).
0 comments:
Post a Comment