Thursday, February 27, 2020

Kadin Jatim Ajak Lembaga Asal Belanda Dampingi UKM Pertanian

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menargetkan pendampingan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sektor pengolahan hasil pertanian dilaksanakan mulai Maret 2020. Foto pertanian, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menargetkan pendampingan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sektor pengolahan hasil pertanian dilaksanakan mulai Maret 2020. Pendampingan akan dilakukan lembaga nirlaba asal Belanda, yaitu PUM Netherland Senior Expert. Adik mengatakan, waktu pelaksanaan pendampingan tersebut, diputuskan setelah berkoordinasi dengan PUM Netherland Senior Expert.

Adik mengungkapkan, koordinasi yang dilakukan juga memutuskan adanya pembagian zona pemdampingan. Dimana, lokasi pendampingan akan dipusatkan di tiga zona. Yakni zona Surabaya dan sekitarnya, zona Banyuwangi dan sekitarnya, serta zona Trenggalek dan sekitarnya.

Penentuan tiga zona tersebut bertujuan untuk mempermudah jangkauan UKM di seluruh wilayah Jawa Timur. Artinya  agar pendampingan yang dilakukan, bisa merata. “Ini untuk mempermudah mereka mengikuti pendampingan,” ujar Adik di Surabaya, Selasa (25/2).

Adik menjabarkan, untuk pendampingan di zona Surabaya dan sekitarnya, rencananya dilaksanakan pada 8-20 Maret 2020, dan 31 Maret-11 April 2020. Kemudian, untuk wilayah Banyuwangi sekitarnya akan dilaksanakan pada 21-27 Maret 2020. Sedangkan di zona Trenggalek dan sekitarnya, akan dilaksanakan pada 15-20 Maret 2020.

“Karena jadwalnya sangat padat, maka  akan ada tiga Senior Expert dari PUM Belanda yang akan terjun langsung yang nantinya akan didampingi oleh pengurus Kadin kabupaten/ kota,” kata Adik.

Adik melanjutkan, dalam  proses pendampingan, tenaga senior expert akan melihat dan mengevaluasi proses produksi, pengemasan, serta manajemen administrasi dan keuangan UKM yang didampingi. Selain itu, mereka juga diajari bagaimana membuka jejaring pasar luar negeri.

“Kita tidak perlu malu atas kekurangan UKM kita, karena dengan mengetahui kekurangan itu kita bisa memperbaikinya. Apa itu soal manajemen ataukah soal pengemasan agar UKM Jatim makin mudah menembus pasar luar negeri,” ujar Adik.

Adik mengaku, pihaknya serius dalam melakukan pendampingan UKM pengolahan hasil pertanian. Selain akan berdampak pada peningkatan nilai ekspor Jatim, upaya ini juga diharapkan akan berdampak positif terhadap kinerja pertanian Jatim dan kesejahteraan petani.

0 comments:

Post a Comment