Sunday, February 9, 2020

Canggihnya digitalisasi K3 dalam genggaman smartphone

Aplikasi My Pelindo.

SURABAYA, kabarbisnis.com: Pagi itu, jarum jam di ruang pos keamanan di pintu halaman kantor pusat PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) di Jalan Perak Timur Surabaya menunjuk pukul 07.45 WIB. Seorang anggota port security atau satuan pengamanan khusus di wilayah pelabuhan, yang sedang memantau lalu-lalang kendaraan yang keluar-masuk depan pintu pos keamanan, mendadak dikejutkan oleh suara teriakan orang dari seberang jalan menuju dua arah tujuan, satu ke Terminal Pelabuhan Nilam dan Gapura Surya Nusantara. Lalu, disusul suara benturan kendaraan secara beruntun.
Sang petugas pun bergegas menghampiri trailer di deretan kenderaan paling ujung berhenti dan mendapati sosok laki-laki tergeletak persis di depan trailer yang memuat petikemas itu. Ia baru tahu, rupanya suara teriakan orang tadi dari mulut laki-laki itu yang menyeberang jalan dari arah Gapura Surya Nusantara saat tertabrak truk tersebut, sebelum akhirnya tak sadarkan diri. Pada saat yang sama, ketika sopir truk tahu di depannya dengan jarak kurang lebih 3 meter ada laki-laki ia mencoba mengerem dan berhenti mendadak, hingga berakibat mobil di di belakangnya tak sempat mengerem dan terjadi tabrakan beruntun.
Melihat kejadian itu, anggota port security bertubuh kekar dan tinggi tersebut seketika meraih ponsel pintarnya yang tersimpan di saku celananya, lalu membuka fitur kamera dan mengambil gambar laki-laki malang yang tergeletak dan mengirimkan foto melalui aplikasi My Pelindo yang di dalamnya terdapat fitur HSSE (Health, Safety, Security and Environment) yang menyediakan ruang untuk pelaporan setiap kejadian kecelakaan di sekitar. Laporan itu pun bisa diakses oleh siapa pun yang terhubung dalam sistem digitalisasi K3 Pelindo III, termasuk Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Team) yang segera merespons laporan tersebut.
Tak lama kemudian tim itu datang dan segera mengevakuasi korban kecelakaan. Korban pun langsung diberikan pertolongan pertama sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Pelabuhan. Beberapa anggota tim Tanggap Darurat yang dibantu karyawan Pelindo III serta aparat kepolisian yang sedang berjaga di sekitar lokasi kejadian turut mengevakuasi truk trailer, kendaraan yang mengalami tabrakan beruntun. Sebagian yang lain membantu mengurai kemacetan jalan yang mengekor panjang akibat kecelakaan tersebut.
Serangkaian kejadian itu merupakan bagian dari simulasi aksi penyelamatan kecelakaan beruntun yang digelar oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III di Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional, di kawasan Pelindo III, Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, awal tahun 2019 lalu. Simulasi digelar untuk memantapkan kesiapan sekaligus menanamkan kepedulian karyawan Pelindo III terhadap keselamatan dalam menjalankan tugas. Juga ingin mengetahui kesiapsiagaan Tim Tanggap Darurat dalam memberikan pertolongan tingkat pertama ketika ada kecelakaan kerja di lingkungan Pelindo III.
Menariknya, dalam simulasi itu ditunjukkan inovasi yang digagas oleh Pelindo III dalam menerapkan digitalisasi dalam kegiatan K3. Respon cepat anggota port security yang segera melaporkan kejadian dengan memanfaatkan aplikasi My Pelindo telah membuka cakrawala baru dalam kegiatan K3. Fitur e-safety dalam aplikasi HSSE telah mempercepat penanganan korban kecelakaan.
Ya, itulah era digital. Hampir semua aspek kehidupan sekarang sepertinya tak luput dari sentuhan aplikasi digital. Kemudahan yang ditawarkan oleh penerapan digitalisasi melalui perangkat ponsel pintar yang kini sudah menjadi kebutuhan pokok itu, kemudian ditunjang pula oleh ketersedian berbagai aplikasi dan fiturnya, digitalisasi membuka peluang untuk diterapkannya di semua lini kehidupan. Tak terkecuali dalam kegiatan K3 dan Pelindo III tahu manfaatnya itu, lalu mengambil peluang itu.
Pelindo III mulai menggagas digitalisasi untuk mempermudah implementasi K3 sejak 2018. Setelah melalui serangkaian uji coba di semester II 2018, baru pada awal 2019 resmi menerapkannya dan mengawalinya dari pelaporan perilaku berbahaya dan tindakan berbahaya di lapangan oleh kader K3 di hampir semua lini di internal dan anak perusahaan di empat regional di lingkungan Pelindo III.
“Nah, berjalan waktunya kami menambahkan fitur-fitur yang memudahkan temen-teman melakukan pelaporan kondisi di lapangan tadi,    dari kegiatan pelaporan itu ada pelaporan kecelakaan kerja. Awal pelaporan kerja dilaporkan kapan dan dimana kejadiannya, misalnya di terminal A kondisi begini dan kronologisnya digambarkan seperti waktu kejadian untuk dilakukan investigasi yang hasilnya dimasukkan dalam satu aplikasi untuk dipelajari dan sebagai bahan pembelajaran agar tidak terjadi lagi, apalagi semua terminal di aplikasi itu bisa dilihat,” tutur VP Corporate Communication PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), Wilis Aji Wiranata kepada Kabarbisnis.com, Kamis (6/2/2020).
Wilis melanjutkan, di aplikasi itu tidak melulu soal pelaporan kecelakaan, ada juga pelaporan kegiatan safety breafings untuk memastikan mereka menerapkan K3. Saat kegiatan itu juga dilaporkan topik yang dibahas dan bisa dicek di kegiatan berikutnya.
Memang, kata Wilis, dalam penerapan digitalisasi ini masih saja ada kendala. Salah satunya adalah upload gambar ke aplikasi yang terkadang susah. Maklumlah, kapasitas aplikasi masih terbatas, bukan saja gambar dengan besaran ukuran tertentu yang susah upload, jumlah teks untuk pelaporan juga terbatas. 
“Dari masukan di lapangan membuat kita terus melakukan perbaikan aplikasinya. Termasuk masukan akan penambahan item-item yang belum ada. Kita awalnya memang hanya pelaporan kecelakan kerja. Tapi karena kebutuhan di lapangan, kita rinci lebih detil lagi kecelakaan kerja dalam hal apa dan di lokasi mana. Kita sekarang bisa pilah di area mana kejadian itu, penyebabnya apa human error-kah atau yang lain. Dari situ kita ada acuan, apa yang kurang dari sistem. Kita kembangkan terus digitalisasi K3 ini,” papar Wilis.
Implementasi digitalisasi K3 pada pelaporan keselamatan kerja atau e-safety di lingkungan Pelindo III diapresiasi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur (Jatim). “Kami mendukung langkah Pelindo III dan tentunya ini akan menginspirasi perusahaan lain di Jatim," kata Kepala Disnakertrans Provinsi Jatim, Himawan Estu Bagijo pada Seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Himawan mendorong perusahaan memanfaatkan era transformasi digital dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Sebab, digitalisasi akan memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam melakukan pengawasan K3 untuk mencapai tingkat kecelakaan nihil atau zero accident.
Saat ini, katanya, Disnakertransduk Jatim terus mendorong perusahaan untuk wajib lapor yang bisa dilakukan secara manual atau online. Setelah melakukan pendaftaran barulah Disnakertransduk bisa melakukan fungsi pengawasan terhadap kegiatan perusahaan.
"Dari situ kita bisa memilah mana perusahaan yang berisiko tinggi, disitulah kita bisa melakukan pengawasan tenaga kerja itu. Dari data yang terdaftar kita bisa me-ranking perusahaan terhadap kepatuhan safety tadi," terangnya.
Karena itu, digitalisasi K3 menjadi penting karena dapat mempermudah pelaporan dan pengawasan. Selain itu, aplikasi pelaporan berbasis android tersebut juga memudahkan semua pekerja untuk ikut berpartisipasi menekan angka kecelakaan kerja.
"Penerapan digitalisasi K3 di lingkup perusahaan ini sesuai dengan tingkat penerapan teknologi, kemampuan dan kebutuhan perusahaan untuk memenuhi tuntutan dan standar dari buyer atau pasar," tegasnya.
Agar semakin banyak perusahaan yang sadar atas pentingnya penerapan digitalisasi K3, maka Disnakertransduk Jatim terus melakukan pembinaan, pemeriksaan dan pengujian serta penyidikan dalam setiap triwulan I. "Kita membuat aplikasi layanan penerbitan surat keterangan K3 ini agar lebih memudahkan dan mempercepat layanan," papar Himawan.
Pada penerapan K3 untuk UMKM, menurut Himawan, memang sangat penting dan akan menjadi target utama. Hanya saja, pelaksanaannya masih harus dibicarakan lagi dengan melihat kondisi mereka. "Sektor UMKM merupakan garapan bareng-bareng stakeholder terkait. Namun pelaksanaanya, masih perlu pertemuan-pertemuan untuk merumuskan standar performa K3 UMKM dan data base kecelakaan kerja di UMKM,” imbuh Himawan.
Sementara itu,  Anggota Komisi II Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi (DK3P) Jatim, Edi Priyanto mengemukakan era digitalisasi terhadap program keselamatan kerja sebenarnya adalah tuntutan, karena kita sudah memasuki era industri 4.0. Hampir semua aktivitas di sebuah industri sekarang sudah ke alam digitalisasi.  “Proses produksi yang dulu lebih banyak dikerjakan orang, kini sudah beralih ke otomatis, yang tentu saja dampaknya adalah kecepatan, akan lebih teratur, akan lebih tertata,” ujarnya kepada kabarbisnis.com, Kamis (6/2/2020).
Tak sekedar di proses produksi, ketika industri sudah semakin maju maka hal lain juga harus mengikuti arah kemajuan, misalnya pengawasan oleh seorang satuan pengamanan (Satpam) kini tidak perlu lagi harus keliling, tapi cukup dibantu dengan CCTV digital. Ketika ada masalah baru dan tak cukup hanya mengandalkan CCTV, barulah petugas perlu datang ke lokasi untuk memastikan bagaimana fungsi dari cctv itu bisa mengawasi secara optimal. Selain itu, masih banyak pekerjaan di lapangan yang sudah tidak lagi membutuhkan tenaga manusia. Cukup sharing dengan perangkat lunak (software) yang mana dia bisa mengontrol ruangan secara otomatis.
“Digitalisasi memang sudah menjadi tuntutan. Ketika perusahaan sudah menggunakan teknologi digital, alat produksi digital, sehingga pengawas juga mestinya sudah digital,” tandas Edi.
Menurut Edi, era digitalisasi membuat cara kerja menjadi lebih efisien karena perusahaan tidak perlu lagi keluar untuk melaporkan. "Adanya digitalisasi pelaporan bisa menjadi lebih simple, selama ini kan masih enggan untuk datang dan belum tentu ketemu orangnya dan harus antri. Dengan sistem online seperti ini data cepat dihimpun," jelasnya.
Edi juga mengapresiasi upaya Pelindo III menerapkan digitalisasi K3, membuat inovasi digitalisasi e-safety dalam melakukan pengawasan dan pengendalian atas implementasi K3 di lingkungan korporasi terutama dari segi operasional. Aplikasi berbasis android tersebut menjadi sarana komunikasi digital yang bertujuan untuk mempercepat pelaporan awal kecelakaan kerja, mengefektifkan tindak lanjut K3, mempermudah penerapan K3 dan monitoring serta sebagai sarana komunikasi HSSE terminal dan pelabuhan. "Penggunaaan aplikasi seperti e-safety sangat memberikan kemudahan dalam hal pelaporan, inspeksi, safety patrol, induksi dan informasi K3 lainnya karena memiliki kelebihan diantaranya kecepatan, real time, mudah di akses, simpel, efisien, dan respons cepat," terang Edi.
Ke depan, penerapan digitalisasi K3 akan semakin meluas terutama UMKM di Jatim karena mereka cukup mendominasi di sektor usaha.
“Kita coba mencari data di Jawa Timur, data kejadian kecelakaan kerja secara total sektor non industri, cukup mendominasi adalah UMKM, tukang las bukan pizza sopir angkot ya dan sebagainya itu. Informal ternyata jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan yang ada di industri gitu lho nah ini juga menjadi perhatian kita. Artinya tidak hanya perusahaan yang kita dorong tapi juga bagaimana kita mengedukasi kepada para pekerja informal caranya gimana ya kita harus memberikan kesadaran sejak dini dan kita harus mengedukasi kepada anak-anak mulai dari sekolah. Ini memang harus ada upaya bersama, bagaimana menanamkan budaya K3 ini di era industri 4.0,” tandas Edi. (Dzurriyah Nisa)

0 comments:

Post a Comment