Terjadi sebuah kasus pada 14 Desember 2019 lalu, Wali Kota New Orleans mendeklarasikan keadaan darurat. Saat itu, seluruh layanan publik tidak dapat berfungsi, kecuali layanan kebakaran dan kepolisian. Setelah diselidiki, sebuah ransomware bernama Ryuk Ransomware berhasil mengganggu sistem layanan publik di kota tersebut.
Nah, untuk menghadapi ancaman serangan siber yang semakin kompleks dan canggih, sebuah organisasi perlu mempersiapkan strategi keamanan yang tepat dalam menjalankan proses transformasi tersebut. PPT (People Process dan Technology) merupakan pilar terpenting untuk menciptakan sebuah strategi keamanan yang tepat. Manusialah yang memiliki peran untuk mengendalikan beragam teknologi yang digunakan.
Namun, seringkali manusia tidak sadar berbagai kesalahan dapat terjadi dalam menggunakan perangkat komputer. Akibatnya potensi serangan siber dengan mudah masuk dan mengganggu sistem yang sudah terkoneksi dan interkoneksi, serta berisiko tinggi pada dampak bisnis, seperti merusak reputasi bahkan kerugian finansial yang besar.
Maka dari itu, peran pendidikan begitu penting untuk mengedukasi sumber daya manusia yang terampil dan ahli berperan sebagai arsitek transformasi digital. Sehingga, transformasi digital yang dilakukan bisa betul-betul memberikan nilai tambah bagi institusi secara signifikan, bukan hanya menjadi follower, termasuk di bidang keamanan siber.
Dalam mewujudkan visi tersebut, Swiss German University (SGU) sebagai universitas internasional pertama di Indonesia, telah memperkenalkan konsentrasi Cyber Security pada program Master of Information Technology (MIT) sejak 2009 yang kini telah resmi bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
BSSN dan MIT dari SGU tergabung dalam program yang dinamakan Indonesian Honeynet Project. Di mana project tersebut memiliki misi untuk menanggulangi permasalahan serangan siber melalui program edukasi.
Salah satunya pada hari Sabtu, 18 Januari 2020, SGU yang didukung oleh BSSN, serta Indonesian Honeynet Project mengadakan seminar dan workshop yang mengarahkan sumber daya manusia untuk menciptakan kesadaran publik bahwa berbagai ancaman keamanan dunia maya penting bagi semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat, dalam rangka menciptakan komunitas cyber yang aman secara nasional. Acara ini juga dihadiri oleh Andi Yusuf (Kepala Deteksi Ancaman BSSN) sebagai salah satu pembicara.
Dr. Charles Lim, M.Sc sebagai Deputy Head of Master of Information Technology Study Program dari SGU mengatakan bahwa “Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 223 peserta ini diharapkan dapat diterapkan dengan mudah dan membantu proses perkembangan teknologi di era industri 4.0 pada organisasi masing-masing, yang dalam jangka waktu panjang dan bersamaan akan membantu meningkatkan infrastruktur disetiap industri khususnya dalam negeri.”
0 comments:
Post a Comment