Analis IESR Abyan Hilmy Yafi mengatakan, IESR melakukan survei terhadap 1.000 pelaku UKM yang tersebar di 10 provinsi dengan jumlah terbanyak. Jumlah sampel tersebut merepresentasikan lebih dari 65 juta UKM di Indonesia. Berdasarkan survei, perdagangan sektor UKM yang menghasilkan emisi paling banyak. Oleh karenanya, diperlukan strategi yang paling mudah dilakukan untuk menurunkan emisi GRK dari sektor UKM. Abyan menyampaikan, strategi pertama adalah menurunkan emisi di level sektoral.
Dia mencontohkan, UKM sektor tekstil dapat dialihkan untuk menggunakan boiler elektrik. Sedangkan sektor kontruksi dapat meningkatkan penggunaan semen rendah karbon, formulasi beton inovatif, mengusulkan peralatan energi efisiensi kepada pemilik rumah, dan lain sebagainya. Strategi kedua adalah penurunan emisi lintas sektoral. Dalam strategi ini, setidaknya ada lima solusi yang ditawarkan.
Pertama, mendorong pelaku UKM secara reguler memonitor penggunaan energi dan produksi sampahnya.
Kedua, memberdayakan UKM melalui insentif dukungan kolaboratif dari perusahaan besar, pemerintah, dan akademisi.
Ketiga, mempromosikan penggunaan energi terbarukan dan peralihan bahan bakar bagi UKM.
Keempat, mendorong perubahan perilaku dengan meningkatkan kesadaran UKM terhadap perubahan iklim dan dampaknya terhadap bisnis mereka.
Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/03/emisi-ukm-sangat-besar-begini-strategi.html
0 comments:
Post a Comment