Ketika belajar tentang bisnis, Sahabat Wirausaha akan bertemu dengan banyak sekali istilah baru, salah satunya adalah B2B dan B2C. Tidak perlu bingung karena kita akan coba pelajari tentang dua istilah tersebut dalam kamus bisnis kali ini.
Business to Business (B2B), adalah model penjualan atau transaksi yang terjadi antara pelaku bisnis dengan pelaku bisnis lainnya. B2B biasa disebut juga dengan pasar bisnis. Sebaliknya, Business to Consumer (B2C) merupakan model penjualan atau transaksi yang terjadi antara pelaku bisnis dengan konsumen.
Dengan kata lain, dalam model penjualan B2C, kita akan berhubungan secara langsung dengan pelanggan atau konsumen, bukan dengan perusahaan atau pelaku bisnis lainnya. Oleh karena itu, B2C biasa dikenal juga dengan pasar konsumen.
Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Kopi
Sebagai contoh, Alif Kurma Friends menjual kurma kepada Toko Herbal untuk dijual kembali. Ia juga menjual kurma kepada perusahaan Datuk Drink sebagai bahan baku yang kemudian akan diolah kembali untuk memproduksi jus kurma.
Dalam contoh ini, karena Alif Kurma Friends menjual kurma kepada pelaku usaha lainnya untuk produksi maka dinamakan B2B. Pada kondisi lain, Alif Kurma Friends menjual kurma kepada Pak Gamal yang selama ini memang rutin mengkonsumsi kurma. Transaksi ini dinamakan dengan B2C.
Dari contoh B2B dan B2C di atas, Sahabat Wirausaha dapat melihat bahwa meskipun produk yang diperjualbelikan sama, pengelompokannya menjadi berbeda karena memiliki target pembeli yang berbeda. Bagaimana, mudah dimengerti bukan?
Perbedaan B2B dan B2C
Selain perbedaan terkait target pasar yang telah kita bahas sebelumnya, Sahabat UKM juga sangat perlu rasanya mengetahui tiga perbedaan mendasar lainnya antara B2B dan B2C. Yuk kita bahas satu-persatu.
1. Jumlah Pelanggan dan Transaksi Penjualan
Secara umum, model penjualan B2B memiliki jumlah pelanggan yang lebih sedikit dibandingkan dengan B2C. Namun yang perlu Sahabat Wirausaha ketahui, meskipun jumlah pelanggannya lebih sedikit, jumlah transaksi dan frekuensi pembeliannya lebih banyak dibandingkan B2C. Seperti contoh sebelumnya, yaitu kerja sama antara Alif Kurma n Friends dengan Datuk Drink.
Jika Datuk Drink mampu memproduksi 500 botol jus kurma setiap harinya, dimana bahan baku kurma yang dibutuhkan per hari sebesar 5 kg, maka bayangkan berapa besar nilai transaksi dan frekuensi pembelian di Alif Kurma Friends setiap bulan atau bahkan setiap tahunnya. Angka ini tentu lebih tinggi jika dibandingkan dengan transaksi pelanggan B2C yang memang mengkonsumsi kurma hanya untuk dirinya sendiri ataupun keluarganya.
2. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan pada model transaksi B2B tentu lebih rumit dan kompleks jika dibandingkan dengan B2C. Prosesnya akan membutuhkan waktu lebih lama, karena lebih banyak orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan tersebut.
Dalam hal ini, klien bisnis sebagai target pasar B2B bisa meminta pertimbangan dari direktur, manajer, bagian finansial, legal, hingga marketing. Selain itu, klien bisnis B2B juga merupakan klien bisnis yang logis. Mereka perlu mempertimbangkan dan melakukan perbandingan yang mendalam antara satu penyedia dengan penyedia lainnya.
Hal ini sangatlah berbeda dengan B2C, dimana pengambil keputusan dilakukan secara individu karena produk yang akan dibeli secara umum digunakan dalam lingkup yang sempit dan personal. Jika konsumen tersebut memerlukan pertimbangan dari orang lain, pertimbangan tersebut tentunya tidak akan serumit dan sekompleks B2B sehingga konsumen B2C secara umum lebih cepat dalam membuat keputusan sebelum pembelian.
3. Bentuk Produk
Produk yang ditawarkan dalam pasar bisnis atau B2B secara umum memerlukan tingkat penyesuaian teknis, dari segi spesifikasi dan requirement yang tinggi untuk keperluan perusahaan.
Sebagai contoh, untuk bisa membuat jus kurma yang sesuai dengan standar produknya, Datuk Drink membutuhkan bahan baku kurma dari Alif Kurma n Friends dengan spesifikasi tingkat kematangan di fase tamr atau kurma kering, grade ukuran A (besar), warna coklat hingga kehitaman, masih bertangkai, dan dikirim dalam bentuk frozen. Hal ini tentu berbeda dengan B2C yang secara umum tidak memerlukan spesifikasi tertentu.
Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/03/b2b-dan-b2c.html
0 comments:
Post a Comment