Monday, February 22, 2021

Pentingnya Digitalisasi Koperasi untuk Transparansi Bisnis

Koperasi. ©blogspot.com

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki membeberkan pentingnya penerapan digitalisasi di koperasi. Digitalisasi dibutuhkan untuk melayani anggota khususnya dalam pembiayaan modal kerja.

Menurut Teten, digitalisasi dalam tubuh koperasi akan membuat transparansi penyaluran dana hingga catatan keanggotaan dapat diakses dengan mudah dan aman.

"Pembiayaan di koperasi ini penting didigitalisasi. Kita dorong manajerialnya agar bisa lakukan penyaluran dana bergulir yang lebih mudah dan murah untuk UKM," ujar Teten di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Digitalisasi menurut Teten juga akan membantu koperasi memberi pelayanan yang terbaik kepada anggotanya. Teten kemudian menyoroti banyaknya UKM dan pedagang di pasar yang terpaksa meminjam dari rentenir karena rentenir dianggap lebih proaktif mendekati calon nasabahnya.

Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) juga menilai koperasi membutuhkan revolusi mindset dan strategi bisnis menyongsong masa depan. Aset digital bisa menjadi salah satu yang harus dibangun melalui gerakan koperasi.

Wakil Ketua Umum Dekopin, Agung Sudjatmoko mengatakan, teknologi blockchain menciptakan sistem bisnis yang transparan, menggunakan aset digital dan sebagai sistem bisnis yang bisa membangun trust serta memberikan jaminan keamanan atas para pelakunya.

"Salah satu terobosan yang dapat dilakukan oleh gerakan koperasi menuju digitalisasi melalui kerja sama dengan PT NHC Teknologi untuk membangun sistem finansial digital di atas ekosistem koperasi dengan pemanfaatan Neo Holistic salah satunya sebagai instrumen baru dalam ekosistem koperasi," ujarnya

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM mencatat pertumbuhan jumlah koperasi sampai 2019 sebesar 123.048 koperasi, jumlah anggota yang sudah mempunyai NIK sebanyak 35.761, yang menyelenggarakan RAT 45.489. Data dari Kemenkop UKM menarik sebab Indonesia mempunyai jumlah koperasi terbanyak di dunia. Adapun jumlah anggota perorangan dari total koperasi tersebut sebanyak 22,463.738 orang, atau sebesar tujuh persen dari jumlah penduduk negara Indonesia.

Ubah Model Bisnis

Sementara itu, CEO NHC Teknologi Indonesia Irvan Tisnabudi menambahkan, terobosan yang harus dilakukan koperasi dengan mengubah model bisnis. Saat ini koperasi berbisnis di zona nyaman, dengan tantangan yang kecil, jauh dari kerja sama dan kolaborasi.

Menurutnya trust dan interoperabilitas sesama koperasi dan koperasi ke pelaku bisnis lain sangat rendah, dan yang mendasar belum menggunakan teknologi digital secara optimal, sehingga menjadikan koperasi tidak pernah mencapai skala bisnis yang besar atau konglomerasi.

"Tidak mudah memang mengubah paradigma dan model bisnis koperasi. Koperasi perlu keluar dari zona nyaman nya selama ini dan menggandeng perkembangan teknologi agar bisa melayani para anggotanya secara lebih efektif dan optimal," ucapnya.

"Kami ingin menciptakan solusi agar para anggota koperasi khususnya para anggota koperasi milenial dapat menikmati layanan simpan pinjam berbasis aset digital (neo holistic) yang simpel dan praktis, dapat diakses oleh seluruh penduduk Indonesia bahkan dunia hanya dengan menggunakan smartphone, memiliki jaminan investasi berupa aset riil dan memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang ada di dalam ekosistem digital nya," jelasnya.


sumber : https://www.merdeka.com/uang/pentingnya-digitalisasi-koperasi-untuk-transparansi-bisnis.html?page=2

0 comments:

Post a Comment