Thursday, March 19, 2020

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik.

Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti.

“Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser.

Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin sehari -hari, mulai dari belanja, pengiriman makanan, mencari moda transportasi hingga kegiatan perbankan.

“Pengalaman konsumen akan menjadi lebih cepat dan intuitif, terutama ketika kebutuhan konsumen sudah sampai ke taraf integrasi UX dan UI yang tanpa batas pada aplikasi yang mereka gunakan” ujar Mark.
Berikut adalah 5 tren yang diprediksi Outsystem akan terjadi di kalangan Pengembang di Asia Pasifik:

1. Inovasi terbaru akan dipercepat menggunakan platform Low-Code
“Organisasi akan mencari cara untuk berinovasi, mendobrak kubu-kubu dan menurunkan biaya - dan low-code membantu mereka mencapai itu semua. Dalam memfasilitasi inovasi, banyak yang menggunakan platform low-code guna dengan cepat mentransformasi ide menjadi prototipe, Minimum Viable Products (MVPs), dan bahkan aplikasi secara keseluruhan. Menulis kode yang komplex akan menjadi tidak penting lagi dan Low code akan dilihat sebagai perangkat utama menuju transformasi digital,” ujar Mark.

Jika perusahaan-perusahaan sudah memanfaatkan platform low-code, mereka dapat mendayagunakan para pengembang untuk memperkaya pengalaman guna menemukan kekayaan kemampuan aplikasi mereka sambil mengakselerasi kecepatan waktu pengembangan dan kemampuan mereka memenuhi kebutuhan bisnis.

2. Low-Code akan dilihat sebagai perangkat utama transformasi digital
Seiring dengan transformasi digital menjadi agenda utama, banyak organisasi terpaksa menggunakan teknologi secara strategis dan memanfaatkan kesempatan digital. Banyak organisasi berupaya mengoptimalkan segalanya, dari efisiensi operasional hingga pengalaman para konsumen, namun demikian terdapat kebutuhan akan wadah yang mengubah ide-ide cemerlang ini menjadi penghasil pendapatan.

Sehingga, kecepatan dalam implementasi menjadi sangat penting. Dengan mengingat hal ini, banyak perusahaan harus mulai menggunakan platform low-code yang menawarkan perputaran bisnis yang cepat dalam pengembangan aplikasi, namun juga memberikan rasa kepemilikan. Platform Low-Code menghapus kebutuhan akan kode yang jelimet dan kepastian akan kesesuaian aplikasi dengan perangkat keras, skalabilitas atau aspek-aspek lainnya dalam pengembangan aplikasi secara tradisional yang banyak menyita waktu. Mark menambahkan, “Platform ini sebagai gantinya, memberikan keleluasaan waktu dan sumber daya bagi banyak organisasi untuk fokus pada inovasi, sehingga melancarkan transformasi digital” ujarnya.

3. Teknologi AI akan memberdayakan para pengembang tradisional dan pemula
AI adalah sebuah pembeda kompetitif saat ini, walau dalam low-code, dimana bisa membantu secara cerdas dalam proses pengembangan. Platform ini juga memungkinkan para pengembang tradisional dan pemula untuk menambahkan teknologi AI ke aplikasi mereka dengan pede - tanpa dibutuhkan pengalaman data science.

Platform ini memberdaya para pengembang tradisional untuk mendapat masukan yang cepat dan insight terhadap isu-isu aplikasi yang potensial sehingga mereka dapat mencegah masalah-masalah yang mungkin timbul akibat kinerja aplikasi, yang berhubungan dengan data dan lainnya. Bagi para pengembang pemula, AI berperan sebagai mentor yang memonitor dan memberikan panduan dalam proses pengembangan. 

“Selain itu, kemampuan platform ini memberikan banyak organisasi kekuatan memanfaatkan otomatisasi dalam membuat portal-portal swadaya - secara otomatis merespon pada komen teks dan suara, meningkatkan layanan pelanggan dan layanan lainnya. Layaknya chatbots yang digunakan Perbankan untuk mengisi komen konsumen!” dikatakan oleh Mark.

4. Strategi Enterprise dan IT Low-Code akan bermunculan
Karena adopsi low code yang kerap bersifat taktis, hal ini mendorong perusahaan untuk menggunakan strategi penerapan guna memfasilitasi proses inovasi yang lebih cepat dan juga sadar bahwa fondasi paling aman adalah sebuah enterprise –grade low-code platform yang terukur dan dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan perusahaan seiring makin banyak nya perusahaan yang menggunankan platform semacam ini.

5. Lebih banyak perusahaan mempercayai Low-Code   
Sejumlah organisasi telah menggunakan low-code dalam mengembangkan berbagai tipe aplikasi, namun ada juga organisasi yang masih ragu dalam menggunakan low-code untuk mengembangkan aplikasi core dan bermisi kritis karena kekhawatiran mereka atas beberapa faktor seperti skalabilitas, manajemen beban kerja dan kemampuan low-code dalam mendukung keamanan, kepatuhan peraturan dan kebutuhan volume transaksi.

“Kami paham bahwa mengadopsi solusi – solusi low code bisa menakutkan. Namun pada akhirnya, low-code dapat membantu banyak organisasi dalam memenuhi kebutuhan perusahaan dalam membuat program dan pengembangan aplikasi dengan cepat, sembari mengurangi beban berat yang biasanya datang dari pengkodean dari bawah ke atas. Kualitas-kualitas ini lah yang menjadikan platform low code efisien dan efektif dalam membantu pengembangan aplikasi perusahaan,” tambah Mark.(ak)


0 comments:

Post a Comment