Sunday, February 16, 2020

Angkasa Pura Diminta Prioritaskan Produk Lokal

Angkasa Pura diminta mengedepankan produk lokal di bandara yang jadi etalase bangsa (Foto: suasana bandara)

Angkasa Pura diminta mengedepankan produk lokal di bandara yang jadi etalase bangsa.
REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta BUMN memberi prioritas lebih kepada produk lokal. Erick menilai banyak produk lokal tidak kalah bagus dibandingkan produk luar negeri.

Erick menyoroti dua BUMN yang mengelola bandara-bandara di Indonesia yakni PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Erick ingin mengetahui porsi produk lokal yang diberikan oleh AP I dan AP II di bandara yang dikelola.

"Pekan depan saya ingin sekali memeriksa strategi retail AP II atau pun nanti AP I, berapa persen asing dan merek lokal, mana yang konglomerat dan mana yang UMKM," ujar Erick saat rapat koordinasi rencana pengembangan Benoa Maritime Tourism Hub di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (14/2).

Erick ingin AP I dan AP II lebih mengedepankan produk lokal di bandara yang menjadi etalase bangsa di mata dunia lantaran banyak wisatawan mancanegara.

"Ini bukan salah dan benar tapi keberpihakan penting, apalagi kita tidak mau Indonesia hanya sebagai pasar tapi menjadi pemain yang baik," lanjutnya.

Tak hanya retail di bandara yang dikelola Angkasa Pura, Erick juga meminta Pelindo III memberikan prioritas bagi produk UMKM dalam rencana pengembangan Benoa Maritime Tourism Hub. Kata Erick, pembangunan seharusnya memberikan dampak positif dan manfaat bagi masyarakat, termasuk pelaku UMKM.

"Yang pasti bagaimana pemberdayaan terhadap pengusaha lokal dan produk lokal harus menjadi prioritas, kita tidak mau di ring satu ada merek asing, bukan kita anti asing tapi bagaimana memastikan industri pariwisata, kreatif, makanan dan minuman, yang lokal ini bisa tumbuh," kata Erick.

Sebelumnya, Erick juga menyinggung hal ini saat mengisi seminar Penguatan Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) BUMN 2020 di Menara Mandiri, Jakarta, pada Rabu (12/2).

Saat itu, Erick meminta direksi AP I dan AP II menghadap dirinya untuk mempresentasikan startegi retail perusahaan. Erick menilai keinginannya ini bukan berarti dirinya anti terhadap produk asing, melainkan sebagai upaya perlindungan dan komitmen mendukung produk lokal.

"Saya minta bisnis retailnya presentasi ke saya. Mana brand luar negeri, mana brand lokal. Mana yang punya konglomerat, mana punya UKM. Tidak anti (produk luar), tapi boleh dong di retail Angkasa Pura 70 persennya produk lokal, baru produk asing," ucap Erick.

Kendati begitu, Erick mahfum bahwa keinginannya ini cukup rumit lantaran terkadang ada produk lokal yang justru dimiliki konglomerat, bukan pelaku UMKM seperti yang dia inginkan.

"Tapi memang rumit, kadang produk lokal dimiliki konglomerat. Makanya saya minta mana (data) UMKM-nya ke Angkasa Pura," kata Erick menambahkan.

0 comments:

Post a Comment