Monday, June 11, 2018

Omzet Turun karena Olshop

Omzet Turun karena Olshop

PAKAIAN MUSLIM: Salah satu toko pakaian, Istana Jilbab yang menjual perlengkapan baju muslim dan salat, merasakan merosotnya omzet penjualan. MEGA RETNO WULANDARI/RADAR TARAKAN
PROKAL.COTARAKAN - Menjelang Idulfitri 1439 hijriah, masyarakat muslim disibukkan dengan berbagai persiapan. Salah satunya, berburu pakaian baru dan perangkat salat. Bagi kaum hawa hal ini menjadi agenda wajib, maka jangan heran jika pada titik pusat belanja pakaian ramai diserbu masyarakat.
Sayangnya, euforia menyambut hari kemenangan yang tinggal hitungan hari ini tidak sepenuhnya dirasakan pedagang pakaian. Salah satunya berada di Jalan Gajah Mada, Komplek Ghuser, Tarakan. Di lokasi ini banyak pedagang yang menjual berbagai perlengkapan pakaian pria, wanita, remaja, dan anak-anak.
Siti Hidayah, pedagang pakaian muslim sejak 21 tahun lalu ini mengakui jika beberapa tahun terakhir penjualan pakaian anjlok. "Bulan Ramadan ini harusnya kan bisa naik, tapi malah berbanding terbalik sama hari biasa. Yang paling turun drastis itu di minggu pertama Ramadan, pendapatan kami hancur total," ujarnya.
Diakuinya, penjualan pakaian selama Ramadan tidak ada kenaikan yang signifikan. Hal itu telah berlangsung sejak booming-nya penjualan via online beberapa tahun terakhir. Tidak tanggung-tanggung Siti Hidayah menyebut omzet pendapatannya hanya naik 20 persen sejauh ini.
"Meningkatnya sedikit saja, pokoknya terus menurun penjualan, 2017 lebih mending. Karena sekarang masyarakat lebih suka belanja online. Jadi penjualan di toko menurun total, waktu satu minggu Ramadan pertama jualan hancur. Jadi saingan kami sekarang ini sudah seluruh Indonesia," ungkapnya.
Kekecewaan Siti semakin tidak terbendung, terlebih pedagang online yang menjamur disebutnya jauh dari target pajak. Padahal jika dibandingkan dengan pedagang toko seperti dirinya, mereka dikenakan pajak reklame, pajak penghasilan, bayar sewa ruko, pegawai, dan operasional toko.
"Kalau online itu enggak bayar pajak, sementara kami yang dagang harus bayar biaya operasional toko, bagaimana coba kalau pendapatan kami minim seperti ini. Belum lagi kalau belanja ke luar daerah biaya akomodasinya lebih besar. Jadi saya berharap pemerintah dapat lebih bijak menyikapi ini," tambahnya.
Hal yang sama diungkapkan Rahma, pedagang pakaian ini mengakui pengunjung sangat sepi di tahun ini. Hal itu bisa dilihat dari pendapatannya sehari yang masih di bawah angka sejuta. "Sepi sekali, yang datang banyak aja, tapi yang beli paling sehari dua atau tiga orang, kalau lagi ramai bisa lebih. Ya karena semua orang lebih suka belanja online," katanya. (ega/lim)
sumber: http://kaltara.prokal.co/read/news/19474-omzet-turun-karena-olshop.html

0 comments:

Post a Comment