Wednesday, March 20, 2024

UMKM Tangguh, Perlu Ada Koneksi Industri

 


Jakarta: Hubungan yang kuat antara industri dan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus direalisasikan demi membangun ekosistem yang tangguh.

Ketika sektor UMKM tangguh, maka rantai pasok dan transfer teknologi berjalan.
 
"Sektor UMKM yang dekat dengan pengembangan ekonomi rakyat harus mendapat perhatian serius sehingga mampu menjadi langkah strategis untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang lebih merata," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulis, Rabu, 20 Maret 2024.

Masalah sektor UMKM

Di awal Maret 2024 lalu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), mengungkapkan masalah terbesar yang dihadapi oleh usaha UMKM di Indonesia adalah tidak adanya koneksi dengan industri sehingga belum terbangun rantai pasok dan transfer teknologi dengan baik.
 
Catatan Kementerian Koperasi dan UKM pada 2023, kontribusi UMKM mencapai 61 persen PDB Indonesia, dengan serapan tenaga kerja 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Jumlah pelaku usaha sektor UMKM tercatat 67 juta.
 
Berdasarkan catatan tersebut, ujar Lestari, terdapat potensi besar untuk mendorong perekonomian nasional melalui sektor UMKM, bila sejumlah kendala bisa segera diatasi.
 
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, sejumlah langkah afirmasi untuk mendukung pendanaan sektor produktif misalnya, dapat direalisasikan dengan segera.
 
Beragam potensi ekonomi di daerah dengan kearifan lokal yang dimilikinya, menurutnya, dapat dimanfaatkan melalui pengembangan sektor UMKM.
 
"Sedangkan UMKM yang sudah ada, dapat ditingkatkan kapasitasnya melalui pengembangan yang berkelanjutan dengan dukungan jaringan usaha, rantai pasok dan transfer teknologi yang lebih baik," jelas dia.

Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/03/umkm-tangguh-perlu-ada-koneksi-industri.html

0 comments:

Post a Comment