JAKARTA, investor.id - Transformasi digital di sektor pemerintahan di Indonesia menjadi rencana besar yang akan berdampak signifikan ke layanan publik. Karena itu, transformasi bukan tanpa tantangan dan ada beberapa hal yang tidak dapat ditawar agar sebuah transformasi digital sukses dilakukan. Satu di antaranya pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang tepat.
Associate Director ManageEngine Karthick Chandra Sekar mengatakan, tantangan utama dalam proses pengintegrasian layanan digital dan menyusun standarisasi ekosistem digitalisasi juga tergantung kepada kapasitas sumber daya manusia (SDM).
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas pun sudah mengakui bahwa masih terdapat kekurangan SDM di Indonesia, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Pada saat yang sama, transformasi digital juga menghadapi resistensi dari dalam karena sistem dan tradisi lama yang sudah terlanjur mengakar, di samping faktor infrastruktur yang memerlukan perbaikan. Sementara itu, penambahan teknologi baru, termasuk kecerdasaan buatan (AI) dapat menimbulkan risiko keamanan baru.
Namun, menurut Karthick, di tengah besarnya tantangannya, proses transformasi digital tetap akan bisa membawa dampak positif yang besar, terutama pada pelayanan publik kepada masyarakat yang lebih baik.
“Jadi, upaya untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut akan menghasilkan peningkatan pelayanan publik, juga transparansi dan efisiensi. Kuncinya adalah mampu mengelola dan memantau infrastruktur TI secara real-time sambil melakukan digitalisasi untuk meminimalisasi, bahkan menghilangkan kompleksitas,” jelas Karthick.
Pemanfaatan AI
Sementara itu, lanjut dia, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi peran AI yang saat ini sedang berkembang pesat agar memberikan pengaruh yang baik terhadap proses pembentukan tata kelola pemerintahan digital, khususnya di Indonesia.
Karena itu, tidak hanya sumber daya manusia dan infrastruktur digital yang harus diperhatikan dan dipersiapkan, pemanfaatan teknologi AI yang tepat juga menjadi hal yang tidak kalah penting.
Karthick juga menyampaikan, perlu adanya pendekatan holistik dan multiaspek dalam penerapan AI. Selain itu, perlu dibangun kerangka etika yang kuat dan inklusif serta pagar pembatas internal sangat penting untuk mengantisipasi risiko, terutama yang berkaitan dengan data dan privasi.
Karena itu, pemanfaatannya mesti dibarengi dengan investasi di bidang pendidikan dan promosi AI untuk kebaikan sosial. Kemudian, pemangku kepentingan dapat menilai secara bijak dengan menghindari layanan bertenaga AI yang merusak atau bertentangan dengan visi digital Indonesia.
Beberapa Fase
Karthick menyampaikan, ada beberapa fase yang harus dipersiapkan dalam sebuah proses transformasi digital, termasuk di lingkungan pemerintahan. Hal yang sangat penting untuk menetapkan strategi komprehensif yang melibatkan kepemimpinan secara top-down di berbagai lembaga guna memandu upaya transformasi digital.
Selain itu, terdapat komponen utama yang mencakup langkah-langkah keamanan siber yang kuat, investasi pada infrastruktur digital, menumbuhkan budaya inovasi, dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Sementara itu, asesmen rutin dan adaptasi cepat terhadap teknologi baru juga akan menjamin keberhasilan yang berkelanjutan. Sedangkan komunikasi yang transparan mengenai tujuan dan kemajuan akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat.
Secara umum, pemerintah, terutama di negara-negara dengan tingkat keragaman tinggi seperti Indonesia, harus memprioritaskan inklusivitas, aksesibilitas, dan perlindungan privasi untuk memastikan distribusi manfaat digitalisasi dilakukan secara adil.
Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/03/pemanfaatan-ai-tepat-penting-dalam.html
0 comments:
Post a Comment