Monday, January 10, 2022

Bisnis UMKM Kuliner Kemasan Berkembang di Tengah Pandemi

 



Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemparekraf), subsektor kuliner di Indonesia menyumbang Rp 455,44 triliun, atau sekitar 41% dari total produk domestik bruto (PDB) kreatif yang totalnya sebesar Rp1.134,9 triliun pada tahun 2020.

Ini berarti, subsektor kuliner merupakan penyumbang terbesar PDB ekonomi kreatif. Selain itu, subsektor kuliner juga menyerap tenaga kerja paling banyak yakni 9,5 juta orang penduduk.

Melihat besarnya kontribusi kuliner dalam meningkatkan perekonomian, masyarakat bisa menjadikan kuliner sebagai usaha yang menjanjikan.

Hal ini diamini Filsa Budi Ambia, pengusaha UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) pemilik usaha makanan dalam kemasan peyek kepiting "Kampoeng Timoer" dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Meskipun pandemi melanda, usaha peyek kepitingnya bisa tetap eksis dan memberikan keuntungan.

Filsa mengatakan, banyak subsektor kuliner yang masih sangat bisa di-explore. Salah satunya adalah usaha makanan dalam kemasan. Hal ini telah dibuktikan olehnya, saat memulai usaha peyek kepiting "Kampoeng Timoer" dengan modal Rp 100.000.

Dengan modal kecil, seorang pengusaha kuliner makanan dalam kemasan bisa meraup omzet hingga ratusan kali lipat, karena makanan dalam kemasan lebih tahan lama sehingga bisa dijual di seluruh Indonesia," ujar Filsa dalam keterangannya, Sabtu (11/9/2021).



Filsa yang pernah meraih penghargaan sebagai juara pertama wirausaha muda mandiri 2014 dan Marketeers of The Year 2017 ini membagikan tips untuk UMKM kuliner agar produknya tetap bertahan di tengah pandemi. "Tips utamanya adalah lakukan inovasi,” ujarnya

Menurut Filsa, inovasi yang dimaksud tidak harus membutuhkan dana yang besar. Bahkan, bisa dilakukan hanya dengan mengamati apa yang kira-kira dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat sebagai makanan yang menarik untuk dibeli.

"Pelaku UMKM kuliner saat ini harus pintar-pintar menemukan kebutuhan pasar yang sesuai dengan kondisi. Saat ini masyarakat sangat peduli dengan kesehatan, maka pelaku UMKM bisa menciptakan makanan enak sekaligus memiliki kandungan gizi yang baik," jelasnya.

Inovasi lain yang bisa dipertimbangkan adalah membuat makanan dalam kemasan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan desain yang menarik. Filsa yang juga merupakan packaging expert ini menjelaskan, kemasan produk yang menarik merupakan salah satu alat pemasaran.

"Seseorang akan tertarik membeli produk kuliner jika kemasannya menarik, apalagi di era digital di mana pembeli lebih banyak melihat produk melalui e-commerce atau aplikasi ojek online,” ujarnya.

Untuk membantu calon pengusaha atau yang saat ini sudah menjadi pengusaha UMKM kuliner mengembangkan usaha, Filsa menyarankan mereka untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Salah satunya, dengan mengikuti kursus online.

"Memilih kemasan harus dengan pemahaman dan pengalaman, belajar secara online bisa menjadi alternatif bagi para calon pengusaha UMKM kuliner untuk memulainya,” pungkasnya.


SUMBER: https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/826305/bisnis-umkm-kuliner-kemasan-berkembang-di-tengah-pandemi

0 comments:

Post a Comment