Wednesday, April 17, 2024

Pemerintah Siap Fasilitasi Business Matching Apple di Indonesia

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian siap memfasilitasi business matching atau pencocokan bisnis untuk menyesuaikan kebutuhan komponen-komponen yang diperlukan Apple di Indonesia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, pencocokan bisnis lebih cepat untuk dilakukan dibandingkan dengan opsi pembangunan pabrik manufaktur gawai Apple di Indonesia.

"Kemenperin sudah punya daftar komponen-komponen ponsel yang sudah diproduksi di Indonesia yang mungkin bisa kita kawinkan, lewat business matching," kata Menperin Agus Gumiwang saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin, seusai CEO Apple Tim Cook bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Agus menyampaikan, Presiden menginginkan perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat tersebut bisa memperluas bisnisnya di Indonesia. Presiden menginginkan Apple bisa membangun pabrik di Indonesia, selain investasi yang sudah ada dan berjalan sekarang, yakni pengembangan talenta digital melalui Apple Academy.

Pemerintah Indonesia dan pihak Apple pun sudah sepakat pembangunan manufaktur diperlukan agar Indonesia menjadi pemain dari rantai pasok Apple di dunia.

Agus menjelaskan, selain membangun pabrik, pencocokan bisnis dapat dilakukan karena Apple dapat memanfaatkan komponen-komponen, seperti baterai, kabel dan lain-lain yang sudah diproduksi di Indonesia. "Jadi ada dua (opsi) kalau bicara manufaktur, mulai pabrik sendiri atau gunakan yang diproduksi di Indonesia dengan berbagai penyesuaian spesifikasinya," kata Agus.

Sementara itu Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi memaparkan, dari 360 komponen yang dibutuhkan dalam memproduksi produk Apple, hanya dua komponen yang tersedia di Indonesia.

"Jadi 360 komponen itu hanya dua dari Indonesia, dibanding Vietnam (memiliki) 72 (komponen). Pak Presiden juga minta Tim Cook kalau bisa lebih banyak lagi komponen dari Apple ini dibuat di Indonesia," kata Budi Arie.

Di sisi lain, proses agar Indonesia menjadi pemasok produk Apple memerlukan waktu yang tidak sebentar, seperti Vietnam yang menjadi salah satu acuan selama 20 tahun, sedangkan China sudah berjalan 30 tahun.

Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/04/pemerintah-siap-fasilitasi-business.html

Transformasi Teknologi dalam Pendidikan Anak di Era Digital

 

Dalam beberapa dekade terkahir, teknologi membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, atau bermain, teknologi juga memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan anak.  Peran teknologi dalam pendidikan anak tidak bisa diabaikan karena memberikan berbagai manfaat yang sangat berharga. Teknologi telah membawa dampak yang luar biasa dalam kemajuan pendidikan, membuka pintu untuk para pendidik khususnya dalam memberikan pembelajaran yang lebih efektif, menarik, dan inklusif bagi anak-anak. 


Salah satu peran teknologi yang paling kentara adalah kemampuan teknologi untuk dapat meningkatkan aksesibilitas terhadap pendidikan. Melalui internet, anak-anak dapat mengakses berbagai sumber belajar seperti video, artikel, e-book, dan sumber daya pendidikan lainnya yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Hal tersebut sangat memudahkan anak-anak yang tinggal di daerah terpencil atau yang memiliki keterbatasan dalam mengakses pendidikan formal untuk tetap belajar dimanapun dan kapanpun.

Adanya teknologi juga memungkinkan pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Dengan adanya aplikasi dan perangkat lunak pendidikan yang interaktif, anak-anak dapat belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan menantang. Misalnya, belajar matematika melalui permainan komputer yang menyenangkan atau mempelajari sains melalui simulasi yang menarik. 


Di Indonesia sendiri terdapat banyak platform belajar yang dapat membantu anak-anak dalam belajar secara online tentu saja dengan memanfaatkan teknologi di era digital seperti saat ini salah satunya adalah platform Kumon Digital. Anak-anak dapat belajar banyak hal seperti Les matematika online, Kursus bahasa inggris online, dan masih banyak lagi. Selain itu, platform ini juga memfasilitasi anak-anak untuk dapat mengikuti bimbel matematika anak, les bahasa inggris anak. Kumon digital juga telah banyak dipercaya oleh masyarakat karena kumon memiliki KUMON CONNECT yang merupakan cara terbaru belajar Kumon secara digital yang dibuat dengan tujuan untuk dapat menjalin kedekatan antara anak-anak, orang tua, dan Pembimbing Kumon. Tentu saja hal tersebut sangat menarik. Adanya teknologi-tekonologi tersebut memungkinkan terwujudnya pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak. 


Adanya perangkat lunak pembelajaran yang cerdas, guru juga dapat menyesuaikan materi dan metode pembelajaran di kelas yang sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar anak-anak. Hal ini membantu setiap anak untuk belajar secara efektif sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Berikut ini merupakan contoh peranan teknologi dalam pendidikan anak.


1. Aksesibilitas Pendidikan

Salah satu peran utama teknologi dalam pendidikan anak adalah meningkatkan aksesibilitas terhadap pendidikan. Melalui internet, anak-anak dapat mengakses berbagai sumber belajar seperti video, e-book, dan sumber daya pendidikan lainnya yang dapat diakses secara fleksibel. Hal tersebut tentu saja sangat bermanfaat bagi anak-anak yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan.


2. Pembelajaran Interaktif dan Menarik

Teknologi memungkinkan adanya pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Dengan adanya aplikasi dan perangkat lunak pendidikan yang interaktif, anak-anak dapat belajar dengan lebih menyenangkan dan menantang. Misalnya, belajar matematika melalui permainan yang ada di komputer atau mempelajari sains melalui simulasi yang menarik.


3. Pembelajaran yang Disesuaikan

Teknologi juga memungkinkan adanya pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak. Adanya perangkat lunak pembelajaran yang cerdas, seperti AI, AR dan lain-lain. Guru dapat menyesuaikan materi dan metode pembelajaran sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar anak-anak. Hal ini membantu setiap anak untuk dapat belajar secara efektif sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.


4. Pengembangan Keterampilan Digital

Penggunaan teknologi dalam pendidikan juga membantu anak-anak untuk dapat mengembangkan keterampilan digital yang penting dalam era digital ini. Anak-anak belajar serta dibekali ilmu untuk dapat menggunakan berbagai perangkat dan aplikasi teknologi, yang merupakan keterampilan yang sangat berharga di masa depan.

Dampak adanya Teknologi untuk Pendidikan


Meskipun memiliki banyak manfaat, penggunaan teknologi dalam pendidikan anak juga memiliki dampak negatif yang perlu diperhatikan. Misalnya, terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat mengurangi interaksi sosial anak-anak dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan penglihatan dan gangguan tidur. Selain itu, ketergantungan terhadap teknologi secara berlebihan juga dapat menyebabkan anak kehilangan kemampuan untuk belajar secara mandiri atau berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitar. Penggunaan teknologi yang tidak terkendali dalam kelas juga dapat mengganggu proses pembelajaran. Misalnya, mengizinkan menggunakan ponsel selama pembelajaran juga dapat mengalihkan fokus perhatian anak pada saat pembelajaran.


Secara keseluruhan, teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan anak. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif, menyenangkan, dan inklusif bagi anak-anak di era digital ini. Namun, penggunaan teknologi juga perlu diimbangi dengan pengawasan dan pendampingan yang tepat agar anak-anak dapat menggunakan teknologi secara positif dan produktif. Orang tua dan guru perlu mengawasi penggunaan teknologi oleh anak-anak agar tidak disalahgunakan atau digunakan untuk hal-hal yang negatif yang kurang bermanfaat. Selain itu, adanya teknologi juga tidak dapat menggantikan peran guru yang masih sangat penting dalam mendidik dan membimbing anak-anak. Oleh karena itu, secanggih, sepintar apapun teknologi khususnya dalam bidang pendidikan, peran guru tetap akan selalu dibutuhkan.

Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/04/transformasi-teknologi-dalam-pendidikan.html

Generasi Z di Persimpangan: Mengurai Tantangan Digitalisasi, Dinamika Sosial dan Dampaknya pada Ekonomi UMKM

 

Lamongan, Generasi Z, yang merupakan pewaris era digital, berdiri di persimpangan yang menentukan bagi masa depan sosial dan ekonomi. Tantangan digitalisasi yang semakin mempercepat perubahan membentang di depan mereka. Dalam konteks ini, perlu untuk menguraikan bagaimana generasi ini menavigasi dinamika sosial yang berubah dengan cepat dan dampaknya terhadap ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Generasi Z, yang sering disebut sebagai “digital natives”, lahir dan tumbuh dalam era di mana teknologi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mereka dibesarkan dengan smartphone di tangan dan internet sebagai sumber pengetahuan utama mereka. Ini menciptakan kedekatan yang alami dengan teknologi digital yang tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya.

Namun, ironisnya, kecanggihan teknologi ini juga membawa tantangan tersendiri bagi Generasi Z. Akses tak terbatas ke informasi dan interaksi online memperkenalkan mereka pada dunia yang penuh dengan informasi yang kadang-kadang bertentangan dan konten yang tidak terverifikasi. Ini menempatkan tanggung jawab tambahan pada generasi ini untuk mengembangkan kemampuan kritis dalam mengevaluasi informasi dan memilah-milah kebenaran dari kabar bohong.

Selain itu, keterlibatan yang intens dalam dunia digital juga dapat mengarah pada masalah kesehatan mental, seperti kecanduan media sosial, gangguan tidur akibat paparan layar yang berlebihan, dan masalah kesehatan mental lainnya. Generasi Z harus belajar untuk mengelola waktu mereka secara bijaksana dan menetapkan batasan yang sehat dalam penggunaan teknologi digital untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan mereka.

Selain itu, cara Generasi Z memahami dan berinteraksi dengan dunia juga telah mengalami perubahan signifikan. Mereka cenderung lebih bergantung pada teknologi untuk memenuhi kebutuhan informasi dan interaksi sosial. Interaksi langsung kadang-kadang diabaikan demi komunikasi online yang lebih nyaman.

Hal ini dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara langsung dan membangun hubungan interpersonal yang kuat di dunia nyata. Sementara Generasi Z memiliki keuntungan dalam hal keterampilan teknologi, mereka juga dihadapkan pada tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal pengelolaan informasi, kesehatan mental, dan kemampuan untuk berinteraksi secara langsung dengan dunia di sekitar mereka.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang konsekuensi positif dan negatif dari kedekatan mereka dengan teknologi digital, Generasi Z dapat belajar untuk menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan produktif untuk membentuk masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan masyarakat secara luas.

Dinamika sosial telah mengalami pergeseran signifikan dengan kedatangan Generasi Z, yang lebih cenderung memilih koneksi digital daripada interaksi langsung. Mereka memanfaatkan platform media sosial untuk mengeksplorasi identitas dan membangun hubungan sosial mereka. Ini memungkinkan mereka untuk terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia dan mengekspos diri mereka pada beragam gagasan, budaya, dan pandangan.

Meskipun keterhubungan global yang dihasilkan oleh media sosial memberikan manfaat yang jelas dalam memperluas wawasan dan memperkuat hubungan, hal ini juga membawa tantangan baru. Salah satunya adalah risiko kecanduan media sosial, di mana pengguna merasa sulit untuk membatasi waktu yang dihabiskan di platform tersebut dan seringkali merasa ketergantungan pada interaksi digital. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, produktivitas, dan hubungan interpersonal.

Selain itu, media sosial juga memperkuat fenomena perbandingan sosial yang konstan. Generasi Z sering terjebak dalam siklus perbandingan yang tidak sehat, di mana mereka secara tidak sadar membandingkan kehidupan mereka dengan highlight reel orang lain yang ditampilkan secara selektif di media sosial.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecemasan, rendah diri, dan ketidakpuasan terhadap kehidupan mereka sendiri. Sementara media sosial membuka pintu untuk keterhubungan global dan ekspresi identitas yang lebih luas, Generasi Z juga dihadapkan pada risiko kecanduan dan tekanan sosial yang dihasilkan oleh penggunaan yang tidak bijaksana dari platform tersebut.

Penting bagi mereka untuk mengembangkan kesadaran diri yang kuat dan keterampilan pengelolaan diri untuk menghindari jebakan ini dan memanfaatkan media sosial secara positif untuk membangun hubungan yang sehat dan memperluas wawasan mereka.

Generasi Z lebih dikenal karena keterampilan teknologi mereka, mereka juga menawarkan potensi besar dalam menggerakkan ekonomi UMKM ke arah yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Sebagai pengusaha muda yang berani, mereka memiliki kecenderungan untuk berpikir di luar kotak dan mengambil risiko yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis mereka.

Di tengah era digital, Generasi Z memiliki keunggulan dalam memahami dan memanfaatkan teknologi terkini, seperti e-commerce, media sosial, dan analitika data, untuk meningkatkan visibilitas dan efisiensi bisnis mereka. Ada beberapa tantangan yang perlu mereka hadapi dalam menjalankan bisnis UMKM.

Salah satunya adalah persaingan yang semakin ketat di pasar digital yang terus berkembang. Dengan barrier to entry yang rendah, semakin banyak pesaing muncul setiap hari, yang menuntut Generasi Z untuk terus berinovasi dan membedakan diri mereka untuk mempertahankan pangsa pasar.

Selain itu, Generasi Z juga perlu menghadapi tantangan dalam memahami pasar yang selalu berubah. Di era di mana tren dan preferensi konsumen dapat berubah dengan cepat, penting bagi pengusaha muda ini untuk tetap fleksibel dan responsif terhadap perubahan pasar.

Mereka perlu mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang perilaku konsumen dan tren industri untuk dapat bersaing secara efektif dan merencanakan strategi bisnis yang tepat.

Dalam menjawab tantangan ini, kolaborasi antargenerasi dan akses kepada mentor yang berpengalaman dapat membantu Generasi Z dalam mengatasi rintangan dan memanfaatkan potensi mereka sepenuhnya. Selain itu, pendidikan dan pelatihan yang fokus pada keterampilan bisnis dan teknologi juga dapat memberikan fondasi yang kuat bagi generasi ini untuk sukses dalam menjalankan bisnis UMKM mereka.

Dengan sikap yang proaktif dan adaptif, Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi UMKM dalam era digital ini. Dengan memanfaatkan kreativitas, keberanian, dan keterampilan teknologi mereka, mereka dapat membuka jalan bagi inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam skala lokal maupun global.

Dalam menghadapi semua tantangan ini, kolaborasi antargenerasi dan dukungan dari pemerintah serta lembaga pendidikan dan bisnis sangat penting. Generasi Z membutuhkan bimbingan untuk mengasah keterampilan mereka dalam memanfaatkan teknologi secara produktif, memahami implikasi sosial dari interaksi digital, dan memperkuat keterampilan bisnis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM.

Akhirnya, Generasi Z perlu mengambil peran aktif dalam membentuk masa depan mereka sendiri. Mereka memiliki kekuatan untuk mengubah paradigma sosial dan ekonomi dengan cara yang positif jika mereka dapat mengatasi tantangan digitalisasi dengan bijaksana dan berkolaborasi secara lintas generasi.

Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/04/generasi-z-di-persimpangan-mengurai.html

KB Bank Dapat Dana Segar US$ 300 Juta dari KDB

 

PT Bank KB Bukopin Tbk atau KB Bank bakal memperoleh fasilitas pinjaman dari Korea Development Bank (KDB) saat memasuki kuartal II 2024. Hal itu mengemuka setelah melakukan penandatanganan fasilitas pinjaman jangka panjang senilai US$ 300 juta.

Robby Mondong, Wakil Direktur Utama KB Bank mengatakan fasilitas pinjaman jangka panjang dari KDB akan memperkuat pendanaan perusahaan sehingga mendukung upaya perseroan dalam melakukan ekspansi kredit, khususnya untuk segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) dan ritel yang menjadi fokus pada tahun 2024.

“Kolaborasi antara KB Bank dengan Korea Development Bank ini turut didukung oleh induk usaha KB Bank melalui jaminan berupa Standby Letter of Credit (SBLC) yang diterbitkan oleh KB Kookmin Bank Co., Ltd,” kata Robby dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu (17/4/2024).

Pada tahun ini, KB Bank terus mendorong pertumbuhan bisnis dengan menjadikan segmen wholesale sebagai anchor serta memperluas ekosistem pada segmen UKM dan ritel. Pada tahun 2023, segmen wholesale tumbuh sebesar hampir 14% dengan pertumbuhan kredit baru pada segmen ini sekitar 18% yang turut didorong pertumbuhan pada Korean Link Business lebih dari dua kali lipat.

Kolaborasi antara KB Bank dan KDB mencerminkan konvergensi visi strategis dan komitmen bersama untuk memperkuat stabilitas keuangan dan pertumbuhan. Perjanjian tersebut tidak hanya memperkuat posisi keuangan KB Bank tetapi juga menegaskan kemitraan yang berkesinambungan antara kedua institusi dalam mendorong kemajuan ekonomi.

Sebagai informasi, KDB merupakan pilar pembangunan ekonomi di Korea Selatan yang beroperasi di bawah pengawasan langsung Pemerintah Korea Selatan. Dengan mandat untuk menjaga solvabilitas institusi, Korea Development Bank telah meraih pengakuan internasional.

Adapun KB Bank sendiri, mayoritas komposisi kepemilikan saham dipegang oleh KB Kookmin Bank sebesar 66,88%. Posisi KB Kookmin Bank yang kuat di Korea Selatan diyakini dapat mendukung pengembangan KB Bank.

Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/04/kb-bank-dapat-dana-segar-us-300-juta.html

Resahkan Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg, Disdagperinkop dan UKM Turun Langsung ke Lapangan

 

BALANGANEWS, KUALA KAPUAS – Adanya informasi terkait dugaan langkanya gas elpiji 3 kilogram (Kg) di wilayah Kabupaten Kapuas, yang dapat meresahkan masyarakat di wilayah Kota Air Kuala Kapuas, Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagperinkop dan UKM) Kabupaten Kapuas langsung turun ke lapangan dengan mendatangi sejumlah agen elpiji di Kabupaten Kapuas.


Hal itu disampaikan oleh Kepala Disdagperinkop dan UKM Kapuas, Apendi melalui Kabid Perdagangan Anita Sumarni saat dikonfirmasi yang menyampaikan bahwa kegiatan dilakukan pihaknya dalam bentuk tindaklanjut dari adanya informasi dari masyarakat terkait kelangkaan gas elpiji. 

“Kegiatan yang kami lakukan untuk memantau langsung dan memastikan ketersediaan gas elpiji 3 Kg, dimana informasi dari masyarakat terkait langkanya dan harga elpiji tersebut yang melonjak,” ucapnya Rabu (17/4/2024). 

Dirinya menyebutkan bahwa dalam penyaluran gas elpiji 3 Kg tetap dilaksanakan seperti biasa. Hanya saja sempat ada libur lebaran dua hari di tanggal 10 – 11 April 2024, yaitu bertepatan pada hari raya Idul Fitri 1445 H beberapa hari yang lalu.

Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/04/resahkan-kelangkaan-gas-elpiji-3-kg.html

Pelaku UMKM Bingung Kembangkan Usaha? DPMPTSP Sragen Buka Pelatihan, Gratis!

 

Solopos.com, SRAGEN – Ada kabar baik bagi Anda para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Sragen yang mau scale up atau mengembangkan usaha, tapi masih bingung caranya. Anda bisa mengikuti bimbingan teknis/pelatihan 2024 yang digelar Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sragen. Pendaftarannya sudah dibuka.

Informasi ini disampaikan melalui laman DPMPTSP Sragen. Pelatihan ini merupakan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi penetapan pemberian fasilitas atau insentif daerah berupa pelatihan bagi para pelaku usaha, baik pelaku usaha mikro, kecil, maupun menengah (UMKM).

Pelatihan akan dilaksanakan lima kali yang dimulai Mei hingga Agustus 2024. Peserta tidak akan dipungut biaya apa pun karena seluruh biaya yang dikeluarkan berasal dari APBD Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2024.

Anda juga akan mendapatkan fasilitas berupa seminar kit, materi, snack, makan siang, serta uang saku. Materi yang diberikan seputar perizinan usaha, digital marketing, dan hal lain seputar kebutuhan UMKM.

Materi seputar perizinan usaha akan disampaikan secara langsung oleh DPMPTSP, sedangkan materi lainnya oleh narasumber dari luar.

Bagi Anda yang menginginkan permintaan terkait materi atau jenis pelatihan yang diinginkan, Anda dapat menuliskannya pada saat mengisi formulir pendaftaran.

Pendaftaran dapat dilakukan di sini dan akan dibuka hingga kuota terpenuhi atau sebelum Mei 2024. Setelah melakukan pendaftaran, peserta akan dihubungi oleh DPMPTSP mengenai waktu dan tempat pelaksanaan melalui personal chat dengan undangan resmi pada saat kuota sudah terpenuhi.

Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/04/pelaku-umkm-bingung-kembangkan-usaha.html


Skema Kemitraan Banyak Salah Kaprah, KPPU Targetkan Satu Juta Penyuluh untuk Mendidik Pelaku UMKM

 

SURABAYA – Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui skema kemitraan mendapat perhatian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).  Instansi tersebut melihat amanah yang diberikan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

Anggota KPPU RI Rhido Jusmadi mengatakan, pihaknya sedang menggandeng berbagai lembaga pendidikan tinggi serta organisasi masyarakat untuk melahirkan tenaga penyuluh kemitraan UMKM. KPPU menargetkan setidaknya satu juta penyuluh kemitraan dalam lima tahun ke depan.

“Kami menilai pentingnya kesadaran mengenai kemitraan yang sehat antara UMKM dan perusahaan besar di tanah air. Sebab, kami merasa masih banyak skema kemitraan yang tak adil atau bahkan salah tempat,’’ ungkapnya di Surabaya, Selasa (16/4).

Dia menjelaskan, kemitraan UMKM sendiri dirancang agar nantinya nilai manfaat dari industri atau perusahaan besar bisa dirasakan secara domestik. Sehingga, korporasi diwajibkan menggandeng mitra UMKM dalam melakukan operasional di Indonesia.

Tapi, KPPU merasa banyak praktik kemitraan yang tak adil. Contoh kasus yang ditemukan adalah skema inti plasma yang dilakukan oleh industri kelapa sawit terhadap petani lokal.

Ridho mengatakan bahwa banyak kontrak di mana petani lokal lebih banyak menanggung risiko atau syarat yang sangat berat. “Soal pembayaran hasil panen yang tidak langsung. Sehingga, UMKM bakal kesulitan modal ketika barang atau jasa mereka tak dibayar tepat waktu,” bebernya.

Maka, tenaga penyuluh sangat diperlukan untuk mendidik UMKM yang ingin atau sedang bermitra dengan perusahaan. Sehingga, mereka bisa paham tentang prosedur dan skema yang ada. Mereka juga bisa mengadu jika merasa ada kemitraan yang tidak adil.

Ridho mengatakan, saat ini kebanyakan permasalahan terlihat di sektor perkebunan atau perunggasan. Sebab, volume besar dengan prosedur yang rumit. “Di Jatim masih belum kasus yang muncul. Namun, Jatim harusnya juga menjadi perhatian karena populasi UMKM di Jatim juga tinggi,” ujarnya.

Kepala Kanwil IV KPPU Dendy Sutrisno menambahkan, kemitraan UMKM di tanah air memang masih bias. Banyak perusahaan besar melabeli mitra pada hal-hal yang salah. Misalnya, penyuplai UMKM yang disebut mitra padahal hanya beli putus.

Banyak juga yang menggandeng “mitra” UMKM yang tidak berkaitan dengan core business. Misalnya, perusahaan manufaktur bahan konstruksi yang menggandeng UMKM pengrajin kripik tempe. “Misalnya, pabrik semen ya seharusnya mitranya adalah UMKM penyedia suku cadang atau jasa terkait bisnis utama. Kalau tidak berkaitan itu namanya CSR,” tuturnya.

Menurutnya, kemitraan UMKM semangatnya adalah mengembangkan usaha kecil untuk menjadi naik kelas. Serta, mengembangkan mata rantai lokal untuk semua sektor usaha. “Sehingga, manfaat yang diperoleh dari proses industri dan bisnis bisa benar-benar terjadi,” katanya. (bil/JPG/rom)

Sumber: https://www.startsmeup.id/2024/04/skema-kemitraan-banyak-salah-kaprah.html